Membakar Langit 2401 - 2500
http://lynk.id/novelterjemahan/wr7r39jvwkeg/checkout
Bab 70
Regina yang berdiri di samping,
menutup mulutnya dan tertawa kecil. Dia tiba-tiba merasa bahwa orang-orang
kelas atas di Beluno ini sama sekali tidak pintar-pintar aimat.
Edward berkata dengan nada tegas,
"Nathan, aku mewakili Pak Samuel menyatakan perang denganmu!"
"Jangan senang terlalu dini.
Kamu mampu memenangkan dua pertandingan, tapi itu hanya perlindungan
pemula."
"Kali ini, keberuntungan nggak
akan berpihak pada orang bodoh lagi!"
Andre mendengus dingin. "Tuan
Edward benar. Dia hanya beruntung saja."
"Belum ada seorang pun di Beluno
ini yang bisa menandingi Pak Samuel dalam pacuan kuda, apalagi dokter kecil
sepertimu!"
"Sudahlah. Lagian, kita juga
bukannya nggak bisa menerima kekalahan," kata Pak Samuel sambil tersenyum.
"Dokter Nathan, 'kan? Haha.
Kalau kamu masih bisa memenangkan ronde ini, aku pasti akan punya pandangan
berbeda terhadapmu!"
Nathan tersenyum tipis dan berkata,
"Kalau masih begini, aku bisa dengan yakin memberi tahu Pak Samuel, aku
pasti nggak akan kalah."
"Sombong sekali!"
"Anak muda sombong dan suka
mendominasi. Mereka nggak tahu diri!".
"Beraninya dia mengatakan hal
seperti itu di depan wali kota? Konyol sekali!"
Banyak orang di sekitarnya langsung
mengkritiknya dan marah dengan sikap Nathan.
Tiara sudah tidak bisa menahan diri
lagi. Dia tidak tahu kenapa Nathan begitu berani menyombongkan diri di depan
wali kota.
Emilia menatap Nathan dengan sepasang
bola matanya yang indah. Untuk pertama kalinya, dia baru menyadari bahwa Nathan
ternyata punya sisi mendominasi.
Samuel berkata dengan nada tegas,
"Menang atau kalah dalam pacuan kuda sering kali terjadi. Tapi sebagai
orang yang pertama dalam pacuan kota di kota ini, aku belum pernah kalah tiga
kali berturut-turut."
"Anak muda, kamu harus tahu
bahwa selalu ada orang yang lebih baik darimu. Di atas langit ada langit.
Kepercayaan dirimu telah memotivasiku untuk menang!"
Sebagai wali kota, kalah dua kali
berturut-turut bukanlah masalah besar. Paling-paling, dia hanya sedikit
canggung saja.
Namun, Nathan yang hanya seorang anak
muda dan dokter yang tidak terkenal itu berani menyombongkan diri seperti itu
di hadapannya, yang mana pemimpin tertinggi di Beluno.
Meski Samuel ingin mempertahankan
sikap seorang wali kota, dia juga tidak sanggup menahan amarahnya lagi saat
ini.
Dalam ronde ketiga ini, dia akan
memberi tahu pemuda ini apa artinya makin tua seseorang, makin banyak
pengalamannya.
Begitu pembawa acara mengumumkan
babak baru balap kuda dimulai, sepuluh kuda langsung berlari ke lintasan dan
mulai berpacu.
Kali ini, Samuel memilih kuda pacu
yang tak terkalahkan milik klub, si nomor dua.
Tanpa ragu sedikit pun, orang-orang
lainnya yang mengetahui tentang pacuan kuda langsung memasang taruhan besar
pada kuda nomor dua.
Mereka tidak perlu
mempertimbangkannya lagi. Siapa pun yang mengerti tentang pacuan kuda pasti
akan tahu bahwa kuda nomor dua pastilah yang difavoritkan.
Sebaliknya, Nathan memilih kuda nomor
empat. Dia sekali lagi melawan mayoritas pemain.
"Meski kuda pacu nomor empat
bagus, ia sudah tua. Klub berencana untuk menyingkirkannya kali ini. Si bodoh
ini pasti akan kalah!"
Edward diam-diam senang.
Samuel tersenyum dan memberikan
nasihat pada Nathan, "Anak muda, kuda pacu nomor empat sudah tua.
"Sebaliknya, kuda pacu nomor dua
adalah kuda Feluso yang dibeli khusus dari Wilayah Barat. Kuda ini bernilai
tinggi. Kali ini, kamu sudah bertaruh pada kuda yang salah!"
"Seperti yang dikatakan Pak
Samuel sebelumnya, hasilnya masih belum pasti. Kita masih belum tahu siapa yang
akan menjadi kuda hitam!" kata Nathan sambil tersenyum.
Melihat Nathan begitu percaya diri,
Elton langsung mencibir. "Kuda hitam? Dia masih mengira dia bisa menang?"
Regina langsung menghiburnya.
"Dokter Nathan, meski kita kalah, juga bukan masalah besar. Lagi pula,
kita sudah menang dua kali berturut-turut!"
Samuel tertawa dan berkata,
"Kamu memang gadis yang berlidah tajam."
"Tapi kali ini, aku pasti akan
tunjukkan padanya bagaimana aku memenangkan kejuaraan dalam sekejap!
No comments: