Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 37

Bab 37

 

"Kalau pelaku tahu Nona Regina punya kemampuan untuk melakukan detoksifikasi, apa mereka masih akan menggunakan metode yang sama ke depannya? Aku yakin mereka pasti akan memilih metode kejam lainnya untuk mencelakainya."

 

"Saat itu, siapa yang akan memikul tanggung jawab ini?"

 

Serangkaian pertanyaan retoris itu seketika membuat wajah Liam merah padam.

 

"Beraninya pecundang nggak berguna sepertimu bersikap kasar padaku? Akan ku...."

 

Dia merasa emosi dan mulai mengancam.

 

Regina mengarahkan jari rampingnya ke pintu dan berteriak, "Liam, orang yang bertanggung jawab dalam Grup Suteja sekarang itu aku, bukan kamu."

 

"Aku nggak mempermasalahkan kamu nggak berguna, tapi kalau kamu berani bersikap kasar kepada Dokter Nathan lagi, silakan keluar dari sini!"

 

Liam mengamuk dan langsung berkata dengan kejam, " Baiklah. Kalau begitu, aku akan lihat bagaimana pecundang ini bertindak!"

 

Regina tersenyum pada Nathan. "Dokter Nathan, kamu sudah membantu menyelamatkan Sekretaris Clarisa, tolong bantu aku sekali lagi, ya!"

 

Siapa yang bisa menolak gadis cantik yang berperilaku imut seperti Regina ini?

 

Nathan diam-diam mengumpat dalam hati, kemudian berkata, "Sebenarnya, aku punya satu ide, tapi itu berguna atau nggak, aku masih membutuhkan Nona Regina memberikan beberapa petunjuk lagi."

 

"Dokter Nathan, tanyakan saja. Aku pasti akan memberitahumu semua yang aku ketahui," ucap Regina dengan antusias.

 

Nathan pun bertanya, "Sewaktu Nona Elin diracuni terakhir kali, apa hal itu juga terjadi di Grup Suteja?"

 

"Benar, terjadi di Grup Suteja juga. Hanya saja, Elin nggak minum atau makan apa pun waktu itu. Dia hanya menemaniku di perusahaan saja."

 

Nathan mengangguk. "Pertanyaan berikutnya, Nona Regina, biasanya kamu suka pergi ke mana saja?"

 

Regina berpikir sejenak, lalu menjawab dengan patuh, " Biasanya aku hanya pergi ke tiga tempat. Kalau nggak di rumah, lokasi pemotretan, atau kantor Grup Suteja."

 

"Kalau begitu, kesimpulannya sudah jelas. Orang yang mengincarmu pastilah orang dari Grup Suteja. Apalagi, identitas dan status orang ini seharusnya nggak rendah, "ucap Nathan sambil tersenyum.

 

Kesimpulan ini membuat Regina kebingungan.

 

Sama halnya dengan Liam dan Tiara. Mereka juga bingung dan tidak paham.

 

"Saat Regina pergi ke lokasi pemotretan ataupun saat berada di rumah, sepertinya pelakunya nggak leluasa untuk bertindak di dua tempat ini. Setidaknya, aku bisa memastikan hal ini."

 

"Tapi Nathan, kenapa kamu begitu yakin bahwa pelakunya pasti orang dari Grup Suteja? Apa kamu nggak merasa ini terlalu mengada-ada?" tanya Tiara sambil mengerutkan kening. Dia merasa bahwa kesimpulan Nathan penuh dengan celah.

 

Liam tersenyum sinis dan berkata, "Aku rasa dia hanya sok tahu. Kenyataannya, dia nggak tahu apa-apa."

 

"Kupikir kamu sungguh punya ide bagus. Berdasarkan penjelasanmu barusan, bukankah kamu mengatakan bahwa ada pengkhianat di Grup Suteja kami? Huh! Hanya omong kosong."

 

Nathan merentangkan tangannya dan berkata, "Kalian berdua sepertinya punya pendapat, bagaimana kalau kalian yang tanggung jawab untuk menemukan pelakunya?"

 

Tiara tidak berbicara lagi. Dia merasa Nathan agak sombong.

 

Tiara tidak begitu suka dengan pria itu, tetapi día juga tidak bisa menyingkirkannya. Terakhir, malah membuatnya sangat tidak nyaman.

 

Liam langsung mendengus dingin. "Ada banyak sekali orang berbakat di Grup Suteja kami. Kamu kira aku akan menganggap serius perkataan gigolo sepertimu?"

 

Regina melayangkan tatapan maut pada kakak sepupunya. "Kamu begitu hebat. Kalau begitu, aku mau tahu, siapa pelakunya?"

 

Liam tersedak. "Siapa pelakunya? Bukankah masih belum diselidiki? Bagaimana aku tahu?"

 

Regina berkata dengan dingin, "Aku akan memberimu waktu untuk menyelidiki, tapi kalau pelakunya masih nggak ketemu, kamu berencana mau bagaimana menjelaskannya?"

 

"Bagaimana kalau kamu dikebiri saja? Kamu berani menerima tantangan ini?"

 

"Regina, apa kamu sudah gila...."

 

Liam refleks menutupi selangkangannya dengan erat. Dia merasa terhina, tetapi dia tidak berani menyela lagi.

 

Nathan hampir tidak bisa menahan diri. Saat mengamuk, nona besar dari Keluarga Suteja ini benar-benar liar!

 

Saat ini, Tiara berkata dengan nada sinis, "Nathan, aku masih meragukan kesimpulanmu."

 

"Kalau kamu hebat, berikanlah alasan yang masuk akal pada kami semua!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 37 Bangkit dari Abu Kembalinya Nathan ~ Bab 37 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 03, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.