Bab 26
Mendengar suara berat bernada
mengancam itu, orang-orang yang tengah asyik bergosip tersebut segera
membalikkan badan.
Saat itulah mereka tercekat tatkala
melihat Samuel Wanarto yang mengenakan setelan putih dipadu hitam berdiri di
belakang mereka.
"Sembarangan sekali kalian
menuding orang yang pernah ditahan adalah sampah menjijikan. Apakah itu berarti
kalian tidak suka dengan keberadaanku di sini?"
Segera itu orang-orang kaya tersebut
menelan liur. Bukan apa-apa. Mereka tahu. Wanarto adalah pengusaha yang sering
bermain kotor. Pun, ia juga pernah mendekam di Bawah Sembilan. Para tamu itu
mulai gelagapan.
"Ma-maaf, Pak Wanarto. Kami
tidak bermaksud menyinggung Anda."
"Y-yang kami bicarakan bukan
Anda, Pak. Kami sedang membicarakan orang lain."
Semua orang tahu. Samuel Wanarto
adalah seorang pengusaha pemberani bahkan hukum saja dia terabas.
Salah satu hobinya adalah memperdalam
ilmu bela diri. Bahkan, beberapa kali iseng mengikuti kompetisi tarung bebas
dan memenangkannya. Itulah mengapa dia disegani oleh banyak orang.
Tapi begitu mendekam di Penjara Bawah
Sembilan, pengaruh Wanarto hilang bagai asap. Dia menjadi bulan-bulanan napi
yang lebih ganas darinya. Hanya Jackie yang mampu menyelamatkan Wanarto.
"Aku menanti permohonan maaf
dari kalian karena telah berbicara sembarangan sehingga membuatku tersinggung.
Apa kalian ingin bisnis kalian aku hambat, hah...?"
Wanarto berkata lembut. Tapi cara dia
berbicara dengan melebarkan mata layaknya merasa geram membuat orang-orang yang
berdiri di depannya ketar-ketir.
"Kami meminta maaf, Pak!"
"Maafkan kami karena sudah
menyinggung, Anda, Pak Wanarto!"
"Ampuni kebodohan kami!"
Orang-orang yang sebenarnya dihormati
di Kota Bunga itu segera merundukkan punggung berkali-kali. Wanarto menyeringai
tipis. Ia menyapu seluruh pria yang ada di hadapannya lalu berkata.
"Dengar ini baik-baik. Jika
sampai aku mendengar kalian dengan berani memandang pacarnya Vanessa itu
sebelah mata sekali lagi saja, akan ku hajar kamu semua.
Mengerti, kalian?!" ancam
Wanarto.
"Kami mengerti, Pak!"
"Kami tidak akan sekali-sekali
lagi menyebut orang itu!"
"Bagus!" sambut Wanarto
begitu orang-orang itu ketakutan karena dia.
"Wah, benar-benar Pak Wanarto
memang tidak ada tandingannya, bukan?"
Orang yang berbicara itu adalah Willy
Yuwono. Sebelumnya, dia sedang berbasa-basi dengan Wanarto. Maklum, dia sedang
berusaha mencari orang untuk menjadi investor dari perusahaan keluarganya.
"Menurut hemat saya, Pak Wanarto
justru adalah seseorang yang sangat kuat, karena mampu bertahan di Bawah
Sembilan dan sekarang bisa berada di sini tanpa kurang satu apapun. Anda juga
masih dihormati orang banyak, luar biasa!" Willy memuji dengan maksud
menjilat.
Perkataan Willy hanya membuat Wanarto
tersenyum disertai dengusan sekali. "Kalian ingin tahu yang sebenarnya? Orang
yang bersama Kak Vanessa itu adalah kawan dekatku di dalam sana dulu!"
ucapnya seraya menunjuk bangga.
Baik Willy maupun orang-orang yang
bersama dia dan Wanarto tertegun. Menurut mereka, Wanarto pasti diistimewakan
di rutan yang terkenal ganas tersebut. Tetapi barusan, Wanarto mengatakan
Jackie adalah teman baiknya di Bawah Sembilan.
Tentu saja para tamu itu
bertanya-tanya: jika Jackie dekat dengan Wanarto, itu sama saja dengan menyebut
Jackie bukanlah tahanan biasa!
"Ja-Jockie ditahan bersama-sama
dengan Anda di Bawah Sembilan? T-ta-tapi... apa yang dia perbuat sehingga bisa
bertemu dengan Pak Wanarto?"
"Akulah penyebab orang itu
mendekam di sana...!"
Secara tidak sengaja, Gerald melintas
di situ dan menyimak perbincangan Wanarto dan yang lain. Willy Juga para tamu
Bunga Gala langsung menatap ke arah dia.
"Aku pikir dia akan musnah di
Bawah Sembilan. Tetapi... entah bagaimana.... dia bisa menghirup udara
bebas," ucap Gerald gusar.
"Hmmm..., padahal Jackie 'kan
hanya orang biasa. Tidak seperti Pak Wanarto yang tangguh ini, bukan?"
komentar Willy. Dia kembali berusaha untuk mendapatkan hati Wanarto.
"Pak Wanarto, tanpa bermaksud
memandang rendah Bapak, saya ingin tahu. Apa yang membuat Jackie sekarang bisa
ada di sini? Dia bahkan dekat dengan Vanessa pula! Apakah di Bawah Sembilan ia
belajar ilmu tipu-tipu dari seseorang?" tanya Gerald penasaran.
"Hahahaha...!" Wanarto
malah tertawa. "Mengapa kamu ingin tahu, Gerald? Aku dengar kamu ada
masalah dengan Jackie tadi? Bersiap-siaplah, Ger. Hidupmu tidak akan tentram!
Hahahaha...!"
Sembari tertawa-tawa puas, Wanarto
beranjak dari hadapan Gerald, Willy, juga orang-orang yang sebelumnya dia tegur
Para tamu bergidik karena perkataan
Wanarto. Sedangkan Gerald berdiri mematung dengan perasaan risau. Dia tidak
terima Wanarto mengatakan bahwa Jackie bisa membuat hidupnya tidak aman.
"Samuel Wanarto sialan itu pasti
hanya membual, dasar berengsek! Jackie..., bagaimana bisa kamu muncul kembali
dan malah mampu membalikkan keadaan setiap kali aku berusaha merendahkan kamu!
keluh Gerald penasaran dalam hati.
Sementara itu, Vanessa membawa Jackie
ke meja VVIP. Di sana, Vanessa mempertemukan Jackie dengan beberapa orang
penting.
Mereka adalah Farhan Maulana selaku
Ketua Ikatan Kedokteran Makara, Siska Rahayu yang merupakan Ketua Kamar Dagang
Pureleaf, dan Sukarman Jaya wakil komandan Tentara Nasional Makara.
"Siapa yang berani berbuat
seperti itu pada Anda, Kak Vanessa? Anda digigit oleh ular yang sekonyong ada
dalam mobil dan hendak diracun di restoran kenamaan seperti Phoenix Bistro...
siapa pun pelakunya, dia pasti bukan orang sembarangan!"
Siska menanggapi Vanessa setelah anak
perempuan dari salah satu keluarga paling disegani seantero Makara tersebut
menuturkan apa yang dirinya alami belakangan ini.
"Sebagai anggota Keluarga Halim,
aku menyadari, Bu. Keluarga kami pasti banyak musuhnya. Kebetulan akulah yang
menjadi sasaran mereka," jawab Vanessa.
"Astaga, Kak! Berhati-hatilah,
jangan sampai kejadian yang serupa terulang kembali!" Siska berkata dengan
nada prihatin.
"Kak Vanessa, sewaktu Anda
digigit ular berbisa itu, mengapa Anda tidak langsung memberitahu saya? Saya
bisa langsung datang menggunakan helikopter... Anda tidak meragukan
kreadibiltas saya sebagai Ketua Ikatan Kedokteran Makara, bukan?"
Kupanya. Farhan merasa terganggu
dengan kisah Vanessa yang malah mencari pertolongan ke Bawah Sembilan. bukan
menghubungi dirinya
"Aku sudah mengunjungi Rumah
Sakit Bunga Asih, Dok. Tetapi cara mereka menanganiku lambat sekali. Kemudian,
ada kenalan Papa yang memberi tahu kami, ada seorang dokter brilian di Bawah
Sembilan. Inilah dia orangnya!"
Kata-kata yang diucapkan Vanessa
belakangan dia ucapkan dengan gerakan seolah ingin menunjukkan Jackie adalah
pahlawan baginya. Yang disebut namanya hanya tersenyum tak kentara dan
mengangguk tipis, sinyal merendah. 1
Namun rupanya, Farhan tidak puas. Dia
merasa pengetahuan ilmu medisnya dikalahkan oleh orang yang memiliki asal-usul
tidak jelas. Terutama, Jackie tidak memiliki sertifikasi sebagai dokter.
Tentunya, Farhan juga ingin mencari
muka pada keluarga Halim. Mendapati Vanessa tidak dirawat oleh tangan
profesional, dia ngotot.
"Begini Kak Vanessa, melakukan
pengobatan alternatif sah-sah saja. Akan tetapi, dikhawatirkan metode
pengobatan yang dilakukan oleh Kak Jackie tidak menuntaskan semua racun yang
sempat bersarang di tubuh Anda. Siapa tahu, ada sisa-sisanya."
Apa yang disampaikan Farhan tidak
mempengaruhi Jackie. Terungkaplah bahwa pengetahuan Ketua Ikatan Kedokteran
Makara tersebut tidak seluas itu.
Tiga Belas Jarum Kehidupan adalah
sebuah teknik kuno yang terkenal ampuh sebagai metode pengobatan. Buktinya,
Dokter Baron dan Dokter Dendy berusaha mendapatkannya dari Jackie.
Hingga saat ini, para praktisi
kedokteran masih mencari-cari di mana sekarang kitabnya berada. Karena,
jelas-jelas tertulis dalam sejarah kedokteran negeri mereka.
Tetapi sekarang, Jackie tidak ingin
mengungkapkan bahwa Vanessa telah diobati menggunakan salah satu teknik
andalannya itu.
"Salah-salah, dokter ini juga
nanti ngotot ingin mendapatkannya dariku. Lebih baik aku bungkam saja,"
seloroh Jackie membatin.
Farhan terus berceloteh. "Kak
Vanessa, biar aku memeriksamu untuk memastikan bahwa Kakak sehat sepenuhnya
setelah menjalani terapi dari Kak Jackie!"
"Tidak perlu, Dok. Saya sudah
memiliki dokter pribadi saya sendiri sekarang," bangga Vanessa seraya
menatap Jackie yang juga memandanginya begitu kalem. Jackie kembali tersenyum
tipis.
Sejak tadi, Sukarman memperhatikan
obrolan Farhan dengan Vanessa. Dia adalah seorang aparat. Tetapi, sulit bagi
dia untuk bisa dekat dengan Keluarga Halim yang tentu saja pengaruhnya hingga
ke kursi parlementer Makara.
Meski begitu, dia mengenal Xander
yang akan menjadi tamu istimewa di Bunga Gala. Menurut dia, tak perlu dirinya
mendekati Keluarga Halim. Dapat mengenal Xander saja baginya cukup.
Mengetahui Jackie pernah meringkuk di
Penjara Bawah Sembilan, terlintas akal-akalan dalam kepalanya. Xander pasti
tidak suka apabila salah satu tamu di situ merupakan seorang mantan napi.
Sehingga, ia berucap.
"Nak Jackie, Anda pernah masuk
Bawah Sembilan. Boleh tahu kejahatan apa yang Anda perbuat sehingga Anda
menjadi tahanan di sana?"
No comments: