Bangkit dari Luka ~ Bab 155

 

Bab 155

 

Nindi berbicara dengan nada tajam.

 

Orang-orang yang hadir seketika terdiam, terkejut melihat Nindi, memang pantas disebut idola!

 

Sania langsung memerah karena marah, matanya mulai berkaca-kaca seakan ingin menangis, "Kak Nindi, aku cuma ingin menghibur kamu, nggak ada maksud lain kok."

 

Si pengikut nomor dua langsung angkat suara dengan marah, "Nindi, jangan nggak tahu diri. Walaupun nilaimu bagus, terus apa? Kalau memang bisa, kamu yang jadi juara satu se-kota, ya! Pamer apa sih?"

 

Para laki-laki yang jadi pelindung Sania juga ikut berkata, "Nindi, walaupun kamu nilainya bagus dan jago main game, tapi jangan suka ngejek orang lain dong, Sania juga bagus kok."

 

Nindi tersenyum sinis, "Aku sih begitu, nggak butuh kebaikannya."

 

Sania menarik napas, "Teman-teman, jangan bertengkar gara-gara aku. Aku ngerti kok kalau Kak Nindi lagi nggak enak hati karena hasil ujiannya, aku paham banget."

 

Luna sangat kesal, "Paham apa? Jangan pura-pura baik! Dulu waktu barang-barang Nindi hilang, itu pasti ada hubungannya sama kamu!"

 

"Memang, ada gosip tentang seorang siswa yang punya nilai bagus tapi gagal di ujian bahasa, yang bikin nilainya sangat jelek."

 

Dari Sania lah, Luna dengar tentang masalah barang Nindi yang hilang, dia langsung curiga Sania yang main-main.

 

Sania menampilkan ekspresi pura-pura tidak bersalah, "Ketua, kata-kata kamu bikin aku sedih. Barang-barang Kak Nindi itu bukan aku yang urus, kalau ada masalah ya itu cuma karena nasibnya aja."

 

Memang pantas Nindi mendapat hasil ujian yang buruk.

 

Jika Nindi mendapat hasil ujian yang buruk, hatinya tenang.

 

Nindi tersenyum sinis, "Siapa bilang aku gagal?"

 

Sebenarnya, dia tidak mau cari perhatian, tetapi melihat perempuan licik ini mengolok-olok Ketua Kelas, dia tidak bisa membiarkannya.

 

Sania agak terkejut, "Kak Nindi, jangan bohong deh, kita semua tahu kok."

 

Pengikut nomor dua bertanya, "Nindi, kalau kamu bilang nilaimu bagus, emang kamu dapat berapa sih?

 

Nindi ngangkat alisnya, "Nggak tahu."

 

"Cih, nggak tahu? Siapa yang nggak tahu hasil ujian sekarang?"

 

Luna juga terkejut, "Ada kemungkinan kalau dia nggak tahu nilainya, karena bisa aja hasilnya disembunyikan."

 

Nindi duduk santai di meja, terlihat tidak peduli dan sangat tenang.

 

Sania panik melihat Nindi, hatinya merasa gelisah.

 

Tidak mungkin, Nindi pasti sedang berbohong.

 

Si pengikut kedua juga tidak percaya, "Kak Nindi cuma cari muka saja, lagian siapa yang tahu bagaimana hasil ujiannya?"

 

Sania merasakan hal yang sama, tetapi melihat Nindi yang tetap tenang, dia menjadi ragu.

 

Sania mencoba untuk berbicara dengan hati-hati, " Kak Nindi, aku tahu, beberapa bulan terakhir kamu berusaha keras, nilai kamu juga meningkat, tapi nilai bagus tidak berarti segalanya, kamu nggak perlu merasa terlalu terbebani. Nggak perlu berbohong begitu."

 

Begitu Sania selesai berbicara, ketua kelas langsung membalas, "Sania, jangan bilang kamu iri ya? Kekuatan Nindi jelas terlihat, mungkin saja dia berprestasi luar biasa di ujian. Bisa jadi nilainya disembunyikan, itu nggak mustahil."

 

Si pengikut kedua langsung membalas, "Tapi selama ini, nilai Nindi sudah jelas di mata semua orang, bagaimana mungkin dia tiba-tiba bisa dapat nilai setinggi itu, dan nilainya disembunyikan, sampai bisa masuk 50 besar kota?"

 

Hampir semua orang di situ tidak terlalu percaya.

 

Saat itu, wali kelas datang dengan wajah ceria, "Anak -anak, sepertinya kalian sudah lengkap semua, hari ini saya traktir, untuk merayakan peringkat pertama di kota dari kelas kita!"

 

Mendengar ucapan guru mereka, seluruh kelas langsung heboh,

 

"Astaga, peringkat pertama di kota ternyata ada di kelas kita?"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 155 Bangkit dari Luka ~ Bab 155 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.