Bab 100
Nathan tersenyum dan berkata,
"Hanya masalah sepele!"
Dia menekankan telapak tangannya pada
meridian utama Pak Samuel. Dengan tiga jarum perak di tangan kanannya, dia
langsung menusukkannya ke dalam tubuh Pak Samuel.
Syush!
Dua energi yang berbeda langsung
keluar dari tubuh Pak Samuel.
Pak Samuel mulanya memperlihatkan
ekspresi kesakitan. Setelah itu, dia pun menghela napas panjang dan merasa
lebih rileks dari sebelumnya.
Sembari menatap Nathan, Pak Samuel
pun bertanya dengan tidak percaya, "Apa sudah selesai?"
Nathan menjawab sambil tersenyum,
"Ya, sudah selesai."
Pak Samuel menatap Nathan dengan mata
berbinar. " Energi yang tersisa di tubuh Pak Samuel adalah energi sejati
yang ditinggalkan oleh master Guru Besar itu. Kalau orang biasa yang
menyentuhnya, nyawanya pasti akan berakhir mengenaskan."
"Sebaliknya, Dokter Nathan tetap
tenang dari awal sampai akhir. Kalau tebakanku nggak salah, Dokter Nathan
seharusnya juga seorang kultivator, 'kan?"
Nathan tersenyum, tetapi tidak
memberikan jawaban langsung. Sebaliknya, dia berkata, "Pak Samuel,
beristirahatlah. Aku akan memberikan resep untukmu. Setelah dua bulan, kamu
pasti akan pulih sepenuhnya."
Setelah memberikan resep, Nathan pun
mendorong pintu dan berjalan keluar.
Angin sepoi-sepoi yang harum bertiup.
Tangan lembut milik Nona Regina langsung menggenggam tangan Nathan, tanpa
mempedulikan sedikit pun ekspresi dari orang lain.
Di dalam kamar.
Dokter Bayu masih tercengang.
"Pak Samuel, kamu barusan bilang dokter genius kecil itu seorang
kultivator. Kamu nggak bercanda, 'kan?"
Samuel tersenyum pahit. "Dokter
Bayu, buat apa aku bercanda di depanmu?"
"Selain itu, aku juga menebak
bahwa Dokter Nathan ini bukan hanya seorang kultivator biasa, melainkan seorang
master hebat tersembunyi yang nggak pernah muncul di dunia."
Dokter Bayu sulit menerima semua itu.
Dia pun berkata, " Nggak mungkin. Ini sama sekali nggak mungkin."
"Aku akui kalau keterampilan
medisnya misterius dan prestasinya sangat tinggi. Aku juga nggak
membantahnya."
"Tapi usianya baru berapa? Kamu
bilang dia seorang master hebat yang tersembunyi? Apa Pak Samuel nggak merasa
ini semua nggak masuk akal?"
"Seni bela diri menekankan
kemajuan bertahap dan melawan arus. Terlebih lagi, pemuda ini bekerja sebagai
dokter di Rumah Sakit Perdana saat ini. Bagaimana dia bisa dikaitkan dengan
seorang master hebat yang tersembunyi?"
Samuel berkata dengan nada tegas,
"Bukan hanya Dokter Bayu saja yang nggak percaya, tapi aku juga
terkejut."
"Tapi Dokter Bayu barusan juga
sudah melihatnya. Saat aku menanyakan Dokter Nathan tentang seni bela dirinya,
dia tersenyum dan nggak langsung menjawabku, tapi dia juga nggak
menyangkalnya."
"Aku rasa Dokter Bayu juga sudah
bisa menebaknya. Nathan ini jelas master hebat tersembunyi di Beluno. Mungkin
saja, dia juga seorang master yang nggak tertandingi di dunia ini."
Tubuh Dokter Bayu langsung gemetar.
Dia pun berkata dengan penuh semangat, "Di usia yang begitu muda, dia
sudah punya keterampilan medis yang begitu tinggi."
"Sudah kuduga. Orang seperti itu
pasti berasal dari keluarga besar ataupun punya pengaruh besar. Jadi, nggak
heran kalau dia berlatih bela diri."
"Aku harus membina hubungan
dengan anak laki-laki ini, sekalipun harus mengorbankan reputasiku!"
Melihat Dokter Bayu yang kelewat
antusias, Pak Samuel melambaikan tangannya dan berkata, "Dokter Bayu,
sebaiknya pertimbangkan dulu apa Keluarga Wijaya sudah memenuhi syarat."
"Biasanya, orang-orang seperti
ini sudah mengalami banyak pasang surut. Sepertinya aset Keluarga Wijaya kalian
masih nggak sebanding dengan keluarga kami."
Setelah beberapa saat, pintu terbuka.
Pak Samuel pun menemui orang-orang di
luar dan menyampaikan pada semuanya bahwa dia baik-baik saja.
Dalam sekejap, orang-orang yang
datang berkunjung semuanya tampak terkejut.
Dokter muda ini sungguh melakukan hal
yang bahkan tidak bisa dilakukan Dokter Bayu?
Pak Samuel berkata sambil tersenyum,
"Kalian semua boleh kembali dulu. Aku akan membalas budi kalian karena
telah menyelamatkan nyawaku. Aku nggak menahan kalian di sini lebih lama
lagi."
Kemudian, dia mengajak Nathan, Dokter
Bayu, dan Regina untuk pergi ke aula bersama.
Setelah menunggu lama dan berulang
kali memastikan bahwa dirinya tidak diajak Pak Samuel, mata Edward langsung
memerah.
No comments: