Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 29

 

Bab 29

 

"Begitukah?" Jackie menyambut apa yang disampaikan Vanessa padanya.

 

Saat itulah Jackie menengarai ada yang tidak beres dengan Siska. Baik soal kondisi fisik, terutama kemungkinan hubungan seksual dia.

 

Sebagai pewaris Teknik Dewa Pemulih Raga, hasil diagnosa Jackie tak pernah meleset. Buktinya, Siska terlihat kikuk. Dia tetap tersenyum, akan tetapi bahasa tubuhnya menunjukkan dia malu-malu, seolah ada yang dirinya tutupi.

 

"Jackie benar. Seandaikan aku bisa mengungkapkan yang sebenarnya pada dia... tapi, terlalu banyak orang di sini. Tak mungkin aku menyingkap persoalan pribadiku pada dia di depan orang-orang ini!" risau Siska salah tingkah dalam hati. la pun berkata pada Jackie.

 

"Jackie... mungkin kita bisa membahas ini lain kali.... bagaimana?"

 

"Tidak masalah, Bu. Bu Siska bisa menghubungi Vanessa," jawab Jackie.

 

Tapi situasi Siska tidak dipahami oleh Sukarman dan Farhan. Mereka masih menganggap bahwa Jackie telah gagal menganalisa gejala yang dialami oleh Siska.

 

Sukarman sadar. Jackie telah mendapati luka dalamnya. Tetap saja, dia tidak mau mengakuinya sehingga ia berkata pada Jackie.

 

"Sudahlah Nak, tidak ada gunanya kau menutup-nutupi statusmu sebagai dokter palsu. Akui saja bahwa kau telah salah mendiagnosa Bu Siska. Dari pada, nanti kamu terkena tuduhan malpraktik lalu urusannya panjang dan kau kembali masuk penjara!"

 

Perkataan Sukarman sama sekali tidak membuat Jackie gentar. Dia tetap tenang lalu membalas, "Pak, saya ingatkan. Cedera tersembunyi Bapak itu bisa kambuh dalam waktu dekat. Sekali lagi, saya sekedar mengingatkan. Percaya atau tidak, terserah."

 

Vanessa meraih tangan Jackie. "Sudahlah jika bapak-bapak terhormat ini tak mempercayaimu. Toh kamu memiliki bukti bahwa kamu sudah menyembuhkanku dan meluputkan aku dari racun dalam makanan itu," ujarnya setengah berbisik.

 

Dinasihati oleh perempuan cantik nan kaya raya yang kini dekat dengan dirinya, Jackie menurut. Dia langsung bungkam seribu bahasa. Namun Sukarman masih belum terima.

 

"Kamu itu sangat beruntung, jika bukan Karena Kak Vanessa, kau tidak akan ada di sini bersama kami dan orang-orang elit ini, Jackie. Sungguh tidak tahu malu kamu itu! sindir Sukarman.

 

"Sebagai Ketua Ikatan Dokter Makara, sungguh aku merasa agak terganggu ada dokter abal-abal di sini!" celetuk Farhan setengah bergumam, sembari menunjukkan bahasa tubuh seolah dia terganggu dengan kehadiran Jackie,

 

Melihat itu, Siska merasa bersalah. Semestinya, dia mengakui apa yang terjadi dengan dirinya. Mau bagaimana lagi. Mungkin waktunya tepat untuk itu karena dia bertemu dengan seorang dokter handal.

 

Sayangnya, Siska tidak dapat mengungkapkan apa yang ia alami dengan organ tubuhnya secara gamblang. Sebab berhubungan dengan privasinya.

 

"Kasihan si ganteng ini... gara-gara aku dia dituding yang tidak-tidak. Tapi aku pun tak bisa mengungkapkannya sekarang juga...!" Siska mulai gelisah.

 

Sedangkan Jackie menanggapi Sukarman. "Ingat baik-baik hari ini, Pak. Anda telah memandangku sebelah mata. Jika nanti cedera Bapak kambuh lagi..., jangan mencari aku."

 

Bibir Jackie membentuk senyum tipis. Kemudian matanya bergerak cepat ke arah lain. Agak jauh di sebelah sana, Wanarto memandang ke arah dia. Tanpa mengucapkan sepatah dua patah kata lagi, ia beranjak.

 

Gestur yang ditunjukkan Jackie membuat raut wajah Vanessa berubah. Dia menghela napas karena orang-orang luar biasa yang dia kenal malah membuat suasana hati orang yang telah menyelamatkan dirinya memburuk.

 

Mellat Vanessa merasa tidak nyaman, Sukarman buru-buru berkata, "Kak Vanessa, sebaiknya Anda hati-hati dalam memilih teman, Orang yang memiliki latar belakang pernah berurusan dengan hukum tidak pantas untuk bergaul dengan Anda."

 

Kak Vanessa, berhati-hatilah. Dia itu mantan napi. Bisa Jadi Jackie itu adalah seorang penipu, Farhan menambalikan.

 

Sebagai orang yang sudah mengetahui seperti apa Jackie sebenarnya, Vanessa malah sebal dengan anjuran-anjuran Sukarman dan Farhan.

 

"Sejak tadi aku melihat kalian meninggikan diri, menganggap Jackie tidak ada apa-apanya dibanding Anda berdua. Mohon maaf, meremahkan dia sama saja dengan memandang aku rendah!" ucap Vanessa bernada ngambek. Dia berkata lagi.

 

"Tuan-tuan, aku rasa pertemuan kita berakhir di sini. Jangan lagi kalian menghubungiku dan merasa kenal dengan diriku," tandas Vanessa. Dia membalikkan badan dan melangkah pergi.

 

Sejurus, Sukarman dan Farhan tertegun. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Vanessa sebegitu tersinggungnya karena mereka telah berusaha menurunkan derajat Jackie.

 

"Kak Vanessa-

 

"Kak, tunggu..."

 

Dua orang tersebut berusaha menahan Vanessa tapi tentu saja percuma saja. Vanessa tidak menggubris mereka dan terus mengayunkan kaki ke arah Jackie berada.

 

"Celaka..., bisa-bisa bapaknya akan bertanya padaku apa yang aku lakukan sehingga Kak Vanessa merasa tersinggung! keluh Sukarman panik.

 

"Citraku bisa tercoreng di hadapan Keluarga Halim, bagaimana ini?!" resah Farhan.

 

"Dokter palsu itu sudah menyulitkan kita!" ujar Sukarman lagi.

 

"Sialan memang dia. Gara-gara mantan napi itu, Vanessa sepertinya marah besar!" bingung Farhan.

 

Siska yang sudah kembali duduk terlihat menerawang sembari menikmati minumannya. Melihat dia tenang-tenang saja, Sukarman dan Farhan berkata pada dia.

 

"Bu Siska, bisa Anda tolong dekati Kak Vanessa agar dia tidak merajuk pada kami?"

 

"Tolong sampaikan permohonan maaf kami pada beliau."

 

Yang dibujuk mengerling pada dua orang yang berkata padanya. "Maaf, tuan-tuan. Seharusnya kalian tahu itu sama sekali bukan urusanku. Dan Pak Sukarman, mungkin Anda harus mulai menjaga kesehatan Anda baik-baik.

 

Balasan Siska membuat Sukarman serba salah. Dia tak mengetahui, Ketua Kamar Dagang PureLeaf itu sudah mengetahui Jackie bukan seperti yang mereka tudingkan.

 

"Ap-apa maksud Siska?!" batin Sukarman kalang kabut. "Aku tidak merasakan apa-apa dengan tubuhku. Tapi dia seperti memberikan peringatan!"

 

Mengetahui Sukarman terpengaruh oleh ujaran Siska, Farhan segera angkat bicara. "Pak, sudah. Jangan memikirkan apa yang dikatakan oleh dokter jadi-jadian itu. Tenang saja, saya sendiri yang akan turun tangan merawat Bapak, dia berusaha meyakinkan Sukarman.

 

Karena Ketua Ikatan Dokter Makara yang berbicara. padanya, Sukarman menenangkan diri. "Terima kasih, Dok. Kita memang tidak usah mengurus orang tidak jelas itu. Nanti juga Vanessa akan mengetahui seperti apa Jackie sebenarnya,"

 

"Betul, Pak! Begitu Vanessa mengetahui siapa si kriminal itu sebenarnya, dia pasti akan kembali berkawan dengan kita!" riang Farhan menghibur.

 

Ruangan Bunga Central yang memiliki desain perpaduan antara klasik dan modern dengan jendela-jendelanya yang besar dipenuhi oleh orang-orang bersetelan perlente.

 

Siapa yang tidak mengenal atau minimal tahu siapa Vanessa. Mata mereka memandangi si putri Halim yang melangkah berdampingan dengan seorang pria tampan yang tak dikenal.

 

"Apakah kamu keberatan jika aku tadi tidak banyak bicara dan membiarkan Pak Sukarman dan Dokter Farhan terus berusaha memojokkanmu?" tanya Vanessa pada Jackie.

 

Kate-kata yang keluar dari bibir Vanessa disambut senyum oleh Jackie. "Mengapa aku harus merasa seperti itu? Aku mengerti, kamu berteman dengan seorang mantan napi dan kita berduaan di acara macam ini. Mereka itu merasa iri, Vanessa," paparnya.

 

Keduanya pun saling bertatapan dan silih melempar senyum, kemudian terkekeh-kekeh. Dari arah yang berlawanan, Wanarto datang menghampiri keduanya.

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 29 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 29 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 01, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.