Bangkit dari Luka ~ Bab 158

 

Bab 158

 

"Ikut ke mana?"

 

"Tentu saja pergi ke rumah sakit menjenguk Yanuar. Sesampainya di sana, kamu jelaskan dengan detail padanya dan lemparkan semua masalah ini kepada dokter sekolah itu. Dengan begitu, saat keluarga Gunawan datang, nggak akan mengganggumu."

 

Semua ini adalah rencana yang dia bahas dengan Leo.

 

Mendengar ucapannya, Nindi merasa sangat geli. " Seingatku, sudah kutolak dengan tegas semalam. Kak Nando, apa kamu nggak paham dengan kata-kataku? Apa perlu diulangi?"

 

"Nindi, sekarang bukan waktunya untuk bertindak gegabah. Kalau sampai keluarga Gunawan datang, nggak hanya dirimu, bahkan keluarga Lesmana juga akan terlibat."

 

Nindi menjawab dengan sarkasme, "Tenang saja, saat itu tiba, aku nggak akan melibatkan keluarga Lesmana."

 

"Bukan kamu yang menentukannya, masalah ini nggak sesederhana yang kamu pikirkan. Leo sudah menjelaskan semuanya kepada Yanuar, asalkan kamu mau datang untuk minta maaf serta menjelaskan semuanya. Dia nggak akan mencari pertanggung jawabanmu."

 

Nindi mengerutkan kening. "Aku menolak, sekarang masih ada hal penting yang harus kulakukan."

 

"Nindi, mau sampai kapan kamu tantrum seperti ini? Sekarang hal apa yang lebih penting dari ini?"

 

Tentu saja menghadiri pesta perayaan untuk sang juara peraih peringkat pertama sekota lebih penting.

 

Nando mengernyitkan dahi. "Aku sudah dengar bahwa murid sekolah kalian berhasil mendapat gelar sang juara, tapi itu urusan orang lain. Nindi, hal yang paling penting sekarang adalah menangani masalahmu sendiri, bukan malah ikut-ikutan pesta. 11

 

Ketua kelas, Luna berkata dengan nada tinggi, " Kalau Nindi nggak hadir pada pesta perayaan hari ini, maka pestanya nggak akan dimulai."

 

Nando merespons dengan nada sinis, "Nindi itu bukan orang penting, kenapa harus menunggunya untuk memulai pesta?"

 

"Karena idola kami, Nindi Lesmana adalah sang juara peraih peringkat pertama sekota! Pesta nggak mungkin bisa dimulai tanpa kehadirannya!"

 

Luna sudah menunggu cukup lama, akhirnya bisa mengeluarkan unek-uneknya hari ini.

 

Sikap kakak Nindi barusan sungguh menyebalkan, dia sama sekali tak peduli dengan nilai Nindi. Dia datang hanya untuk memaksa Nindi meminta maaf!

 

"Apa kamu bilang? Nindi adalah sang juara?"

 

"Benar, sepertinya semua orang sudah tahu, selain kalian keluarga Lesmana. Sayangnya, kalian sebagai kakak kandung Nindi sama sekali nggak peduli padanya."

 

Kepala Nando terasa berdengung, dia syok sekaligus tak percaya.

 

Tak disangka sama sekali, ternyata Nindi adalah sang juara peraih peringkat pertama sekota.

 

Dia menengadahkan wajah dan melihat spanduk yang tergantung di gedung sekolah. "Selamat kepada siswi kami, Nindi Lesmana yang sudah berhasil meraih peringkat pertama sekota."

 

Tulisan itu jelas sangat meriah, tetapi agak menyilaukan baginya.

 

Nando seperti masih agak sulit menerima kenyataan.

 

Dia bertanya dengan penasaran, "Bukannya kamu bilang ujian bahasa nasionalmu cukup buruk? Karena pengaruh alat tulis itu."

 

Nindi menjawab dengan nada penuh sindiran, " Terus?"

 

Nando langsung menelan ludah karena merasa. bersalah. "Nindi aku turut merasa senang untukmu, hanya saja kabar ini sungguh mengejutkan dan nggak terduga."

 

Tak ada seorang pun yang mengira Nindi akan berhasil menjadi sang juara sekota!

 

Ketua kelas, Luna yang berada di samping menjelaskan, "Siswa jenius yang gagal dalam ujian bahasa nasional itu bukan Nindi, melainkan orang lain. Tapi mungkin saja, Sania sengaja mengarang cerita tentang Nindi karena iri melihatnya mendapatkan nilai lebih bagus. Jadi dia berusaha menghancurkan nama baiknya lebih dulu."

 

Nando segera membantah, "Sania bukan orang macam itu, mungkin karena munculnya masalah alat tulis ampas yang membuatnya berpikir demikian. Dia nggak punya maksud buruk."

 

Karena bahkan dirinya juga berpikir seperti itu.

 

Namun, siapa yang akan menyangka Nindi bisa memberikan semua orang kejutan yang begitu besar.

 

Pada momen ini, wali kelas, kepala sekolah, dan beberapa wartawan juga keluar.

 

Wali kelas yang melihat Nando, berkata, "Kakaknya Nindi datang tepat waktu, ayo kita pergi sama-sama ke pesta perayaan."

 

Wartawan langsung mengarahkan mikrofon ke Nando. "Kabarnya nilai akademis Nindi bisa meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir ini, tak lepas dari perhatian kalian sebagai keluarganya. Bisakah kalian berbagi kiat-kiat kepada semua orang?"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 158 Bangkit dari Luka ~ Bab 158 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.