BAB 105
Reaksi Xander yang berusaha
disembunyikan oleh lawannya itu membuat Jackie berada di atas angin. la
langsung mengetahui. Stella memang dibunuh oleh Xander sendiri. Walau demikian,
ia kalem-kalem saja.
Walau mulai merasa agak kikuk, Xander
tetap berusaha menanggapi Jackie dengan tenang. la pun terkekeh dengan hanya
memperdengarkan suara napasnya, lalu berucap.
"Kakak seperguran mana tega
membunuh adik seperguruannya yang mengasihi dia sepenuh hati?" Xander
mencoba mematahkan apa yang disampaikan Jackie barusan.
"Kakak seperguruan yang kepergok
oleh adik satu gurunya telah mencintai orang lain. Khawatir adik seperguruannya
merepotkan dia, ia pun tanpa ragu menyingkirkan si adik."
Deg! Xander tercekat pada saat Jackie
berkat begitu kepadanya. Seolah, sang dokter dapat bisa menerawang apa yang
terjadi meskipun tidak seakurat itu.
"Pintar mengarang juga kamu,
dokter sampah...! Tapi sayanganya, itu hanyalah terkaan saja. Atau... kamu bisa
membuktikannya?" Xander menanggapi tanpa mengubah rautnya yang menyiratkan
keangkuhan.
Jackie sangat menyadari. Dirinya
belum memiliki bukti yang bisa mendukung teorinya tersebut. Dia ingin membuat
seluruh orang yang berada di sekelilingnya percaya. Tapi bagaimana caranya?
Meski begitu, dia yakin. Apa yang
dirinya ucapkan merupakan salah satu faktor yang membuat Xander menyingkirkan
Stella.
"Tidak sekarang, Xander. Namun,
aku percaya aku bisa mengungkapnya. Kamu bersiap-siap saja," Jackie
menjawab pertanyaan Xander tanpa beban.
"Aku selalu siap, Jackie. Jangan
lupa, kamu membutuhkan bukti yang kuat untuk itu. Percuma saja kalau kamu
sekedar menuding. Tidak akan ada yang percaya. Hahaha..!" congkak Xander
berujar ditutup dengan tawa.
"Lihat saja nanti. Aku akan
mendapatkan bukti-buktinya. Selain itu, aku juga akan membuatmu mengakuinya
sendiri," Jackie berujar mantap.
Bisa dibilang, saat ini Jackie belum
bisa menjerat Xander. Bukan berarti Xander bisa lolos begitu saja. Sebab, dalam
beberapa hari kemampuan Jackie akan mencapai tingkat Pembentukan Dasar.
Pada tingkatan tersebut, ia bisa
menggunakan ilmu kultivasi yang lebih luas lagi. Salah satunya, ada teknik yang
bisa ia gunakan agar orang bisa berbicara sejujur-jujurnya.
Sedangkan Xander sebetulnya mulai
ketar-ketir. Dia sendiri bertanya-tanya. Benarkah si dokter dapat melakukan
seperti apa yang ia katakan?
"Kau ingin mengadu domba aku
dengan Xander bukan, dokter kotor?" Darren yang mati-matian tidak percaya
apda Jackie berkomentar. "Kau pikir dirimu bisa lolos dengan melakukan hal
seperti itu? Maafkan aku. Hanya ada satu cara untuk mengakhiri semua ini…”
Tidak sampai Darren menyelesaikan
kata-katanya, ia langsung menyerang Jackie. Para anggota Keluarga Wijaya
terpaksa mundur. Dengan segera, Jordan dan Hansen berusaha melindungi Sherina
dan Elvi yang ada bersama mereka.
"Kakak...!"
"Mundur, Sherina!"
Melihat abangnya mulai berkelahi,
Sherina merasa khawatir.. Hansen merentangkan tangan menahan adik sang koelga
juga putrinya.
Darren mulai melancarkan serangan. la
melayangkan pukulan demi pukulan ke arah Jackie, juga sesekali melepas sepakan.
Jackie sendiri menghadapi agresi musuh dengan kalem saja. la menepis dan juga
menghindar dari serbuan Darren yang memaki.
"Kamu harus mati, dokter
laknat!"
Si Raja Tinju Mematikan dari Kota
Lintang mengerahkan tenaga dalamnya. Dia mengejar Jackie yang bergerak gesit.
Pukulan dan tendangannya pun sempat meleset dari sasaran.
Bruak!
Brak!
Meja dan kursi kosong yang ada di
Bunga Central hancur berantakan tatakala terkena hantaman tangan juga kaki
Darren yang bergerak membabi buta.
Orang-orang semakin menjauh dari Jackie
dan Darren. Sehingga, tempat keduanya bertarung bertambah lega saja. Mereka
juga sangat kagum terhadap lawan dari Jackie tersebut.
"Kuat juga dia!"
"Pendekar tingkat apa si bapak
itu?!"
"Serangan-serangannya tampak
begitu berbahaya!"
Paman dari Stella itu adalah seorang
pendekar Tingkat Langit. Di tingkat sebegitu saja, dia sudah tampak kuat. Tak
terbayangkan mereka yang berada di tingkat Master.
Untuk pertama kalinya, Sherina
melihat orang yang kelihatan bertarung begitu hebat. la merinding. Dadanya
berdegup kencang. Sangat ingin dia menyuruh kakaknya untuk lari saja. Apa daya,
pertarungan antara keduanya telah terjadi.
Jordan dan Arthur juga menjadi
was-was. Mereka menyaksikan apa yang tengah berlaku di aula nan megah tempat
mereka menggelar acara Perkumpulan Lengkap itu nyaris tanpa berkedip.
"Hati-hati Jackie..!" pekik
Arthur.
"Jangan sampai dia
menyentuhmu!" tambah Jordan.
Mengetahui bagaimana Arthur dan
Jordan mendukung rivalnya, Xander menatap mereka dengan ekspresi tidak suka.
Dia berucap, "Diam kalian...!
Karena yang akan menjadi sasaran Si Tinju Mematikan selanjutnya adalah kalian!
Karena, kalian merupakan orang-orang yang sudah membantu si dokter sinting itu
melakukan kejahat!" ucap Darren geram berapi-api.
Baginya, orang-orang yang menyokong
Jackie juga harus menanggung nasib serupa dengan Jackie. Mereka akan merasakan
ganjarannya karena telah membantu Jackie menjadi dokter yang termasyur di Kota
Bunga saat ini.
Saat itu, Darren telah dikuasai oleh
amarah. Dia sangat ingin membalas kematian Stella yang sebetulnya bukan dibunuh
oleh Jackie. Melainkan, pelakunya adalah orang yang membawa dia ke situ.
Kalut, Darren mengerahkan ilmu tenaga
dalam yang ia miliki ke tingkat yang lebih tinggi. Lantas, ia melepas salah
satu teknik pukulan andalannya yang bisa membuat orang KO dalam sekali pukul.
Jurus Tinju Geledek Penyambar Nyawa.
"Haaaa !"
Segera itu Darren mengambil langkah
setengah berlari. Tiba di dekat Jackie, ia langsung melepaskan tinju ke arah
lawan.
Daps!
"Apa?"
"Dokter Jackie..."
"Dia…”
Terjadi hal mencengangkan dan membuat
semua orang di Bunga Central terperangah hingga ternganga. Mereka sudah merasa
yakin. Jackie tidak akan bisa lolos dari Darren yang membangun serangan begitu
cepat.
Namun yang terjadi benar-benar di
luar perkiraan. Jackie menahan kepalan Darren cukup menggunakan sebelah tangan.
"Kalian para Karlos itu tidak
menggunakan otak kalian atau bagaimana? Mau-maunya kalian diperalat oleh orang
lain. Bodoh sekali kalian itu," Jackie berujar dengan nada dingin yang
menandakan dia tetap tenang.
"Anak muda berengsek..,
berani-beraninya kamu menghina keluargaku. Heaaah-"
Kepalannya yang ditangkap begitu
mudah oleh Jackie membuat Darren merasa berang. la bermaksud untuk menjauhkan
tangan kanannya dan bersiap melakukan serangan lagi.
"Ti-tidak mungkin!"
Sekarang Darren terheran-heran.
Tangannya yang ditangkap oleh Jackie tak bisa digerakkan sedikitpun.
Seluruh orang yang meghadiri
Perkumpulan Lengkap terpaku di tempat mereka berada. Termasuk, Jordan, Arthur
Hansen, juga Sherina dan Elvi. Sebab, mereka melihat dengan jelas. Darren yang
berontak kesulitan untuk bergerak.
Terlintas dalam kepala Darren.
"Orang ini... dia bisa menahan tinjuku. Sekarang, aku pun tak bisa
mengegrakkan tanganku. Apakah... tidak..., tidak mungkin! Anak ini...
mungkinkah dia seorang Master? Ta-tapi, dia masih sangat muda!"
Dia mendapat gelar Raja Tinju
Mematikan dari Kota Lintang. Hanya sedikit orang di kota tempat tinggal Darren
yang bisa melawannya. Namun sekarang, lawannya membuat ia tak mampu menggerakkan
tangan sedikipun!
"Kurang ajar..!"
Seketika itu Xander merasa dongkol.
Karena, ia menyaksikan sendiri bagaimana Darren ternyata bukanlah tandingan
Jackie. Xander memutuskan untuk beraksi. la mengambil kuda-kuda dan
membangkitkan ilmu spritualnya.
"Heaaah.."
Begitu dia merapal kekuatannya,
muncul pendaran cahaya berwarna keunguan pada sekujur tubuh Xander. Apa yang
terjadi padanya adalah tanda bahwa ia mengerahkan Metode Surya Ungu, teknik
andalan perguruannya.
No comments: