Bab 2365
Saka tertawa sinis, lalu
berkata dengan meremehkan, "Apa orang bodoh yang mendapat pencapaian
instan sepertimu mengerti yang namanya genius praktisi pedang? Jika bukan
karena latar belakangnya buruk dan nggak mendapatkan cukup banyak sumber daya,
dia juga akan setara dengan orang-orang seperti Clara."
Mendengar ucapan itu,
Gilbert juga melirik Saka. Dia tiba-tiba tersenyum dan berkata, "Kak Saka,
hanya kamu yang percaya padaku."
Sambil berbicara, dia
melangkah maju dan menatap Alex dengan ekspresi dingin. Lalu, dia berkata
dengan serius, "Aku menguasai teknik Pedang Keagungan Tunggal. Beri aku
kesempatan untuk berteinu dengan Nona Clara."
Selesai bicara, dia
hendak melepaskan teknik pedangnya.
Alhasil, pada saat ini,
semua orang tertawa terbahak -bahak.
"Teknik Pedang
Keagungan Tunggal! Apa dia seorang Guru Bumi atau tingkat langit? Beraninya dia
mengatakan keagungan tunggal!"
"Jangan bilang
begitu. Siapa tahu dia adalah genius yang sulit ditemukan di seluruh
dunia?"
Alex seolah-olah sedang
melihat orang bodoh, lalu dia mengejek, "Bagus, bagus, sebuah Sagheru
kecil ternyata bisa muncul kalian berdua yang genius. Sagheru ini memang
benar-benar penuh dengan orang hebat dan keajaiban alam. Ckck, teknik Pedang
Keagungan Tunggal, sungguh pandai membual."
Saka mengerutkan kening
dan merasa agak kesal. Apakah Clara si sialan ini adalah orang zaman dulu? Dia
bahkan tidak memiliki ponsel.
"Sebagai seorang
master ilahi instan, apa yang kamu sombongkan? Bahkan berani mengomentari
seorang genius? Dasar gila... " ucap Saka.
Dia langsung menarik
Gilbert untuk pergi, nanti baru mencari cara untuk menghubungi Clara lagi.
Alhasil, setelah
ucapannya, Alex berkata dengan marah, "Kamu ingin pergi setelah menghina
keluarga Romli? Kamu anggap keluarga Romli ini apa?"
Selesai bicara, dia
tiba-tiba melompat ke udara dan dia menyerang Saka dari kejauhan dengan satu
tangan.
Sebuah tekanan yang kuat
menyelimuti Saka dalam sekejap. Saka langsung melepaskan segel pertama Teknik
Penerobos Surgawi dan mengangkat Wilayah Api Seribu Wujud untuk melindungi
dirinya dan Gilbert.
Hanya terdengar suara
ledakan!
Wilayah Api Seribu Wujud
berkobar tinggi. Saka mundur beberapa langkah, sementara Alex melihat adegan
itu dengan wajah muram dan merasa sangat kehilangan muka.
Dia adalah master ilahi
tingkat lima, serangan ini seharusnya memberikan Saka sebuah pelajaran, tetapi
tidak disangka bahwa serangannya tidak langsung menghancurkan wilayah master
ilahi Saka.
Saka menatap Alex dengan
meremehkan, lalu berkata, "Bakat selemah ini, keluarga Romli benar-benar
nggak ada orang yang layak!"
Alex menjadi makin marah
dan menyerang lagi.
Saka mengamuk dan
berteriak, "Masih belum selesai?"
Dia tiba-tiba melangkah
maju.
Sebuah energi sejati
yang kuat meledak. Bukan hanya semangat bertarung, dia juga mengeluarkan pedang
setengah jadi, lalu sebuah teknik pedang yang mengejutkan juga meluap keluar!
Munculnya teknik pedang
ternyata mampu menahan tekanan dari Alex. Saat berikutnya, dia memegang pedang
untuk menahan tekanan itu, lalu perlahan-lahan melangkah ke arah Alex.
Melihat situasi ini,
semua orang sangat terkejut!
Ini adalah perbedaan
antara tiga tingkatan ...
Saka ternyata bisa
menahan tekanan ini dengan begitu mudah?
Tidak heran jika bakat
seperti ini bisa menarik perhatian Clara, sehingga dia secara terbuka merekrut
orang ini tanpa memedulikan martabat keluarga Romli.
Alex juga tampak tidak senang.
Teknik pedang dan bakat Saka terlalu menakutkan, ditambah lagi dengan kecepatan
latihannya. Jika dia diberi waktu beberapa tahun, kelak akan benar-benar
menjadi masalah...
Untungnya, Saka akan
berpartisipasi dalam Kompetisi Kota Sentana.
Mengingat hal ini, niat
membunuh di matanya makin kuat. Dia tiba-tiba berteriak dengan marah, Dia sudah
menyerang secara terbuka, tunggu apa lagi?" 11
Setelah ucapannya
terdengar, semua persembahan di sampingnya maju bersamaan dan melepaskan aura
yang kuat.
Hanya terdengar suara
ledakan dan Saka mundur puluhan langkah. Dengan sebuah hentakan, tanah di bawah
kakinya tiba-tiba hancur.
Di bawah tekanan yang
berat itu, terdengar suara retakan dari dalam tubuhnya, seolah-olah tulangnya
sedang tertekan. Sementara di sampingnya, Gilbert bahkan tidak dapat menahan
tekanan ini dan memuntahkan darah.
Saka segera mengangkat
tangan untuk melindunginya.
"Pencapaian seperti
ini yang kamu sebut sebagai genius?" tanya Alex.
Sambil berbicara, dia
melirik Gilbert dengan tatapan meremehkan. Selanjutnya, dia menjentikkan
seberkas energi sejati dan mengayunkannya dengan keras.
Terdengat suara decit.
Energi sejati itu
langsung menembus bahu Gilbert, dia terlempar ke belakang dan memuntahkan darah
dari mulutnya.
Alex menatap Saka, lalu
berkata sambil tersenyum galak, "Kamu telah membunuh Aston. Hari ini, aku
ingin kamu menukar nyawa dengan nyawa! Melihat kematian teman nggak bergunamu
yang menguasai teknik Pedang Keagungan Tunggal dengan mata kepalamu
sendiri!"
No comments: