Bab 47
Akhirnya dia mengerti apa maksud dari
dua jurus yang disebut Nathan barusan. Yang pertama, memancing musuh masuk
dalam perangkap. Yang kedua, memaksa pelakunya memunculkan dirinya dan
membuatnya putus asa."
Kelvin, si pria malang ini, baru
mengaku hanya karena dia sudah tersudut.
Namun, Liam bisa memahami hal ini.
Lagipula, siapa yang berani meminumnya? Dia bahkan bertekad untuk tidak
meminumnya tadi!
Hanya saja, Nathan bahkan lebih jahat
dan licik dari bayangannya.
Siapa sangka, ternyata semua air itu
tidak beracun sama sekali. Lagi pula, Regina juga tidak mungkin mengetahui
siapa pelakunya.
Mereka hanya memainkan trik untuk
memaksa Kelvin mengakui semua perbuatannya. 1
Keji sekali!
Memikirkan hal ini, Liam yang baru
saja meredakan emosinya, mengepalkan tinjunya lagi. Wajahnya juga berubah
drastis. 10
Dia benar-benar merasakan penghinaan
yang besar.
Gigolo yang mengandalkan hidup pada
perempuan ini beraninya mempermainkan dirinya, yang mana notabene tuan muda
dari Grup Suteja.
Bagaimana dia bisa menoleransi hal
seperti itu terjadi?
Liam mengeluarkan ponselnya, lalu
menghubungi sebuah nomor.
"Satya, bukankah kamu bilang
racun yang kamu buat nggak bisa disembuhkan oleh siapa pun, kecuali dirimu
sendiri?"
"Huh! Di sini ada seorang dokter
yang bisa menyembuhkan racun Regina. Sebaiknya kamu memberiku penjelasan
tentang masalah ini."
Suara menyeramkan terdengar dari
ujung sana. "
Bagaimana hal seperti itu bisa
terjadi? Tuan Liam, kamu pasti sudah melakukan kesalahan. Di Beluno ini, bahkan
Bayu pun nggak berdaya melawan racunku."
Bayu adalah kakeknya Tiara, sang
dokter genius di Keluarga Wijaya.
Liam berkata dengan nada tidak sabar,
"Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Mana mungkin aku berbohong
padamu?"
"Sepertinya rencana untuk
meracuni Regina nggak berhasil. Kamu harus memikirkan cara baru untukku."
Usai mengatakan itu, Liam langsung
menutup telepon.
Setelah terdiam sejenak, dia pun
menghubungi nomor telepon lain lagi.
"Kak Arjun, bocah yang ingin
kamu singkirkan itu, meskipun kamu menaikkan harga, kamu juga harus membuatnya
menghilang dengan cara apa pun."
"Sebelum menyingkirkan bajingan
ini, aku nggak akan bisa tidur nyenyak ataupun makan dengan kenyang!"
Kelemahannya masih dipegang oleh
Nathan. Meski Kelvin sudah mati, dia masih takut Nathan akan mengungkapkannya.
Namun, bajingan itu bukan hanya
memeras 200 miliar darinya, tetapi juga hampir membuatnya jatuh ke jurang maut.
Jika tidak membunuhnya, apa harus
menunggu bajingan itu balik menyerangnya?
Meski telah mengatur segalanya dengan
baik, Liam masih merasa kesal dan tidak nyaman saat ini.
Jadi, dia kembali menelepon.
"Minta Klub Balavan siapkan dua
gadis muda untuk memuaskanku malam ini. Pastikan mereka punya gaya baru karena
aku sudah bosan dengan gadis lokal akhir-akhir ini!"
Saat ini, Nathan sudah berjalan
keluar dari Grup Suteja.
Lantaran sibuk dari tadi, jadi dia
tidak menyadari ada dua panggilan tak terjawab di ponselnya.
Melihat nomor yang dikenalnya itu,
dia mengerutkan kening dan menelepon kembali.
"Nathan, Kakek akan mengadakan
jamuan keluarga malam ini. Sebenarnya aku nggak ingin memberitahumu, tapi Kakek
ingin kamu datang."
Suara Emilia terdengar dingin dari
telepon.
Nathan berpikir sejenak, lalu
menjawab, "Baiklah. Kalau begitu, aku akan datang menemui Kakek."
Emilia berkata dengan dingin,
"Ada satu hal lagi yang perlu kuberitahukan padamu. Edward akan datang
malam ini, jadi jangan sembarangan bicara lagi."
"Memangnya kenapa kalau dia ada
di sana? Apa hubungannya denganku?"
Setelah memberikan jawaban datar,
Nathan pun menutup telepon.
Tuan Besar dari Keluarga Sebastian
yang telah berusia lebih dari 70 tahun ini memang sangat perhatian terhadap
Nathan, calon cucu menantunya.
Lantaran Kakek berbaik hati
mengundangnya, Nathan tentunya harus pergi ke sana.
Tak lama kemudian, Nathan telah
sampai di kediaman utama Keluarga Sebastian sambil membawa dua botol anggur
tua.
Semua orang mulai berdatangan. Selain
Emilia dan keluarganya, semua anggota Keluarga Sebastian lainnya juga datang.
"Tuan Edward sudah datang.
Semuanya, mari kita sambut menantu Keluarga Sebastian!"
Tidak seorang pun yang memperhatikan
kedatangan Nathan
Sebaliknya, kedatangan Edward
menimbulkan gelombang antusiasme dalam Keluarga Sebastian. Semua orang bergegas
menyambutnya.
No comments: