Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 101

BAB 101

 

PROK! PROK! PROK!

 

Kata-kata yang diucapkan oleh Arthur tersebut sontak disambut oleh tepuk tangan yang gegap gempita dari para tamu acara peluncuran Obat 10 Lengkap.

 

Mereka semua menatap bangga lagi kagum terhadap sosok Jackie. Orang-orang yang sebelumnya bertanya-tanya kini menaruh rasa salut pada anak muda yang berdiri di sebelah Arthur tersebut.

 

"Wow... pria semuda itu adalah seorang dokter jenius?!"

 

"Tak ku sangka. Aku sempat menyangka dia adalah artis karena penampilannya. Ternyata dokter, foh...!"

 

Melihat orang-orang sepertinya merasa takjub pada dia, Jackie hanya tersenyum manis seraya merunduk-rundukkan tubuh hingga beberapa kali sebagai tanda ia sangat menghargai sambutan yang terarah padanya.

 

Sherina turut senang melihat bagaimana Jackie disambut sedemikian rupa. Meski begitu, dia merasa sedikit tegang, malahan gugup. Pasalnya, orang-orang mulai menghampiri lalu menjabat tangan ia dan kakaknya.

 

"Selamat datang, Dokter. Senang bertemu dengan Anda."

 

"Dokter, Nona, sebuah kehormatan dapat bertemu dokter ahli dari Wijaya Pharmaceutical."

 

"Saya tak pernah menyangka, dokter ahli Wijaya Pharmaceutical semuda Anda, Dok.”

 

"Perkenalkan. Aku juga seorang dokter. Dok, Nona. Adalah sebuah kebanggan bertemu dengan ahli pengobatan dari Wijaya Pharmaceutical."

 

Sedangkan Jackie sudah berpesan pada Arthur juga seluruh Keluarga Wijaya termasuk Samuel yang hadir di sana. Agar, jangan sampai mereka memanggil dirinya dengan sebutan Dewa Muda.

 

"Khawatirnya, nanti orang-orang akan menaruh curiga bahwa aku itu seorang Ahli Tak Tertandingi. Jadi, sapa aku dengan nama saja," begitu pesan Jackie.

 

Diiringi para tamu yang masih saja ingin menyambut dan melihat Jackie dari dekat, Arthur dan Hansen menggiring tamu kehormatannya ke tempat duduk VIP dalam ruangan pertemuan yang besar tersebut.

 

Sedangkan Sherina merasa dirinya udik. Dia memang biasa bernyanyi. Tetapi itu adalah pekerjaannya. Lagi pula, semenjak Jackie mendekam dalam Penjara Bawah Sembilan, belum pernah lagi ia mengalami sambutan meriah sedemikian rupa.

 

"Kak Sherina, sini, duduk bersama aku di sini!"

 

Elvi tiba-tiba saja meraih tangan Sherina dan membawa adik dari Jackie tersebut untuk duduk bersama dengannya. la juga menyebut Sherina dengan sapaan 'Kakak'. Karena, usianya memang di bawah Sherina.

 

"Terima kasih sudah menjemputku, Elvi. Aku benar-benar grogi berada di tengah kerumunan orang seperti barusan," ucap Sherina loga.

 

"Hihihi...!" Elvi terkikik-kikik dengan menutup bibirnya menggunakan telapak tangan. "Tidak masalah, Kak. Akupun sebetulnya termasuk orang yang merasa kikuk jika berhadapan dengan kenalan dan kolega opa dan ayah."

 

Untuk sejenak, kedua gadis itu berbincang ke sana kemari. Sampai akhirnya, Elvi bertanya mengenai pelatihan vokal yang sedang di jalani Sherina bersama Morgan Kalsino.

 

"Bagaimana, apakah les vokalmu bersama Kak Morgan berjalan dengan baik, Kak?" tanya Elvi. Sebab, dirinyalah yang memperkenalkan Morgan pada Sherina.

 

"Puji syukur. Kak Morgan itu orangnya memang sangat serius dan lugas. Akan tetapi dia baik dan pengetahuan musiknya luas sekali. Aku mesti mengakui, beliau adalah pelatih nomor wahid!" jawab Sherina. "Terima kasih sudah memeprtemukanku dengan Kak Morgan. Elvi."

 

Gara-gara Elvi menyinggung soal guru vokalnya, Sherina teringat bagaimana dia sempat menilai Elvi adalah seorang cewek genit yang berusaha merebut Jackie dari dirinya. la pun memilih untuk mengungkapkannya.

 

"Elvi, aku juga ingin meminta maaf padamu. Sebab, waktu itu aku sempat... ya..., katakanlah sebal terhdapmu," ucap Sherina dengan malu-malu.

 

Ekspresi wajah Elvi berubah bak sedang terkejut. Dia dan Sherina waktu itu sudah santap siang bersama. Tetapi, baru sekarang Sherina mengungkapkan mengenai kegelisahan hatinya terhadap sang putri Wijaya.

 

"Kak, ada-ada saja kamu itu! Tak mengapa. Aku bahkan sudah melupakannya. Santai saja. Kak Jackie itu tampan, lagi memiliki kemampuan medis yang hebat. Wajar apabila banyak orang terpesona padanya, lya 'kan?" tutur Elvi.

 

Keduanya lanjut mengobrol. Elvi bercerita mengenai apa yang dirasakan oleh Keluarga Wijaya setelah Jackie membantu mereka untuk mengangkat kembali nama familinya.

 

"Ngomong-ngomong soal Kak Morgan... apakah kamu tahu, kalau putra dari Kak Morgan itu tampan? Namanya Holland Kalsino. Jika kamu sudah melihat dia, kau pasti akan tergemas-gemas karenanya!" kata Elvi.

 

"Aku belum pernah melihatnya, El. Lagi pula... bagiku, cowok ganteng itu adalah... mungkin ayahku dan tentu saja Kak Jackie," balas Sherina lugu.

 

"Kamu itu... sangat memuja Kak Jackie. Serunya memiliki seorang kakak yang berpenampilan dan seluar biasa dia. Kalian juga terlihat sangat akrab. Kalau saja orang yang tidak tahu kalian kakak beradik, bakal menyangka kamu dan Kak Jackie adalah sepasang kekasih!"

 

"Ah, kamu bisa saja. Toh Kak Jackie pun juga selalu menjagaku baik-baik. Kamu sendiri tahu ceritanya. Kak Jackie masuk ke Bawah Sembilan gara-gara aku," Sherina berucap malu-malu.

 

Gadis yang sedang berbincang dengan Sherina itu tidak mengetahui. Lawan bicaranya merasa gede rasa pada saat Elvi berkata-kata seperti demikian.

 

Pasalnya, Sherina sudah mengetahui. Bagaimana sebetulnya, dirinya dengan Jackie bukanlah kakak beradik kandung. Melainkan, abangnya tersebut kemüngkinan besar berasal dari sebuah keluarga kaya raya.

 

Namun, Sherina juga teringat akan sosok Vanessa. Kakaknya bagai jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap sosok sang putri Halim. Sehingga, ia langsung bisa mengatasi perasaan gede rasanya tadi.

 

Sementara itu, perhatian seluruh tamu acara peluncuran Obat 10 Lengkap yang disebut: 'Perkumpulan Lengkap', tengah tertuju pada Jackie. Terutama, tentu saja para wanita.

 

"Apakah pemuda itu selama ini sudah terkenal tapi kita baru saja mengetahuinya?"

 

"Jangan-jangan, dia adalah seorang anggota termuda Ikatan Dokter Makara?"

 

"Parasnya menunjukkan kejeniusannya. Lalu dia berdegap..., dokter pula. Kurang apa lagi cowok itu?"

 

"Ingin sekali aku berkenalan dengannya. Kira-kira saja... apakah dia mau menjadi dokter langgananku atau tidak, ya?"

 

Itu adalah keterkaguman kaum hawa terhadap Jackie. Mereka yang datang dari kalangan atas mengamati Jackie dengan berusaha menerka-nerka.

 

"Dia masih muda seperti itu sudah dijadikan dokter ahli oleh Pak Arthur. Bukan main!"

 

"Bagaimana dia bisa menjadi seperti itu, ya? Apakah latar belakangnya yang membuat Keluarga Wijaya sangat percaya pada dia?"

 

"Lelaki sermuda itu tapi bisa menjadi seorang ahli di Wijaya Pharmaceutical. Sudah bisa dipastikan. Masa depan anak tersebut sangatlah cerah!”

 

Lucunya selain pemikiran-pemikiran tersebut, penampilan Jackie yang terlihat trendi juga mulai membuat tamu-tamu Perkumpulan Lengkap mulai berusaha memperkirakan siapa dia sebenarnya.

 

"Aku rasa, kemungkinan besar dokter muda itu adalah keturunan keluarga kaya raya yang sangat berpengaruh."

 

"Pasti, aku yakin itu. Karena kalau tidak demikian, mana bisa dia membuat Pak Arthur seolah sangat menaruh hormat padanya!"

 

Selanjutnya, terlihat Hansen Wijaya mulai menaiki panggung. Alunan musik dari band yang mengiringi acara tersebut melantun lembut. Sementara, putra dari Arthur Wijaya itu mulai berkata-kata.

 

"Bapak, ibu, saudara-saudari sekalian. Kami sangat berbahagia bisa mengundang Anda kenari. Selamat menikmati jalannya acara dan jangan lupa cicipi semua hidangan yang tersaji. Jangan sampai Anda pulang dengan perut kosong. Ini bukan saat yang tepat untuk diet!"

 

Sambutan berbau kocak dari Hansen membuat seluruh orang di sana tertawa. Lantas, dia lanjut bersuara.

 

"Hadirin sekalian. Kami juga inign menyampaikan satu hal penting pada Anda…”

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 101 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 101 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.