Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 22

 

Bab 22

 

"Pak rudi, mohon maaf mengganggu...." sapa Alex sopan.

 

Sontak, Rudi memandangi Alex dengan ekspresi keherenan sekaligus merasa terganggu. "Siapa Anda?" tanya dia dengan rautnya tersebut.

 

"Perkenalkan, saya Alex Hawono, kawan dari Gerald Harianto..." Alex memperkenalkan diri tapi Rudi lansgung memalingkan kepalanya dari dia.

 

"Maaf saya tidak mengenal Anda," ucap Rudi. Dia bermaksud untuk melanjutkan langkahnya Tapi Alex menyergah.

 

"Pak, tunggu sebentar..."

 

"Maaf, saya tidak ada waktu untuk berbincang dengan Anda. Ada tamu penting Tetua Rilley yang harus saya sambut," Rudi berujar dengan menunjukkan sikap tak peduli. Dia lanjut melangkah di tengah kerumunan orang.

 

Alex belum mau menyerah. Dia buru-buru berkata, "Pak, maaf. Apakah ada tamu undangan dari Tetua Rilley yang bernama Jackie?"

 

Sebetulnya, Rudi sudah agak sebal dengan tingkah Alex. Sembari menghela napas, Rudi menjawab, "Saya tidak pernah mengenal orang penting dengan nama itu. Sekali lagi mohon maaf anak muda, saya harus menyambut Pak Xander."

 

"Pak, tolong. Orang bernama Jackie ini memiliki undangan untuk menghadiri pesta. Tetapi, dia adalah mantan napi!" oceh Cindy mendukung kekasihnya. Dia menunjuk ke arah Jackie.

 

Merasa diganggu oleh orang asing yang menurut dia tidak penting dan ngotot ingin berbicara dengannya, ditambah, mendengar ada mantan napi namun memiliki undangan, Rudi langsung membalikkan badan.

 

"Siapa orang itu?" tanya Rudi sembari memicingkan matanya yang menyorot sinis.

 

"Seperti yang saya bilang, Pak, namanya Jackie. Tidak mungkin dia bisa mendapat undangan, bukan? Sementara, statusnya seperti itu!" tambah Alex.

 

Untuk sejenak, Rudi memperhatikan Jackie yang berdiri tegak. Sekilas saja, Rudi bisa menilai penampilan Jackie cukup perlente walau setelannya agak melanggar dress code pesta. 1

 

"Dari mana kau bisa mendapatkan undangan acara ini?" tanya Rudi pada Jackie dingin. Ia tampak agak geram bak ingin menerkam semua orang yang ada di hadapannya.

 

"Sebagai mantan napi, ada kemungkinan dia meretas undangan digital, Pak!" celetuk Cindy. Wajahnya terlihat puas melihat reaksi Rudi.

 

"Mungkin juga dia sudah menyingkirkan seseorang demi mendapatkannya. Dia harus diperiksa. Atau jangan-jangan, dia datang kemari dengan niat buruk!" dakwa Alex Dia sudah sangat ingin membuat Rudi marah besar.

 

"Hey, Anak Mudal Jawab pertanyaanku dengan jujur... bagaimana bisa kau mendapat undangan. Aku belum pernah mendengar namamu sebelumnya dan kamu adalah seorang mantan napi. Tak mungkin Tetua Rilley berkawan dengan orang sepertimu!" galak Rudi mendesak Jackie.

 

"Langsung usir saja dia, Paki Cindy menyembar.

 

"Jangan sampai Bapak membiarkan orang seperti dia membuat onar di pesta macam ini!" tambah Alex.

 

Sejujurnya, Jackie sama sekali tidak merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh Alex dan Cindy. Dia memang memiliki rencana untuk mengisengi Gerald. Tetapi jika saja dia terpaksa angkat kaki, tidak masalah.

 

Namun yang lebih menjadi perhatian Jackie adalah Vanessa. Sang putri Halim sudah rela memberikan undangan baginya. Bahkan kemarin, Vanessa telah bertanya pada Jackie untuk memastikan apakah dia akan. datang.

 

Terang saja Jackie langsung menjawab ia bakal datang ke pesta tersebut. Selain itu, Jackie juga agak khawatir. Sepertinya ada orang-orang yang mengancam perempuan cantik itu.

 

Jangan sampai Vanessa mengalami apa yang menimpa dirinya seperti yang sudah-sudah dalam acara tersebut.

 

"Aku mendapatkannya dari Kak Vanessa Halim," ujar Jackie penuh percaya diri dan begitu meyakinkan.

 

Pengakuan Jackie sudah barang tentu bagai petir di siang bolong bagi Alex dan Cindy. Mereka masih menimbang-nimbang haruskah mereka percaya atau tidak dengan apa yang diungkapkan oleh Jackie.

 

Sedangkan Rudi termangu. Pengaruh Keluarga Halim melebihi Tetua Rilley. Mereka satu dari sekian keluarga paling disegani di Makara.

 

Berpikir sejenak, Rudi memutuskan bahwa sangatlah tidak mungkin seorang Vanessa Halim memberi undangan bagi bekas napi. Sekalipun, la mesti mengakui. Penampilan fisik Jackie tentu akan sangat menarik bagi para hawa.

 

"Jangan main-main denganku, Nak. Tak mungkin perempuan terhormat seperti Kak Vanessa memanjakan seseorang dengan latar belakang kriminal sepertimu. Kau harus membuktikannya terlebih dahulu. Tapi jika tak bisa..."

 

Sejurus, Rudi berhenti berkata dan memandang pada petugas keamanan. "Kalau pemuda ini tidak bisa membuktikan omongannya, usir dia dari sini!" katanya lalu beranjak menuruni tangga teras Bunga Central.

 

Sekarang Alex dan Cindy terbingung-bingung. Mereka sudah ingin Rudi langsung mengenyahkan Jaekie dari sana. Tetapi, salah satu orang kepercayaan Damar Rilley tersebut malah meminta Jackie membuktikan omongannya.

 

"Lho...?! Siapa yang mengizinkan sampah masyarakat ini ada di sini?!"

 

Belum juga Jackie dapat membuktikan dari siapa undangan yang ia miliki, Gerald datang bersama Tina. Orang yang membuat Jackie mendekam dalam penjara itu juga langsung mengatainya. Terang saja, Alex dan Cindy serasa mendapat bala bantuan.

 

"Heh, Buron! Kenapa kamu ada di sini? Acara kami adalah tempat orang-orang kalangan atas berkumpul..., kamu tidak layak untuk berada di sini!" hina Tina.

 

Lucu. Sekalipun dia mencerca mantan kekasihnya, mata Tina bergerak memperhatikan Jackie dari atas kepala hingga ujung kaki.

 

Maklum. Tina sendiri terkejut. Mantan pacarnya yang baru saja keluar dari penjara itu tampak begitu necis. Rambut pendeknya tertata rapi walau berkesan sedikit urakan. Sehingga, paras Jackie terliha menggemaskan.

 

"Gerald, akhirnya kamu datang juga. Kamu pasti tidak percaya, masa teman kita ini bilang: dia memiliki undangan untuk masuk kemari dan mendapatkannya dari Vanessa Halim!" ujar Alex buru-buru.

 

"Sungguh mengada-ada sekali dia!" Cindy ikut-ikutan.

 

"Apa...?!"

 

"Hahahaha...!"

 

Mendengar perkataan Cindy dan Alex, seketika itu Gerald dan Tina terbahak-bahak. Ada beberapa orang di sekitar situ yang penasaran menyimak semuanya. Mereka juga terkekeh-kekeh diiringi gestur meremehkan.

 

Sedangkan Jackie tetap dengan gaya kalemnya. Ia mengambil napas pendek. Alisnya terangkat sedikit. Gerald memandangi dia dengan mata melebar karena

 

geregetan. 3

 

"Mendapat undangan dari Vanessa Halim, ya? Kamu mengkhayal apa bagaimana, napi? Tidak akan ada yang bakalan percaya kalau buronan intelijen seperti kamu mengenal Vanessa. Apalagi, sampai memberimu undangan untuk datang ke acara penting begini, tahu tidak!"

 

"Kamu itu mimpi di siang bolong, ya? Kamu itu baru keluar dari penjara, Jackie! Siapa yang bakal percaya kamu bertemu bahkan mengenal wanita cantik nan terhormat seperti Vanessa?! Ada-ada saja kamu itu!" Tina menambahkan kata-kata Gerald yang kembali bersuara.

 

"Jackie, biar aku jelaskan. Kau tahu siapa Keluarga Halim, bukan? Jangankan pada orang tuanya, Tetua Rilley itu saja bertekuk lutut di hadapan Vanessa. Lalu, ada seseorang seperti kamu yang mengaku datang ke sini karena memegang undangan dari Vanessa Halim? Omong kosong!"

 

Penjelasan dari Gerald disambut senyum tipis nan singkat dari Jackie. "Bagaimana jika aku bisa membuktikan bahwa aku tidak membual, Gerald?"

 

Baru saja Jackie berbicara, ponselnya berdering...

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 22 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 22 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.