Bab 181
Setelah Nindi selesai bicara, Nindi
memberi tatapan serius pada Nando.
Ekspresi Nando tampak berubah dari
penuh harap menjadi keraguan.
Nindi tersenyum sinis. Semuanya
sesuai dengan perkiraan Nindi.
Berbekal niat yang tidak tulus,
pantaskah mereka membuat Nindi supaya tetap tinggal di keluarga Lesmana?
Nando terdiam sejenak, tidak bisa
bicara sepatah kata pun. Bagaimana bisa memilih satu di antara dua pilihan yang
sulit?
Leo datang dan dengan tegas berkata,
"Nindi, syarat seperti ini terlalu menyulitkan, lho? Kita berutang budi
padamu, tapi bukan Sania yang menjadi alasannya, 'kan?"
Hehe.
Senyuman di mata Nindi makin dalam.
Dia memang sengaja bicara begitu.
Nindi ingin membongkar berbagai
kepalsuan keluarga Lesmana.
Melihat itu, Sania tampak geram
hingga berkata, " Kak Nando, Kak Leo, nggak apa-apa aku yang pergi. Nggak
masalah. Selama bertahun-tahun, aku sudah sangat puas bisa tumbuh di keluarga
Lesmana. Asalkan Nindi mau kembali, aku bersedia pindah keluar."
Darren segera membantah, "Nggak
bisa! Kalau gitu, apa jadinya keluarga Lesmana? Dulu, ayahmu menyelamatkan
nyawa Nindi. Karena kembali buat menyelamatkan orang tua kami, dia wafat dalam
kecelakaan itu."
"Mana mungkin kami bisa
meninggalkanmu, seorang yatim piatu, begitu saja?"
Awalnya, mereka membawa Sania pulang
untuk membalas budi.
Sania menundukkan tatapannya, agak
cemas.
Sania selalu mengira bahwa ayahnya
telah meninggal. Namun, pria yang baru-baru ini Sania hubungi, percakapan
mereka mirip sekali dengan sang ayah, sekalipun belum pernah bertemu!
Jika Ayah Sania masih hidup, siapa
yang meninggal di kecelakaan itu?
Mengapa ayah Sania menyembunyikan
identitasnya bertahun-tahun? Sebenarnya, apa yang dirahasiakan di balik
kecelakaan itu?
Sania sudah bertanya pada pria
misterius itu, tetapi pria itu tidak memberi jawaban dan hanya meminta uang!
Sania ragu dengan dugaan ini, tetapi
dia tidak berani menunjukkan apa pun.
Takutnya, saat keluarga Lesmana
sampai mencurigainya, kehidupan gadis kaya yang Sania jalani akan berakhir!
Rahasia ini membebani Sania.
Sekarang, ketika Darren mengungkit
kembali soal ayahnya, Sania merasa gelisah dan takut terjadi sesuatu yang tidak
terduga.
Setelah mendengar perkataan Darren,
suara lembut Nindi kembali bicara, "Kalau begitu, nggak ada yang perlu
diobrolkan lagi."
Darren menegaskan, "Nindi, kalau
kamu bersikeras pergi karena marah, jangan kembali lagi dan jangan nikmati
semua dukungan ekonomi dari keluarga Lesmana." 1
"Siap, tapi karena kita harus
bicara dengan jelas, ada sesuatu yang ingin kukatakan juga."
Nindi pun mengeluarkan sebuah dokumen
dari tasnya. "Ini adalah surat perjanjian pemutusan hubungan, aku sudah
menandatanganinya."
Nindi hampir lupa datang ke rumah
sakit dan membawa dokumennya.
Tidak disangka, banyak hal terjadi di
tengah perjalanan. Nindi sampai lupa, kalau bukan Darren yang mengungkit
masalah pemutusan hubungan, mungkin dia tidak akan ingat.
Dokumen itu digelar di hadapan semua
orang.
Nando berdiri paling dekat,
membuatnya dapat melihat dengan jelas.
Sorot mata Nando langsung berfokus ke
beberapa kata "putus hubungan", membuat Nando seketika merasakan
sakit hati.
Nando merasakan sesak di dada,
suaranya ikut serak. "Nindi, apa kamu benar-benar sekejam ini?"
"Kak Nando, kamu harus mengerti,
bukan aku yang pertama kali bilang ingin mengusirku," jawab Nindi.
Nindi langsung melemparkan dokumen
itu ke arah Nando, lalu berbalik dan pergi.
Nando mengambil dokumen, tetapi tidak
bisa meraihnya, seolah-olah Nando ingin mempertahankan Nindi. Pada akhirnya,
tidak ada yang bisa membuat Nindi tetap tinggal.
Darren melihat dokumen pemutusan
hubungan yang tergeletak di lantai dengan ekspresi terkejut.
Darren menatap Nando dan Leo tidak
percaya. "Apa yang sebenarnya terjadi selama aku nggak ada? Kenapa Nindi
berubah seperti ini?"
Dulu, jika Darren bicara pada Nindi
untuk pergi, Nindi pasti tidak berani melawan perkataan Darren!
Namun, sekarang, bukan hanya pergi,
Nindi sampai mengeluarkan surat pemutusan hubungan!
Surat yang sudah ditandatangani!
Ini bukan hanya kemarahan,
benar-benar perihal serius!
Nando tidak tahu harus tertawa atau
menangis. "
Kak Darren! Nindi adalah satu-satunya
adik perempuan kita! Kenapa kamu harus bicara seperti itu?"
No comments: