Bab 208
Emilia menatap Edward, lalu tersenyum
sinis. "
Bukankah kamu barusan bilang Nathan
akan dibunuh oleh Julian? Kenapa sekarang kelihatannya nggak seperti itu?"
Edward membuka mulutnya, tetapi tidak
tahu harus bagaimana menjelaskannya.
Bahkan, dia sendiri pun tidak
menyangka CEO Grup Valentino, Roland, akan begitu sopan pada Nathan.
Liam berkata dengan nada meremehkan,
"Gigolo itu pasti mengandalkan koneksi Bima untuk mendapatkan sambutan
hangat dari Tuan Roland."
Edward memanfaatkan kesempatan itu
dan berkata, " Benar, Tuan Roland dan Tuan Bima adalah sahabat karib.
Nathan hanya mengandalkan koneksi Tuan Bima untuk menyelamatkan nyawanya."
Julian mendengus dingin. "Bima
adalah orang paling kaya di Beluno. Dia memang tokoh besar."
"Tapi aku nggak mungkin
melepaskan Nathan begitu saja. Sialan! Masalah ini masih belum berakhir!"
Liam dan Edward saling berpandangan.
Keduanya bisa melihat tatapan menyeramkan dan dingin yang terpancar dari mata
mereka masing-masing.
Kebetulan, Julian, pria yang gegabah
itu, bergabung dalam kubu mereka.
Nathan pasti akan celaka kali ini!
Tempat acara lelang di Grup Valentino
tidak terlalu besar.
Namun, dekorasinya sangat berkelas
dan indah.
Apalagi, ruang VIP nomor satu
merupakan tempat paling bergengsi.
Umumnya, hanya kepala keluarga
bangsawan dan orang-orang kaya di Beluno yang berhak duduk di dalam ruangan
itu.
Saat ini, Nathan dan dua lainnya
berjalan santai di bawah ratusan tatapan mata cemburu.
"Menyaksikan acara lelang dari
posisi ini benar-benar memberikan kesan yang berbeda!" puji Tiara yang
tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Regina mengamati sekelilingnya. Dia
juga merasa puas. " Benar. Bisa dikatakan, ruangannya luar biasa dan
megah.
Nathan tidak peduli dengan hal-hal
itu. Setelah duduk di sofa, dia hanya menunggu kemunculan Teratai Sanoya dengan
tenang.
Regina mengalihkan pandangannya dan
bertanya sambil tersenyum, "Dokter Nathan, aku ingin menanyakan sesuatu
padamu. Apa kamu dekat sama Tuan Roland?"
Nathan menggelengkan kepalanya dan
berkata, "Nggak juga. Aku hanya pernah membeli perhiasan darinya."
"Raja Berlian yang harganya 100
miliar itu?" tanya Tiara.
Nathan menjawab, "Ya."
Tiara sangat terkejut:
"Jangankan harga Raja Berlian tinggi, orang biasa juga nggak mungkin bisa
mendapatkannya dari Tuan Roland. Bisa dikatakan, meski ada uang, barang itu
juga nggak bisa diperoleh begitu saja."
"Nathan, bagaimana kamu
meyakinkan Tuan Roland agar menjualnya padamu waktu itu?”
"Aku memberikan alasan yang
sulit untuk ditolaknya," jawab Nathan.
Dua gadis itu tampak penasaran.
"Alasan apa?"
Nathan berkata dengan santai,
"Tuannya Roland adalah pemimpin Sekte Naga Hitam. Dia pernah diobati
olehku dan berutang budi padaku."
"Setelah aku memberitahunya, dia
langsung menelepon Roland dan memarahinya. Setelah itu, barulah Roland
memberikan Raja Berlian padaku."
Dua gadis itu tertegun.
Keterampilan medis Nathan benar-benar
tidak terduga.
Bahkan, orang penting seperti
pemimpin Sekte Naga Hitam pun membutuhkan bantuannya.
Namun, yang mereka tidak ketahui
adalah pemimpin Sekte Naga Hitam itu bukan hanya mencari Nathan untuk mengobati
penyakit.
Saat bertemu dengan Nathan, masih
harus tunduk dan membungkuk dengan hormat. Bahkan, harus memanggilnya dengan
sebutan 'Tuan Nathan'.
Di saat ini, satu per satu selebriti
dari Beluno yang datang untuk berpartisipasi dalam acara lelang juga telah
tiba.
Begitu wanita cantik berpakaian
tradisional muncul di atas panggung sebagai pembawa acara, pelelangan pun resmi
dimulai.
Barang-barang yang lebih dulu
ditawarkan tidak ada yang istimewa. Semuanya hanya barang antik, kaligrafi, dan
lukisan. Nathan tidak terlalu tertarik.
Regina dan Tiara menghadiri acara
tersebut murni untuk bersosialisasi.
Jika melihat barang yang mereka sukai,
kedua gadis itu akan ikut menawar. Namun, mereka kebanyakan hanya duduk di
sebelah Nathan dan menikmati keseruan acara lelang.
"Dokter Nathan, sepertinya ada
barang bagus yang ingin kamu tawar dalam acara lelang ini, 'kan?”
No comments: