Bangkit dari Luka ~ Bab 141

  

Bab 141

 

Melihat hasil pertandingan itu, Nindi sama sekali tidak merasa terkejut.

 

Ini adalah sesuatu yang pasti akan terjadi.

 

Kalau saja Leo tidak menyerahkan posisi penembak pada Sania dan mencari ahli tembak lain, kemungkinan besar mereka tidak akan kalah telak.

 

Bahkan mungkin tidak akan kalah.

 

Namun, Leo justru mengajak Sania untuk menjadi penembak. Apakah dia ingin membuktikan bahwa keberadaan Sania saja sudah cukup?

 

Sepertinya sifat Leo memang tidak berubah sama sekali.

 

Nindi menunjukkan senyuman. Entah Leo akan merasa puas atau tidak dengan hasil ini.

 

Bagaimanapun, Nindi cukup puas.

 

Di kehidupan sebelumnya, dia bekerja keras untuk membawa tim meraih juara, tetapi tiba-tiba malah digantikan oleh Sania.

 

Kali ini, dia secara langsung mengundurkan diri dari kompetisi untuk menyaksikan Leo mengalami kegagalan dalam pertandingan.

 

Leo yang berdiri di atas panggung terlihat tidak senang. Dia pun segera meninggalkan tempat.

 

Tim yang menang sedang diwawancarai wartawan. Sang kapten langsung melihat ke arah Nindi di bawah panggung, "Pertandingan kali ini kami menangkan dengan mudah. Sebenarnya kami semua sudah siap untuk tersingkir. Kami nggak menyangka kalau Nindi nggak ikut tampil, jadi memberi kami kesempatan untuk lolos."

 

Jika Nindi bermain di pertandingan sebelumnya, sebagai sosok yang mampu melakukan kombinasi dua belas serangan, mereka benar-benar tidak bisa menang.

 

Saat Nindi sedang menenggak minumannya, seorang jurnalis muncul ke hadapannya dan menyerahkan mikrofon, "Nona Nindi, apakah ingin memberikan komentar tentang pertandingan hari ini?"

 

"Dalam pertandingan, ada yang menang dan ada yang kalah, tapi aku percaya bahwa yang akhirnya jadi juara pasti dapat mewakili negara untuk bertanding dan meraih kemenangan."

 

Nindi mengucapkan beberapa kata basa-basi.

 

Nindi berdiri dan melihat Luna sejenak, "Ketua kelas sudah pergi."

 

Nando menatap punggung Nindi. Dia lalu berbalik dan pergi ke ruang istirahat. Di sana, dia melihat Leo sedang memarahi seseorang.

 

Sania dicemooh habis-habisan. Dia merasa sangat tidak adil karena dia sudah berusaha cukup baik. Dia merasa ini disebabkan anggota timnya yang kurang berkontribusi.

 

Leo berjalan pergi seraya berkata, "Kalian sudah bekerja keras. Ayo, kita naik mobil dulu."

 

Ketika anggota tim yang lain sudah pergi, Sania mengusap air matanya, "Kak Nando, aku benar-benar sudah berusaha yang terbaik."

 

"Aku tahu. Kamu pulang dulu saja sama mereka."

 

Sania juga tidak ingin terus tinggal di sini, dia berdiri dan pergi.

 

Leo sedikit merasa kecewa dan berkata, "Kak Nando, apakah menurutmu penampilan Sania itu bisa dianggap sebagai usaha? Penampilannya bahkan tidak mencapai sepuluh persen dari Nindi. Memang kesalahanku terlalu percaya padanya!"

 

"Ini juga bukan sepenuhnya salah Sania. Kamu 'kan sudah tahu kemampuannya, tapi tetap membiarkannya ikut kompetisi hanya demi membuat Nindi marah. Sekarang kamu sendiri yang harus menanggung akibatnya."

 

Leo hanya merasa sangat tertekan, dia mengakui bahwa dia memang berniat seperti itu. Namun, dia benar-benar tidak menyangka Sania akan bermain seburuk ini!

 

Dia mengira bahwa Sania pastinya sudah mengalami peningkatan.

 

Dia tidak menyangka bahwa Sania sama sekali tidak ada kemajuan!

 

"Leo, Sania sudah berusaha keras, kamu nggak bisa menyalahkannya. Kamu-lah yang membuat Nindi pergi, jadi kamu nggak bisa menyalahkan siapa pun.

 

Leo duduk dengan lesu di kursi, "Aku cuma belum bisa menyesuaikan diri dengan perubahan Nindi. Dia Berubah terlalu cepat, aku selalu mengira dia sedang ngambek."

 

"Aku 'kan sudah mengingatkanmu sejak lama, tapi kamu sendiri yang nggak percaya. Sekarang, pikirkan baik-baik."

 

Nando merasa bahwa dia sudah mengungkapkan semua yang perlu diungkapkan.

 

Leo duduk di kursi, merentangkan tangan menutupi wajahnya dengan perasaan yang sangat rumit.

 

Dia benar-benar menyadari bahwa hidup tanpa Nindi seolah-olah kehilangan sesuatu!

 

Setelah Nindi meninggalkan lokasi pertandingan, dia tetap dikelilingi oleh para penggemar.

 

Dia akhirnya berhasil naik taksi dan pergi.

 

Setelah Nindi kembali ke apartemen, barulah dia sedikit merasa santai.

 

Zovan duduk di sofa, "Si lemon, pertandingan hari ini seru, 'kan?"

 

"Seru."

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 141 Bangkit dari Luka ~ Bab 141 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 02, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.