Bab 49
Memang benar. Dari penampilannya,
anggur yang dibawa Nathan kelihatannya tidak begitu bagus.
Anggur yang bagus membutuhkan kemasan
yang baik, tetapi anggur yang dia bawa itu bahkan dikemas dalam kendi tanah
liat. Sudah pasti orang-orang kurang tertarik melihatnya.
Tamara langsung memarahinya.
"Nathan, dasar bodoh. Asal kamu tahu saja, bisa membiarkanmu datang makan
malam di sini juga termasuk aku sudah memberimu muka."
"Tapi mengingat status Tuan
Besar kami yang mulia, beliau nggak akan minum anggur pemberianmu. Sebaiknya
kamu enyah dari sini secepatnya. Jangan mempermalukan Keluarga Sebastian
kami."
Nathan masih tenang. "Aku
katakan sekali lagi, anggur ini merupakan anggur yang sangat berharga. Aku
sudah memberikan pada Kakek sebelumnya. Apalagi, anggur ini punya khasiat yang
sangat baik untuk kesehatannya."
Ken mendengus dingin, lalu
menyeringai. "Anggur yang sangat berharga? Nathan, karnu memang jago
membual."
"Sepertinya pemahamanmu tentang
anggur masih kurang. Kalau begitu, biarlah aku tunjukkan padamu apa itu anggur
berharga yang sesungguhnya. Kak Edward, silakan keluarkan anggur yang kamu bawa
dan biarkan semua orang melihatnya!"
Edward berpura-pura tersenyum canggung
dan berkata, "Lupakan saja. Aku lihat Kakek sangat menyukai anggur
pemberian Nathan."
"Aku nggak perlu mengeluarkan
anggur milikku dan mempermalukan diriku sendiri di sini lagi, deh!"
Tamara tersenyum. "Menantuku,
kamu terlalu bijaksana dan juga terlalu merendah."
"Pecundang itu bahkan nggak bisa
dibandingkan denganmu!"
Salah satu anggota Keluarga Sebastian
juga ikut menimpali. "Anggur yang dibawa Edward mana mungkin bisa bikin
malu. Aku pernah melihatnya sebelumnya. Semuanya anggur berkualitas tinggi."
Saat ini, Ken sudah meletakkan
beberapa botol anggur ke atas meja.
Dia menunjuk satu per satu botol
anggur dan berkata kepada kakeknya yang duduk di kursi utama, "Kakek,
biarlah aku perkenalkan anggur berkualitas yang dibawakan oleh Kak
Edward."
"Mulai dari Moutai, Genora,
Lafite, XO, dan lainnya. Nggak ada satu pun anggur ini yang bisa dibandingkan
anggur murahan itu yang dibawa pecundang itu."
Tamara berpura-pura memahami semua
anggur itu. " Wah, semuanya anggur berkualitas. Menantuku, Lafite yang
kamu bawa ini pasti Lafite paling klasik dari tahun 1982, 'kan?"
Emila merasa malu dan berkata,
"Kalau Ibu nggak paham, jangan sembarangan bicara. Di mana bisa menemukan
Lafite tahun 1982 lagi sekarang? Jangan asal percaya dengan apa yang ditulis
dalam internet."
Tamara tidak terima dan masih
berkata, "Kenapa nggak ada Lafite tahun 1982? Bukankah dalam kebanyakan
novel biasanya selalu dikatakan keluarga kaya dan tuan muda minum Lafite tahun
1982?"
Tuan Besar Arga angkat bicara saat
ini. "Anggur Edward bagus, tapi aku sudah tua dan nggak suka minum anggur
seperti itu lagi. Aku rasa anggur pemberian Nathan cocok untukku."
Tamara tidak menyerah dan terus
berkata, "Ayah, kenapa kamu tega begini? Edward menyiapkan anggur ini
untukmu dengan sepenuh hati. Masa cucu menantumu nggak bisa dibandingkan dengan
orang luar?
11
Edward juga membuka mulut.
"Bibi, nggak apa-apa. Kakek boleh minum apa pun yang dia suka."
"Dilihat dari selera Kakek,
sepertinya Kakek menyukai minuman lokal. Kebetulan, keluargaku punya beberapa
kilang anggur. Aku akan mengirimkan beberapa lagi untuk Kakek besok."
Tamara tersenyum dan berkata dengan
penuh bangga, " Ayah, kamu dengar itu? Keluarga Edward punya beberapa
kilang anggur."
"Karena Ayah suka minum anggur
lokal ini, dia bahkan berusaha ingin membuatmu senang."
Semua anggota Keluarga Sebastian lainnya
mengangguk diam-diam. Mereka beranggapan bahwa menantu laki-laki mereka,
Edward, adalah orang yang murah hati. Tak heran dia adalah tuan muda dari
keluarga bangsawan.
Sebaliknya, Nathan begitu picik dan
tidak bisa dibandingkan dengan Edward sama sekali.
No comments: