Bangkit dari Luka ~ Bab 172

  

Bab 172

 

Darren sontak melambaikan tangannya. "Sania, kenapa malah kamu yang minta maaf? Ini jelas salah kedua kakakmu itu! Mereka yang paksa kamu berbohong!"

 

Nando dan Leo seketika merasa tertekan.

 

Tak ingin lagi menyembunyikan kebenaran, Leo akhirnya buka suara. "Kak Darren, alasan Nindi kabur dari rumah itu karena aku. Aku yang salah. Aku sering gangguin Nindi, makanya dia sedih dan memilih pergi dari rumah ini."

 

Leo perlahan mulai menyadari kesalahannya. Dia benar-benar menyesal dan ingin memperbaiki hubungannya dengan Nindi.

 

Leo menatap Nindi yang tampak terkejut dan bingung. "Nindi, Kakak minta maaf. Semua ini salah Kakak. Kak Leo janji nggak akan jahat sama kamu lagi."

 

Leo bahkan sampai bersuinpah!

 

Leo tidak mau kehilangan hubungan dengan Nindi. Bagaimanapun, Nindi adalah satu-satunya adik perempuannya.

 

Namun, Nindi hanya tersenyum sinis mendengar perkataannya. "Heh! Maaf yang datang telat itu nggak ada harganya sama sekali. Minggir, aku mau lewat!"

 

Satpam di pintu langsung mengadangnya dan tidak membiarkannya pergi.

 

Tepat di saat bersamaan, ponsel Darren berdering. Dia segera mengangkatnya dan menatap Nindi dengan tatapan tajam. "Nindi, kamu belum bisa pergi. Orang-orang dari Dinas Pendidikan akan datang untuk menyelidiki masalah kecuranganmu. Sebaiknya kamu bersikap baik. Kalau nggak, keluarga Lesmana juga nggak akan bisa melindungimu."

 

Nindi sontak merasa curiga

 

Bukannya orang dari Dinas Pendidikan sudah selesai selidiki? Kepala sekolah juga bilang padaku untuk pulang dan tunggu kabar selanjutnya!' batin Nindi, kesal.

 

Kok sekarang tiba-tiba datang lagi?'

 

Jelas, ada yang tidak beres.

 

Sementara itu, Sania yang mendengar kabar bahwa Dinas Pendidikan akan datang untuk menyelidiki kasus kecurangan, tampak senang.

 

Sania pura-pura menenangkan. "Kak Nindi, nanti kamu akui saja semuanya dengan jujur. Mungkin hukumannya akan lebih ringan."

 

Nando langsung menatap Sania dengan dingin. " omong apa kamu? Nindi nggak curang!"

 

Sania ini kenapa sih, kayak orang salah minum obat! 'pikir Nando dalam hati, kesal.

 

Heran, deh. Dari tadi nggak berhenti salahin Nindi.'

 

Sania pura-pura merasa bersalah. "Kak Nando, aku juga cuma mikirin yang terbaik buat Kak Nindi."

 

Melihat situasi memanas, Darren langsung membela Sania. Dia menatap Nando tajam. "Justru Sania nggak salah! Kamu yang terlalu manjain Nindi! Lihat tuh kelakuannya, bikin malu keluarga begini."

 

Nando merasa tersudutkan.

 

Melihat Sania berdiri di belakang Darren layaknya korban yang dirugikan, Nando mulai paham bagaimana perasaan Nindi selama ini.

 

Pantas saja Nindi begitu kecewa dan memutuskan pergi dari rumah ini.

 

Nando kemudian menatap Sania dengan dingin." Sebelum masalah ini diselidiki dengan jelas, lebih baik jaga mulutmu! Jangan sampai omonganmu bikin masalah makin kacau."

 

"Kak Nando, aku..."

 

"Diam kamu! Aku nggak mau dengar penjelasan darimu."

 

Nando benar-benar kesal.

 

Sania hanya bisa menutup mulutnya. Namun, setidaknya, Darren masih membelanya. Dengan dukungan Kakak Pertama, siapa pun tidak akan berani melawannya.

 

Melihat Nando membelanya, Nindi merasa geli.

 

Tampaknya, Nando mulai sadar dengan tabiat asli Sania yang selama ini jauh dari yang dia kira. Namun, Nindi tak lagi peduli akan semua itu.

 

Dia diam-diam mengeluarkan ponselnya, hendak mengirimkan pesan kepada Cakra

 

"Ngapain kamu?" bentak Darren.

 

Dia melirik layar ponsel Nindi sekilas. "Kirim pesan ke dia sekarang juga nggak ada gunanya. Dia nggak bakal bisa datang."

 

Ekspresi Nindi berubah dingin. "Sudah kubilang, ini nggak ada hubungannya sama dia!"

 

"Ya, ya, ya. Simpan saja omonganmu itu sampai tim penyidik datang. Setelah itu, baru kamu boleh sombong di depanku!"

 

Darren memasukkan ponsel Nindi ke sakunya. " Kalau terbukti curang dalam ujian, kamu bisa kena larangan ikut ujian selama lima tahun. Hidupmu bakal hancur dan cuma bisa bergantung pada keluarga ini. Kamu pikir dokter sekolah itu bakal mau menghidupi kamu seumur hidup?"

 

Nindi tiba-tiba tertawa. Namun, tawanya terdengar dingin dan menusuk.

 

Dia menatap Darren tajam. "Aku? Sampah? Tanpa aku, tim Kak Leo bahkan nggak akan bisa masuk final. Proyek Kak Nando juga nggak bakal bisa menyelesaikan masalah tembok pelindung sama sekali!"

 

"Aku sudah muak dengan sikap kalian yang sok merasa lebih tinggi!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 172 Bangkit dari Luka ~ Bab 172 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.