Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 142

Bab 142

 

Waldi berkata dengan ekspresi dingin, "Master Satya, jujur saja, orang yang menargetkan titik fatal putraku adalah bocah bernama Nathan."

 

Master Satya mengerutkan kening dan berkata, "Seorang bocah? Mustahil."

 

"Mana mungkin bocah yang masih muda bisa mempraktikkan teknik penekanan titik akupunktur dan penyegelan meridian hingga bisa membuat kondisi putramu separah ini?"

 

Waldi berkata dengan getir, "Master mungkin nggak percaya dengan apa yang aku katakan. Titik fatal putraku memang ditekan oleh bocah bernama Nathan itu."

 

"Bocah itu bukan hanya menekan titik fatal putraku, tapi dia juga melumpuhkan salah satu anak buah terampilku. Aku pasti nggak akan melepaskannya begitu saja."

 

Saat ini, Liam menyela dan bertanya, "Tuan Waldi, apa Nathan yang kamu bicarakan ini dokter muda dari Rumah Sakit Perdana?"

 

Waldi agak terkejut. "Benar! Kenapa? Tuan Liam juga mengenalnya?"

 

Wajah Liam berubah gelap. Dia pun berkata dengan nada datar, "Aku tahu. Mana mungkin aku nggak tahu? Saat ini, putri kesayangan Keluarga Suteja, adik sepupuku, Regina, sudah terpikat padanya."

 

Dia berbalik dan berkata kepada Master Satya yang mengenakan jubah hitam, "Satya, dialah bocah bernama Nathan yang terakhir kali aku ceritakan padamu itu, yang mana bisa menetralisasi racun yang kamu berikan padaku."

 

Master Satya berseru kaget. "Ternyata dia orangnya. Dia bukan hanya bisa menetralisasi racunku, tapi dia juga menguasai teknik penekanan akupunktur dan penyegelan meridian yang mendalam. Dia pasti seorang master."

 

"Tapi selama ini aku belum pernah mendengar orang seperti itu di Beluno."

 

Liam berkata dengan nada menghina, "Master apaan! Dia hanya orang nggak berguna yang hanya suka mengandalkan wanita."

 

"Mungkin dia punya keterampilan medis, tapi beraninya dia memprovokasi Tuan Waldi. Dia pasti akan celaka kali ini."

 

Waldi mendengus dingin. "Benar. Sekarang putraku sudah baik-baik saja. Selanjutnya, aku ingin dia menanggung konsekuensinya."

 

Liam memutar bola matanya dan berkata dengan nada provokatif, "Kondisi Daren begitu menyedihkan. Bahkan, aku pun merasa kasihan padanya."

 

"Tuan Waldi hanya punya satu putra. Kalau aku jadi Tuan Waldi, aku nggak akan menoleransi hal seperti itu terjadi dan harus mengambil tindakan terhadap bocah ini."

 

Waldi mencibir dan berkata, "Dengar-dengar, kemampuan bocah ini juga sangat bagus. Di belakangnya ada Keluarga Wijaya, Arjun dari Gluton, dan Nona Regina yang mendukungnya."

 

"Aku harus membuat rencana panjang untuk menaklukkannya."

 

Master Satya berkata dengan nada datar, "Itu hanya terlihat dari penampilan luarnya saja, tapi aslinya mana mungkin dia sehebat itu. Bayangkan, kekuatan seperti apa yang dimiliki bocah muda? Aku lebih tertarik pada ilmu medisnya dan gurunya."

 

Waldi segera berkata, "Lantaran Master Satya juga tertarik pada bocah ini, tunggu sampai aku menangkapnya. Setelah itu, aku akan menyerahkannya pada Master untuk dihukum."

 

Master Satya tersenyum puas. "Kalau begitu, aku ucapkan terima kasih pada Tuan Waldi dulu."

 

Liam tiba-tiba tertawa dan berkata, "Tuan Waldi, aku punya rencana. Aku bisa membuat bocah ini jatuh ke dalam perangkapmu dan bersujud padamu serta mengakui kesalahannya."

 

Waldi tidak begitu percaya, tetapi dia tetap memberi respons. "Tuan Liam juga termasuk salah satu dari empat tuan muda hebat Beluno. Tuan Liam ramah dan punya banyak akal. Katakan padaku, kamu punya rencana bagus apa?"

 

Liam berkata, "Gampang. Kita bisa serang kelemahan lawan."

 

Waldi mengerutkan kening dan berkata, "Maksud Tuan Liam adalah menculik kerabat bocah ini agar memaksanya datang ke sini dan menyerah? Tapi sejauh yang aku tahu, bocah ini sepertinya nggak punya kerabat.

 

Liam tersenyum sinis. "Tuan Waldi, kamu mungkin masih belum tahu. Bocah ini adalah gigolo terkenal di Beluno."

 

"Sekarang dia hidup mengandalkan Regina. Sebelumnya, dia mengandalkan Emilia, CEO Grup Sebastian. Tuan Waldi hanya perlu menangkap Emilia dan memaksa Keluarga Sebastian untuk membuat bocah ini muncul. Bukankah dengan begitu semuanya akan berhasil?"

 

Mata Waldi tampak berbinar-binar. Dia mengangguk perlahan, "Ya, itu ide, yang bagus."

 

"Di hadapan Hessen, Keluarga Sebastian hanya termasuk keluarga kelas dua atau tiga. Kamu bisa mengendalikan mereka di tanganmu. Aku akan mengaturnya sesuai keinginanmu, Tuan Liam."

 

Kemudian, Liam dan Master Satya bersama-sama meninggalkan Hessen.

 

Master Satya berkata dengan nada menghina, "Tuan Liam, kamu bersusah payah memintaku datang dan mengobati putra Waldi yang nggak berguna ini hanya untuk memanfaatkan Waldi menghadapi bocah bernama Nathan itu?"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 142 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 142 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 15, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.