Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 22

 

Bab 22

 

"Minggir!"

 

Di saat-saat terakhir, terdengar nada suara yang dingin.

 

Begitu pria botak menarik tangannya, dia mendadak merasakan kekuatan kuat dari punggung belakangnya.

 

Tanpa sempat mengeluarkan suara sedikit pun, dia langsung ditendang hingga tubuhnya terpental jauh. Tidak ada yang tahu dia masih hidup atau mati.

 

Emilia termenung melihat kemunculan orang di belakang pria botak itu.

 

Nathan yang sekarang ini memiliki sorot mata yang dingin, seolah-olah dia ingin membunuh seseorang.

 

Emilia bertanya dengan gagap, "Ba... bagaimana kamu bisa kembali?"

 

Dia mengira Nathan sudah pergi.

 

Barusan dia sangat kecewa karena mengira Nathan sangat pengecut. Bahkan, pria itu lebih parah dibandingkan Daniel.

 

Sembari menatap dingin gadis bodoh itu, Nathan pun berkata dengan nada tidak senang, "Kalau aku nggak kembali, kamu ingin aku melihatmu dibawa pergi dan ditindas oleh mereka?"

 

Emilia tertegun sejenak. Dia merasa Nathan terlalu memaksakan dirinya. "Nathan, aku tahu aku salah paham padamu lagi, tapi kamu...."

 

Sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, pria botak yang barusan ditendang itu langsung memerintahkan dengan kejam, "Cepat singkirkan bajingan ini. Bunuh dia langsung."

 

Belasan pria berpakaian hitam segera mengepung Nathan. Bahkan, beberapa di antara mereka telah mengeluarkan senjata.

 

Daniel diam-diam tersenyum sinis. "Dasar bodoh. Benar -benar nggak tahu diri. Beraninya menyentuh orang-orangnya Kak Arjun, dia pasti akan mati."

 

Dia tidak senang karena Nathan tiba-tiba muncul dan berpura-pura jadi pahlawan.

 

Lantaran hal itu juga membuktikan bahwa dirinya hanya seorang pengecut yang takut mati.

 

Emilia berteriak, "Nathan, cepat lari."

 

Namun detik berikutnya, dia tercengang.

 

Tamara dan Daniel juga tak kalah kaget.

 

Para tamu yang menyaksikan adegan itu juga terkejut.

 

Nathan yang memasang ekspresi dingin itu tampak mengeluarkan tinjunya, lalu menangkis, menebas, menerjang, dan menendang.....

 

Gedebuk, gedebak!

 

Hanya dalam hitungan detik, belasan pria itu penuh luka dan tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan. Mereka tidak mampu bangkit lagi.

 

"Ba... bagaimana dia bisa bertarung dengan begitu hebat? Apa yang barusan dia keluarkan itu seni bela diri?"

 

Ken tampak bergidik. Saat ini, dia tidak lagi takut pada pria botak dan rekan-rekannya.

 

Yang dia takuti adalah Nathan.

 

Teringat akan bagaimana dia mengancam Nathan dengan parang sebelumnya, keringat dingin seketika membasahi punggungnya.

 

Bukankah itu sama dengan cari mati sendiri? Bodoh sekali!

 

Daniel juga terkejut. "Pecundang ini punya keterampilan yang hebat!"

 

Emilia termenung menatap pria di depannya dengan sepasang matanya yang indah. Nathan tampak begitu memesona.

 

Bisa-bisanya dokter kecil seperti itu bertarung?

 

Pria botak itu tampak garang. Dia mengeluarkan belati dari pinggangnya dan bersiap menusuk Nathan dari belakang sambil berteriak, "Matilah!"

 

Tatapan Nathan berubah dingin. Dia meraih pergelangan tangannya dan menariknya dengan keras.

 

Terdengar suara 'krek'. Pergelangan tangan pria botak itu patah dan tulangnya juga ikut hancur.

 

Rasa nyeri luar biasa itu menusuk hingga ke tulang-tulangnya. Seketika membuatnya berlutut sambil menjerit kesakitan. "Argh.... Aku peringatkan, kamu dalam masalah besar."

 

"Kami anak buahnya Kak Arjun. Kalau kamu berani menyentuhku, Kak Arjun pasti akan mengulitimu!"

 

Wajah Nathan tampak cuek. "Maaf, Kak Ariun itu siapa? Aku belum pernah mendengar namanya."

 

Dia kembali mengerahkan tenaga di tangannya. Pria botak itu menjerit lagi, lalu mengumpat dan mengancam.

 

Wajah Emilia sedikit berubah. Dia maju dan berkata, " Nathan, lepaskan dia. Jangan menyakiti orang lagi."

 

Daniel menutupi hidungnya yang berdarah dan berkata dengan kesal, "Bagus. Nathan, kamu dalam masalah besar sekarang. Arjun terkenal dengan sepak terjangnya yang kejam. Sekalipun nggak mati, kamu juga akan lumpuh."

 

Tamara sangat ketakutan hingga gemetar. Dia pun memaki Nathan. "Ini semua gara-gara kamu. Dasar pembawa sial. Kamu telah mencelakai seluruh keluarga kami. Kenapa kamu nggak melepaskan mereka dan minta maaf?"

 

Pria botak itu berteriak, "Aku mau membunuhnya. Kalau nggak, jangan harap masalah ini akan berakhir.'

 

Gedebuk! Nathan mengangkat tangannya dan menampar kepala pria botak itu. Seketika, pria botak itu merasakan pusing luar biasa, kemudian terjatuh ke tanah tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi.

 

Setelah itu, Nathan berkata dengan nada datar, "Berisik sekali!"

 

Tanpa sadar, Daniel dan para tamu di sekitar langsung menelan ludah mereka.

 

Arogan! Pemuda ini terlalu arogan!

 

Arjun dari Gluton terkenal karena kekejamannya.

 

Di antara empat penguasa bawah tanah Beluno, Arjun termasuk paling muda.

 

Namun, sepak terjangnya terkenal paling kejam. Jika tidak, mustahil akan mencapai posisi di mana semua orang takut padanya.

 

Hanya saja, pria ini begitu ceroboh. Apa dia benar-benar tidak takut mati?

 

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 22 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 22 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.