Bab 675
Nindi langsung pergi ke kafe di
lantai bawah. Belinda sudah menunggu di tempat duduknya.
Setelah duduk, Belinda langsung
menyerahkan sebuah cek.
Nindi melirik sekilas. "Apa
maksudnya ini?"
"Sebutkan saja jumlahnya."
Nindi menatap wanita sosialita di
depannya. "
Setahuku, kesepakatan kita bukan
seperti ini. Hari itu, kamu bilang Cakra sedang membohongiku. Sebenarnya apa
maksudmu?"
"Aku berbohong padamu."
Ekspresi Belinda terlihat sedikit
canggung. "
Awalnya aku ingin menipumu, tapi aku
nggak menyangka Cakra akan mendengarnya. Awalnya aku mau bilang kalau dia
menyembunyikan identitasmu dan dengan sengaja memprovokasi hubungan kalian. 11
Nindi merasa Belinda masih
menyembunyikan sesuatu.
"Isi saja ceknya dengan angka
yang kamu mau. Uangnya akan langsung masuk ke rekeningmu hari ini."
Nindi tertawa terbahak-bahak, dia
mengambil cek dan menulis sesuatu.
Belinda tersenyum sinis saat melihat
Nindi mulai menulis. 'Dasar mata duitan!'
Setelah Nindi selesai menulis, dia
mengembalikan cek itu.
Namun, saat dia mengambil kembali cek
itu dan melihat jumlah yang tertulis, matanya langsung membelalak. "Berapa
ini?"
Nindi menulis jumlah terbesar pada
cek tersebut.
"Bukannya kamu sendiri yang
bilang? Kenapa sekarang malah keberatan ?" tanya Nindi dengan santai.
Belinda langsung meneguk kopinya
sampai habis. Dia benar-benar tidak menyangka Nindi akan meminta angka sebesar
itu, hampir 20 triliun!
Dari mana keluarga Morris mendapatkan
uang sebanyak itu?
Sekarang keluarga Morris hampir
bangkrut dan mereka tidak punya uang sebanyak itu.
Nindi langsung berdiri. "Nggak
bisa bayar ya? Kalau begitu, itu berarti Serena nggak terlalu berharga di
hatimu, lebih baik Serena dipenjara."
"Tunggu!"
Belinda sangat marah. "Apa
menurutmu masalah kecil ini sepadan dengan uang sebanyak itu?"
"Kalau jumlah segini saja kalian
nggak bisa bayar, berarti keluarga Morris memang hampir bangkrut seperti yang
dikabarkan."
Belinda sangat marah hingga muncul
kerutan di wajahnya. Beraninya wanita jalang kecil dari keluarga miskin ini
meremehkan keluarga Morris! Benar-benar keterlaluan!
Nindi menoleh dan menatap
Belinda."Kecuali kamu punya sesuatu yang bisa dijadikan alat tawar-menawar
denganku. Kalau nggak, maka nggak ada yang perlu dibicarakan."
Belinda menatap punggung Nindi yang
pergi, kemudian mengutuk dengan marah, "Jalang, benar-benar jalang nggak
tahu diri."
Beraninya wanita dari keluarga miskin
merebut pria dari putrinya? Benar-benar tidak tahu diri!
Sepertinya sekarang dia harus mencari
cara untuk menyingkirkan atau menghancurkan Nindi.
Belinda berpikir sejenak, lalu
akhirnya mengendarai mobilnya langsung ke 4S Motorindo. Ada masalah yang
benar-benar membutuhkan seseorang untuk menyelesaikannya.
'Nindi, ini semua salahmu sendiri.'
'Jangan salahkan aku karena bersikap
kasar.'
Setelah Nindi meninggalkan kafe, dia
langsung menelepon Mia. "Tadi Nyonya Belinda mencariku dan pembicaraan
kami nggak berjalan dengan baik. Suruh orangmu mengawasi Nyonya Belinda."
Nindi kembali ke Perusahaan Patera
Akasia untuk melanjutkan pengujian.
Untungnya, semuanya berjalan baik.
Setelah Nindi kembali ke kampus, dia
menerima telepon dari Mia. "Nyonya Belinda pergi ke 4S Motorindo. Menurut
informasi dari orang yang kami kirim, montir itu yang melayaninya, tapi kami
nggak tahu apa yang mereka bicarakan."
"Aku mengerti, ini berarti Nyonya
Belinda mungkin benar-benar tahu tentang kecelakaan mobil tahun itu."
Suasana hati Nindi menjadi jauh lebih
baik, ini berarti dia semakin dekat dengan kebenaran.
Setelah dia menutup telepon, Yanisha
pun datang." Aku sudah memeriksa keluarga Morris. Sepertinya nggak ada
seorang pun di keluarga Morris yang mengalami kecelakaan mobil di Antaram tahun
itu. Nyonya Belinda ada di sana hari itu dan dia nggak pergi ke Antaram, karena
keluarga Morris sedang menegosiasikan proyek energi baru hari itu. Jadi, seluruh
keluarga menghadiri konferensi proyek itu.
Yanisha juga mengeluarkan foto lama.
"Ini buktinya, konferensi berlangsung dari sore hingga malam. keluarga
Morris seharusnya nggak punya waktu untuk pergi ke Antaram, 'kan?"
No comments: