Bangkit dari Luka ~ Bab 682

Bab 682

 

Cakra berdiri di tempat, keinginan lamanya untuk merokok muncul kembali.

 

Dia menoleh dan melihat Nindi, barulah ekspresinya jadi lebih lembut.

 

Nindi menatap mata yang dipenuhi amarah itu, lalu perlahan melangkah mendekat. "Sudah, jangan dilanjutkan," kata Nindi.

 

Ini bisa dijadikan celah yang bisa dipakai melawannya.

 

Cakra pun melonggarkan tekanan di kakinya. Dia sadar bahwa dirinya tidak seharusnya kehilangan kendali di depan Nindi.

 

Darren bangkit dengan susah payah, lalu menatap Cakra dengan penuh kebencian. "Aku nggak akan biarin kamu lolos!"

 

Saat itu, Nyonya Martha buru-buru datang bersama sekelompok orang dan segera mengambil alih situasi. Dia menyita semua kamera dan ponsel yang ada.

 

Nyonya Martha melihat ke arah orang-orang itu dan berkata, "Kosongkan tempat ini, hapus semua rekaman di ponsel dan kamera mereka."

 

Apa pun yang terjadi di sini hari ini tidak boleh bocor.

 

Tak lama kemudian, semua orang yang tidak berkepentingan diusir keluar.

 

Sania membantu Darren berjalan ke arah Nyonya Martha. "Nyonya Martha, Nyonya lihat sendiri Kak Darren luka seperti ini. Kita harus minta pertanggungjawaban semua orang atas masalah ini dan menghancurkan Perusahaan Patera Akasia."

 

Nyonya Martha bahkan tidak melihat mereka, dia

 

hanya menatap Cakra, lalu berkata, "Buat apa repot-

 

repot. Ini cuma persaingan bisnis, nggak perlu pakai

 

kekerasan, 'kan?"

 

Saat melihat Cakra turun tangan, barulah Nyonya Martha mengerti seberapa besar arti Nindi bagi Cakra.

 

Cakra menyingsingkan lengan bajunya, memperlihatkan lengannya yang berotot.

 

Dengan wajah tegas, Cakra langsung berjalan ke sisi Nyonya Martha, lalu berkata dengan nada merendahkan, "Seleramu dalam memilih orang memang buruk. Nggak heran investasimu terus merugi. Bahkan kamu sampai menjual Yanisha dan ingin mengambil saham keponakanmu."

 

Wajah Nyonya Martha langsung memucat. "Pak Cakra, jaga ucapanmu," ujarnya.

 

"Aku beri kamu waktu tiga hari untuk memutuskan hubungan sama Darren. Kalau nggak, aku nggak bisa menjamin apa yang akan terjadi," kata Cakra.

 

Nyonya Martha menjawab dengan nada sebal, "Apa kamu harus sekejam ini dan nggak memberi sedikit pun kesempatan pada orang lain?"

 

"Minggir!"

 

Kata Cakra sambil menatap Nyonya Martha. Wajahnya sedingin es.

 

Nyonya Martha menggertakkan giginya, lalu akhirnya mundur dan memberi jalan.

 

Darren yang berdiri di samping dan menyaksikan kejadian itu langsung terkejut. 'Apa Nyonya Martha menyerah begitu saja?' pikir Darren.

 

Darren merasa ada sesuatu yang janggal, tetapi dia tak tahu persis apa yang salah.

 

Sania tidak dapat menahan diri untuk berkata, " Nyonya Martha, kenapa Nyonya segan sama seorang dokter biasa?"

 

"Ya, Nyonya Martha, Nyonya nggak mungkin takut hanya karena dia jago berkelahi, 'kan?"

 

Witan juga merasa sangat aneh.

 

Saat itu, beberapa pria paruh baya berseragam masuk.

 

Ekspresi penanggung jawab yang ada di sana langsung berubah. "Pak Walikota, kenapa Anda di sini? Saya minta maaf karena ada yang membuat masalah di sini. Saya sudah lapor polisi."

 

"Dasar bodoh! Siapa yang suruh kamu lapor polisi?"

 

Pria paruh baya itu langsung menampar penanggung jawab itu, lalu mendekati Cakra dan berkata dengan hormat, "Pak Cakra, saya minta maaf karena orang ini nggak mengenali Anda dan bertindak gegabah.

 

Penanggung jawab itu tertegun. 'Siapa orang ini sebenarnya?' pikirnya.

 

Pak Cakra?

 

Di Kota Yunaria, tampaknya tidak ada yang bisa mendapatkan perlakuan hormat dari walikota selain anggota keluarga Julian.

 

Cakra hanya berdiri di tempat dan berkata dengan tenang, "Penanggung jawab ini ingin mengusir orang-orang dari perusahaanku hanya dengan paten desain. Aku nggak tahu berapa banyak suap yang dia terima hingga berani melakukan hal seperti itu!"

 

Jelas sekali bahwa Nyonya Martha telah mengatur semuanya sejak awal.

 

Penanggung jawab itu langsung pucat pasi dan buru -buru menjelaskan, "Semua ini rencana Nyonya Martha. Saya hanya mengikuti perintah Darren. Saya benar-benar nggak tahu tentang paten itu!"

 

"Dasar nggak berguna!"

 

Walikota itu langsung memarahi penanggung jawab tadi, lalu berbalik dan berkata dengan hormat kepada Cakra, "Saya akan adakan acara perilisan sampel lagi hari ini. Nggak akan ada berita buruk yang tersebar, saya jamin!"

 

"Keluarga Lesmana pernah menjiplak ide perusahaan kami. Sekarang, mereka mencuri sampel kami."

 

Cakra memandang Darren, lalu berkata, " Perusahaan sampah seperti ini nggak pantas ada di sini."

 

Darren langsung berkata dengan marah, "Siapa kamu sebenarnya?"

 

"Dia pewaris keluarga Julian!"

 

Bab Lengkap

Bangkit dari Luka ~ Bab 682 Bangkit dari Luka ~ Bab 682 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 17, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.