Bab 35
Liam langsung berkata dengan kagum,
"Tiara, kamu memang keturunannya dokter genius dari Keluarga Wijaya.
Kemampuan medismu benar-benar membuatku kagum!"
Mendengar pujian itu, Tiara juga tak
kuasa menyembunyikan rasa bangganya. Dia melirik Nathan.
"Bagaimana, Nathan? Metode
detoksifikasi dan obat yang kugunakan barusan bukanlah level yang bisa kamu
capai, 'kan?"
"Haha. Bisa dikatakan, kamu
sudah menyaksikan seluruh proses detoksifikasi. Kamu bisa mencatatnya dan
mempelajarinya nanti. Aku yakin kelak pasti akan membantu meningkatkan
keterampilan medismu!"
Nada bicara Tiara seakan-akan sedang
mengajari anak buahnya bekerja.
Nathan hanya menggelengkan kepalanya
dan tersenyum tanpa mengatakan apa pun.
Tiara mengangkat alisnya.
"Sepertinya kamu nggak begitu puas?"
Nathan berkata, "Tentu saja aku
puas. Bagaimanapun, teknik pengobatanmu begitu cepat. Sayangnya, efeknya sama
sekali nggak berguna. Keterampilan medis seperti itu jarang ditemukan. Mana
mungkin aku berani nggak puas
Wajah Tiara tiba-tiba berubah dingin.
"Nathan, kamu sedang meremehkan keterampilan medisku?"
Dia berasal dari keluarga medis.
Selain itu, dia juga punya seorang kakek yang dijuluki sebagai dokter genius.
Itu sebabnya, dia sangat percaya diri dengan keterampilan medisnya dan tidak
menoleransi provokasi atau penghinaan apa pun.
Nathan berkata dengan nada cuek,
"Mana mungkin aku berani meremehkan keterampilan medis kepala rumah sakit.
Aku hanya agak bingung. Bu Tiara, kamu membantu Clarisa melakukan
detoksifikasi, tapi kenapa terlihat seperti nggak melakukan pengobatan apa
pun?"
Tiara sangat marah. "Apa kamu
hanya tahu mengatakan hal-hal buruk tentang orang lain? Apa kamu nggak melihat
Clarisa sudah baik-baik sekarang?"
Liam menggelengkan kepalanya dan
mendengus dingin. "Gigolo yang kamu cari ini benar-benar parah!"
"Clarisa sudah baik-baik
sekarang, tetapi dia masih berani bilang racunnya belum disembuhkan. Aku rasa
otaknya pasti sudah bermasalah."
Regina melirik Nathan. Dia tidak
mengerti mengapa pria itu mengatakan bahwa racun Clarisa masih belum
disembuhkan.
Setelah berpikir sejenak, dia
bertanya, "Dokter Nathan, menurutmu, apa masih ada sisa racun di dalam
tubuh Clarisa?"
Nathan menggelengkan kepalanya dan
berkata, "Bukan masih ada sisa racun, tapi dari awal hingga akhir,
racunnya masih belum hilang!"
Tiara berkata dengan nada sinis,
"Nathan, akhirnya aku menemukan jawabannya. Kamu bukan hanya nggak kompeten,
kamu juga pria rendahan yang mencoba menarik perhatian."
"Tiara, kamu terlalu memandang
tinggi kemampuanmu sendiri. Kamu meremehkanku," ucap Nathan dengan dingin.
"Kalau begitu, aku akan tanya.
Kamu bilang kamu sudah mendetoksifikasi racun dalam tubuh Clarisa, jadi ke mana
racun yang dikeluarkan?"
Tiara mendengus dingin. "Apa
kamu nggak melihat aku menggunakan penawar racun? Setelah penawar racun
menetralkan dan melenyapkan racun, mana mungkin masih ada racun yang perlu
dikeluarkan?"
"Pengawal, cepat usir orang
bodoh ini dari Grup Suteja. Dia bukan hanya nggak punya keterampilan sama
sekali, tapi dia masih berani omong kosong di sini. Menyebalkan sekali,"
seru Liam dengan tegas.
Regina meliriknya dan berkata,
"Coba saja kalau kamu berani menyentuh Dokter Nathan."
"Aku tahu kamu sudah
tergila-gila dengannya dan ingin melindunginya. Baiklah, aku akan lihat
bagaimana dia mengatasi situasi ini?" ucap Liam sambil mencibir.
Nathan melirik Tiara dan berkata
dengan datar, " Penawar yang kamu gunakan bersifat universal dan hanya
efektif melawan racun biasa."
"Tapi pernahkah kamu berpikir
kalau orang yang meracuni Nona Regina bukanlah orang biasa?"
"Baiklah, kita nggak perlu bahas
masalah ini. Karena selain dadamu yang besar, otakmu sungguh nggak seencer
itu!"
Tanpa peduli dengan ekspresi Tiara
yang berubah muram, Nathan pun melanjutkan. "Sekarang, biarlah aku katakan
yang sesungguhnya. Penawar racun yang kamu gunakan untuk mendetoksifikasi racun
dalam tubuh sekretarisnya Nona Regina sama sekali nggak efektif."
"Satu-satunya efeknya hanya
untuk menghentikan sementara aliran racun dalam tubuhnya."
Tiara tampak marah. "Baiklah,
kata-katamu cukup masuk akal. Kalau begitu, aku ingin tanya pada Dokter Nathan,
mengapa kondisi Clarisa sekarang baik-baik saja dan masih bisa bergerak?"
Nathan tersenyum dan berkata,
"Kamu yakin dia baik-baik saja?"
Begitu kata-kata itu dilontarkan!
Clarisa yang siuman belum lama itu,
wajahnya tiba-tiba memucat. Dia menutupi wajahnya dan langsung terjatuh ke
bawah.
Sekarang, bahkan orang biasa seperti
Liam pun bisa melihat bahwa itu tanda-tanda keracunan serius.
Tiara panik dan sulit menerima
kenyataan itu. " Bagaimana ... bisa seperti ini?"
No comments: