Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 21

Bab 21

 

Mendengar ada suara yang menyebut namanya, Jackie memalingkan tubuh. Dia bisa melihat ada seorang pria berpostur tinggi langsing dan seorang wanita mendekat.

 

"Apakah mataku tidak salah?! Bukankah kau seharusnya mendekam di Penjara Bawah Sembilan?"

 

Si perempuan berkata-kata. Begitu mendengar apa yang diucapkan perempuan yang bersetelan mahal lagi memiliki tata rias wajah habis-habisan tersebut, dua anggota keamanan yang menghadang Jackie agak terkejut.

 

"Kamu lari dari penjara, Jackie?" tanya yang pria. Wajahnya menunjukkan dia tidak seserius itu.

 

Pasangan kekasih tersebut adalah kawan Jackie semasa dia masih duduk di bangku sekolah, Alex Hawono dan Cindy Natalia. Mereka sudah berpacaran sejak SMA dan dua-duanya datang dari keluarga kaya.

 

Tetapi, Alex dan Cindy tidak disukai oleh para murid satu sekolah mereka. Sebab, keduanya congkak dan sering merundung kawan-kawan mereka. Terutama, yang status ekonominya di bawah mereka.

 

Pertanyaan Alex dan Cindy membuat dua petugas keamanan yang menghadang Jackie semakin berhati-hati terhadap orang yang berdiri di depan mereka.

 

"Aku berprestasi di dalam penjara sehingga lulus lebih cepat, sahut Jackie santai berkelakar.

 

"Ya, ya... apa katamu saja, terserah! Mau kamu menjadi buron, atau lepas bersayarat, aku tidak peduli. Yang jelas, orang seperti kamu tidak seharusnya berada di acara ini!" lantang Alex menanggapi lawan bicaranya.

 

"Jangan kamu mempermalukan Tetua Reilly, Jackie. Seorang mantan napi bisa hadir di pesta ini merupakan penghinaan untuk dia!" tambah Cindy.

 

"Bapak-bapak sebaiknya segera menggiring dia keluar dari sini. Orang ini kemungkinan buron kepolisian, jangan sampai dia membuat masalah di acara Pak Reilly!" Alex berkata pada para petugas keamanan.

 

Petugas-petugas itu segera mendekat Jackie yang mengeluarkan ponsel. "Tunggu dulu, apakah bapak berdua berani mengusir orang yang memiliki undangan untuk datang kemari?"

 

"Kau adalah mantan napi, Bung! Tak mungkin kamu memiliki undangan untuk masuk ke dalam!"

 

"Sebaiknya Anda pergi sekarang sebelum kami mengusirmu secara paksa!"

 

Pada saat dua petugas keamanan itu berkata-kata, Jackie merogoh saku celananya. Dengan cepat, dia membuka pesan dari Vanessa lalu menunjukkannya pada orang-orang yang berusaha menghalang-halangi dirinya itu.

 

"Ini buktinya," Jackie berucap kalem seraya menunjukkan tampilan layar ponsel.

 

Dua petugas keamanan yang menghadapi Jackie sontak tertegun. Bahkan saking tidak percaya bahwa Jackie memiliki undangan digital yang diperuntukkan bagi dua orang tersebut, Alex dan Cindy menengok penasaran.

 

"Apa benar undangan ini asli...?!" tuding Cindy spontan.

 

"Bapak-bapak, sebaiknya periksa dahulu undangan ini. Mana bisa mantan napi seperti dia memiliki undangan untuk masuk ke dalam?!" sengit Alex berujar.

 

"Maaf, Kak. Kami harus memindai QR code yang tertera di sana terlebih dahulu untuk membuktikan bahwa undangan milikmu itu asli," ucap si petugas keamanan yang lebih tinggi dari kawannya.

 

"Silahkan saja, dengan senang hati," Jackie menyodorkan alat komunikasinya.

 

Petugas keamanan yang berbadan kekar mengambil ponsel Jackie. Kemudian, dia melakukan pemindaian terhadap undangan Jackie menggunakan aplikasi yang terpasang di telepon genggamnya.

 

Tidit!

 

Approved. Itulah tulisan yang muncul di layer ponsel si petugas keamanan. Terang saja kawannya, Alex dan Cindy, tercengang. Karena, mereka sudah berharap terdengar suara beep' empat kali yang menandakan undangan itu ditolak oleh sistem.

 

"Pak, coba ulangi. Mungkin itu adalah undangan yang orang ini dapatkan dari hasil meretas. Maklum, mantan napi!" pinta Alex.

 

"Tapi petugas keamanan yang jangkung sudah ingin berkata sistem mereka tak mungkin meleset. Namun, temannya melakukan sesuai apa yang disampaikan Alex.

 

Tidit!

 

Approved.

 

Suara dan tampilan pada layar si penjaga keamanan berulang kali menampilkan bahwa undangan Jackie dapat diterima. Hingga muncul pemberitahuan yang berbunyi:

 

'Pengguna telah terdaftar.

 

"Tidak mungkin! Mana, saya lihat!" Alex penasaran ingin memastikan. Benar saja. Dengan mata kepalanya sendiri, dia melihat tulisan-tulisan yang membuktikan undangan Jackie asli. Dia berucap lagi.

 

"Pak, ini pasti undangan hasil retasan atau orang ini mengambilnya secara paksa dari orang lain! Aku saja tidak bisa mendapat undangan ini...!"

 

Begitu Alex bertutur panik, Cindy segera memandang pada kekasihnya seolah memberi kode. Jackie memperhatikan rekannya sesama alumni SMA Trisakti tersebut. Wajah Alex memerah. Rupanya, dia sudah keceplosan memberitahu bahwa ia dan Cindy tak memiliki undangan.

 

Sudah menuding-nuding Jackie dan memaksa mereka untuk memeriksa undangan yang Jackie dapatkan dari Vanessa, sekarang dua petugas keamanan itu tahu. Siapa sangka, Alex dan Cindy yang sejak tadi banyak berceloteh malah tidak memiliki undangan.

 

"La-lalu, bagaimana kami bisa mengizinkan kakak berdua masuk jika kakak-kakak tidak memiliki undangan...?" lugu petugas keamanan yang tinggi berucap pada Alex dan Cindy.

 

Alex langsung menyambut, "Begini, Pak. Aku adalah Alex Wahono, putra dari Arya Wahono, pemilik Wahono Properties. Saya dan pacar saya datang ke sini, atas undangan Pak Gerald. Bukan begitu, Sayang?" terang dia, lalu berkata pada Cindy.

 

"Nah..., iya! Betul begitu, Pak!"

 

Tetap dengan gayanya yang sedingin es, Jackie memperhatikan Alex dan Cindy. Giliran dia yang tidak percaya terhadap pasangan itu.

 

Memang benar. Alex dan Cindy sama sekali tidak diundang untuk datang ke sana. Tetapi, Alex membujuk Gerald habis-habisan agar bisa hadir di acara tersebut.

 

"Pak Gerald bilang pada saya untuk langsung datang kemari. Bagaimana, Pak, tidak masalah bukan, kalau begitu adanya?" cecar Alex.

 

"Oh, kalau begitu tidak masalah. Akan tetapi, sebaiknya Kakak menghubungi Kak Gerald terlebih dahulu, lalu silahkan Anda masuk bersama beliau," kata petugas keamanan yang kekar.

 

Jackie yang sejak tadi berdiri menyaksikan drama yang berlangsung di hadapannya menghela napas. la yang jelas-jelas memegang undangan belum kunjung masuk. Tapi Alex dan Cindy yang mendompleng nama Gerald malah dilayani sedemikian rupa.

 

"OK, Pak. Tunggu, tunggu... saya hubungi Gerald sekarang," Alex buru-buru merogoh saku untuk mengambil ponsel. Lalu, dia bersuara. "Halo, Bro? Ya, ini aku sudah tiba di depan bersama Cindy. OK, OK. Aku tunggu kamu di sini."

 

Melihat kekasihnya berhasil mengontak Gerald, Cindy tersenyum lega. Alex juga menatap pada Cindy dengan perasaan puas.

 

"Pak, bagaimana dengan saya? Sudah ada orang yang menunggu saya di dalam. Saya harus segera..."

 

Berusaha meyakinkan petugas keamanan, Jackie kembali menjadi dongkol. Sebab, fokus dua petugas keamanan itu teralih pada antrean masuk tersibak. Sebab, seseorang muncul keluar dari ambang pintu utama Bunga Central.

 

"Permisi bapak-bapak, ibu-ibu, kakak-kakak!"

 

Seorang dengan rambut yang nyaris memutih seluruhnya berjalan ke arah Jackie dan yang lain berada. Dia dikawal oleh beberapa orang bersetelan necis. Cindy langsung merapatkan tubuh pada kekasihnya, kemudian berkata dengan setengah membisik.

 

"Alex, bukankah itu Pak Rudi Minjaya!"

 

Rudi Minjaya dikenal sebagai asisten sekaligus pengawal pribadi Darma Rilley. Tiba-tiba Alex pun mendekati Rudi.

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 21 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 21 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.