Bangkit dari Luka ~ Bab 193

 

Bab 193

 

"Apa?"

 

Darren terdiam sejenak setelah mendengar jawabannya. "K-kenapa... aku baru tahu ini?"

 

Nindi yang masih muda ini, ternyata sangat hebat?

 

"Aku sudah pernah bilang, Kak. Kamu saja yang lupa. Nindi diam-diam sangat berjasa bagi keluarga kita. Tapi kita mengabaikannya."

 

Nando juga baru menyadari betapa salahnya dia di masa lalu.

 

Darren masih tercengang. "Itu saja. Cuma bantuan kecil."

 

Dia masih berpikir bahwa Nando sengaja mengatakan semua itu untuk menghibur Nindi.

 

Darren tidak mengira itu benar.

 

Sekretarisnya berkata cemas, "Bos, departemen IT sudah nggak bisa berbuat apa-apa. Kita harus apa? Kalau beritanya tersebar, grup kita akan menghadapi masalah besar."

 

"Nggak bisa apa-apa dibandingkan gadis kecil? Apa mereka nggak becus sama sekali?"

 

Darren terlalu malu dan menatap Nindi. "Apa maumu? Aku cuma lupa sebentar kalau kamu yang menulis kodenya, kamu ingin balas dendam?"

 

Bukankah dia hanya lupa?

 

Apakali sepenting itu?

 

Nindi juga anggota keluarga Lesmana. Apa salahnya memberikan sedikit kontribusi?

 

"Benar."

 

Nindi langsung mengakuinya.

 

Matanya sudah tidak menyimpan emosi lagi. "Kak Darren, jangan cari-cari masalah denganku, kamu sedang dalam masalah besar sekarang. Biar kuberi saran, cepat cari orang yang bisa menyelesaikan masalah ini. Jangan sampai semua rahasia bisnismu bocor."

 

"Nindi, beraninya kamu? Kamu makan dan minum dari keluarga Lesmana sejak lahir. Semua uangmu dari keluarga Lesmana. Tapi kamu menyakiti keluarga Lesmana sekarang. Di mana hati nuranimu? 11

 

Nindi berdiri di pintu, menjawab, "Ayah dan Ibu meninggalkan dana untuk masing-masing anak, dan semua biaya pendidikanku diambil dari sana."

 

"Oke, oke. Tapi kamu bertahun-tahun tinggal di keluarga Lesmana. Makanan, baju, tempat tinggal, transportasi, mana yang nggak disediakan keluarga Lesmana? Kami selalu membelikan hadiah mahal di setiap ulang tahunmu. Apa semua itu nggak termasuk?"

 

"Kalian lupa? Ulang tahunku nggak pernah dirayakan lagi sejak Ayah dan Ibu meninggal. Tapi ulang tahun Sania selalu dirayakan dan kalian memberinya hadiah mahal. Nggak ada hubungannya denganku."

 

"Bohong. Aku ingat membelikanmu mahkota antik."

 

Nindi menyeringai dingin. "Benda itu sudah lama diambil Sania."

 

"Nggak mungkin. Itu hadiah untukmu, kenapa diambil Sania?"

 

Darren tanpa sadar menatap Nando, matanya bertanya-tanya.

 

Nando menjawab dengan rasa bersalah, "Kak Darren, ini juga salah paham. Nindi dan Sania pernah bertengkar sebelumnya. Nindi memberikan mahkotanya sebagai permintaan maaf."

 

"Minta maaf ya minta maaf. Kenapa sampai memberikan hadiah dariku? Nando, kenapa kamu begini?"

 

Darren merasa malu dan hatinya sedikit tidak enak.

 

Nindi mengeluarkan sebuah amplop berisi uang tunai. "Ini total uang makanku selama ini, sudah kuhitung. Uang dan barang-barang sudah jelas semua, aku nggak mau punya hubungan apa-apa lagi dengan keluarga Lesmana!"

 

Nando terkejut ketika segepok uang dilemparkan ke pangkuannya. Tangannya bergetar dan dia tidak berani mengambilnya.

 

Darren benar-benar kelewat marah. "Nindi, jangan pikir aku nggak berani memberimu pelajaran hanya karena ini."

 

Nindi mengangkat dagunya. "Pak Darren, Pak Nando, kalian sebaiknya pergi secepatnya. Kalau nggak, aku akan menyebarkan kode sumber sistem Grup Lesmana. Biar semua data Grup Lesmana diambil peretas di luar sana."

 

"Pesaing kalian pasti sangat senang."

 

Darren sampai gemetaran. "Kamu ... kamu... oke! Nindi, mulai hari ini, aku bukan saudaramu lagi. Aku nggak akan pernah memaafkanmu. Aku juga nggak akan mengakuimu sebagai adikku!"

 

"Kak Darren! Jangan bilang begitu!"

 

Nando meraih lengan Darren. "Nindi adik kita. Kita janji ke Ibu dan Ayah akan menjaga dengan baik satu -satunya adik perempuan kita."

 

"Tapi kalau bukan karena Nindi, mereka nggak akan kecelakaan dan meninggal!" 4

 

Mata Darren merah padam penuh kebencian. "Andai aku tahu Nindi jadi seperti ini, ayah Sania harusnya jangan menyelamatkan dia lebih dulu, tapi Ayah dan Ibu!" 3

 

Kecelakaan mobil itu terbayang kembali di benak Nindi.

 

Nindi hampir tidak bisa berdiri dan bersandar di tepi pintu agar bisa tetap berdiri.

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 193 Bangkit dari Luka ~ Bab 193 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 09, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.