Bab 29
"Tuan Edward telah menyelamatkan
nyawamu, bukankah seharusnya kamu berterima kasih padanya?"
"Aku tahu. Bocah ini mungkin
nggak senang. Apalagi, melihat Tuan Edward mendapat begitu banyak perhatian,
dia cemburu dan iri!"
Seketika, orang-orang di sekitar
memandang Nathan dengan jijik.
Bahkan, ada beberapa yang ingin
memamerkan kehebatan di depan Edward dengan menyingkirkan Nathan.
Emilia mengerutkan kening dan
berkata, "Berkat Edward, masalah kita dengan Kak Arjun juga terselesaikan.
Nathan, apa pun yang terjadi, Edward telah membantu kita. Apa begitu sulit
bagimu mengucapkan terima kasih?"
Tanpa menunggu Nathan berbicara,
Edward telah melambaikan tangannya, seakan-akan tampak khawatir.
"Emilia, kenapa memaksanya? Kamu
juga tahu, berbuat kebaikan dengan harapan mendapatkan imbalan bukanlah
gayaku!"
Dia menatap Nathan dan berkata sambil
tersenyum, " Saudara Nathan, 'kan? Aku pernah dengar Emilia menyebutmu
sebelumnya. Kamulah yang menjaga Emilia selama tiga tahun terakhir ini, jadi
aku masih harus mengucapkan terima kasih kepadamu!"
"Kedermawanan Tuan Edward
benar-benar nggak bisa dibandingkan dengan gigolo satu ini. Tuan Edward terlalu
berpikiran terbuka!"
"Untunglah, Nona Emilia
mencampakkan bocah itu. Dia kelihatannya picik sekali. Melihat wajahnya saja
sudah membuatku marah!"
"Jangan bicara lagi. Pecundang
ini mungkin berkecil hati sekarang. Tapi siapa suruh dia nggak bisa
dibandingkan dengan Tuan Edward! Hahaha!"
Edward yang berinisiatif
mengungkapkan rasa terima kasihnya, sontak mengundang kekaguman dari semua
orang.
Sebaliknya, semua orang menganggap
Nathan sebagai bahan lelucon.
Tiara menggelengkan kepalanya. Dia
merasa sikap Nathan hari ini benar-benar telah mencapai tahap yang sangat
memalukan.
Di hadapan Edward, dia sama sekali
tidak bisa dibandingkan.
Emilia berkata dengan dingin,
"Kamu merasa sulit mengucapkan terima kasih, tapi Edward bisa
mengatakannya dengan mudah."
"Nathan, aku ingat kamu nggak
seperti ini sebelumnya. Kenapa kamu berubah menjadi seperti ini sekarang?
Sudahlah, terserah kamu!"
Emilia merasa penampilan Nathan
benar-benar mengecewakan. Dia sama sekali tidak bertingkah seperti seorang
pria!
Hal ini membuat Emilia bertambah
yakin bahwa Edward-lah pasangan yang tepat untuknya. Jadi, dia pun berkata
kepada Edward, "Ayo kita pergi. Akú nggak ingin berlama -lama di sini
lagi!"
Edward menunjukkan senyum menawan.
"Emilia, ke mana pun kamu ingin pergi, aku pasti akan menemanimu. Kamu
tahu, aku akan menuruti apa pun yang kamu katakan."
Emilia berkata dengan dingin,
"Asalkan keluar dari tempat nggak nyaman ini, aku bersedia pergi ke mana
pun."
Dari pernyataan ini, semua orang bisa
mengetahui maknanya.
Edward tersenyum pada Tiara dan
berkata dengan sopan, "Kalau begitu, Saudara Nathan, Tiara, kalian
mengobrollah. Aku pergi dulu!"
Tiara segera berdiri. "Tuan
Edward, pergilah. Jangan khawatirkan aku. Oh ya, terima kasih sudah membantuku
tadi."
Edward tersenyum bangga. "Hanya
masalah kecil. Tiara, aku ingat tradisi Keluarga Wijaya sangatlah ketat."
"Kalau kamu berada di wilayahku,
aku masih bisa menjamin keselamatanmu. Tapi kalau kamu pergi ke tempat lain,
aku mungkin nggak akan bisa melindungimu tepat waktu! Kelak ada baiknya kamu
cari orang yang bisa kainu andalkan!"
Tiara melirik sekilas Nathan. Inilah
perbedaan mencolok di antara kedua pria itu. "Terima kasih sudah perhatian
padaku, Tuan Edward. Kelak, aku pasti akan lebih berhati -hati!"
Saat ini, Nathan tertawa. "Dari
apa yang dikatakan Tuan Edward, sepertinya kamu meremehkanku?"
Wajah Tiara berubah. Dia langsung
berteriak, "Nathan, jangan bicara lagi. Sekalipun kamu nggak bicara, nggak
ada yang menganggapku bisu."
"Haha. Pecundang itu sudah
panik!"
"Mana mungkin Tuan Edward
meremehkannya? Itu namanya dia mengabaikannya!"
Semua orang meremehkan Nathan. Mereka
mengira Nathan sudah panik.
No comments: