Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 32

 

Bab 32

 

"Yeni, cukup. Aku rasa apa yang dikatakan oleh Jackie benar. Aku sama sekali tidak pernah menganggap dia adalah... 'tabib' atau juga penagwal pribadi. Tak usah kamu memperpanjang percakapan ini," Vanessa yang menyambut perkataan Yeni.

 

"Kak, maaf. Aku sekedar ingin mengajarkan pada Kak Jackie, bahwa dia mesti memiliki tata krama. Mengapa kau malah mendukungnya?" Yeni melawan.

 

"Om Rilley sudah mengatakan beliau tidak keberatan. Mengapa jadi kamu yang ngotot?" dingin Vanessa menegur halus.

 

Kali itu Yeni tercekat. Dia sudah mengambil napas, tetapi yang mengingatkan diirinya adalah junjungannya. Sehingga, ia terdiam mematung dengan agak tertunduk.

 

Sementara Darma yang memang ingin menjatuhkan citra Jackie di hadapan Vanessa mengerling tipis terkesan dongkol ke arah Jackie.

 

Dia tidak habis pikir. Sejak tadi terdiam, Vanessa pun membela Jackie di saat pembicaraan orang yang dia sebut sebagai tabib itu dengan Yeni mencapai klimaks.

 

"Om, pembawaan Jackie ini memang lugas. Dia tidak akan berpura-pura demi meraih simpati orang lain dan apa adanya. Bukan seperti kebanakan orang di sini yang kemungkinan selalu berharap mendapatkan hati orang-orang seperti Om," jelas Vanessa.

 

Darma tersenyum, lalu berucap, "Aku mengerti, Vanessa. Orang yang... aku menyebutnya: 'tidak memalsukan dirinya sendiri, tentu memiliki karakter yang kuat. Kamu sepakat denganku, bukan?"

 

Jackie menatap Darma tanpa ekspresi yang berarti. la tahu, Darma berkata demikian agar Vanessa tidak menggap dirinya ingin meremehkan Jackie.

 

Seseorang mendekat ke arah Jackie, Vanessa, Darma dan Yeni. "Maaf kalau aku terkesan usil. Aku tidak sengaja menyimak pembicaraan kalian sedari tadi..."

 

amuel Wanarto. Sejak tadi, Jackie sudah mengetahui. egitu Darma mendatangi mereka, Wanarto juga langsung berdiri tidak jauh di situ sementara ada orang-orang yang sekedar menyapa atau berbincang singkat dengannya.

 

"Tetua, sebagai orang yang terhormat, tentunya Anda tidak bisa asal menyebut bahwa Tuan Jackie adalah seorang tabib yang menjadi pengawal pribadi Nona Halim. Tidakkah itu agak kasar dan merendahkan? Beruntung Jackie tidak mengamuk karenanya!"

 

Memperhatikan sejak tadi, Wanarto tahu. Sepertinya, Darma memang ingin memisahkan Jackie dari Vanessa.

 

"Orang tua ini cari mati!" ujar Wanarto dalam hati.

 

Mengetahui dukungan Vanessa terhadap Jackie dan sekonyong-konyong Wanarto hadir untuk membantu Jackie, Darma tidak bisa berbuat apa-apa.

 

"Pasti kau juga mengerti Wanarto, aku hanya bermaksud memuji Jackie bahwa dia adalah orang hebat sehingga Vanessa mau berkawan dengannya. Baiklah. Aku permisi karena ada beberapa tamu yang sepertinya sudah menantiku," kata Darma, lalu ia undur diri.

 

Situasi menegangkan yang sempat terjadi di sana telah mencair. Vanessa memandangi Jackie yang membalas disertai senyum tipis nan singkat. Tentu saja, Yeni tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya berdiam diri.

 

Dua puluh menit kemudian, Rudi Minjaya telah kembali ke Bunga Central. Kedatangannya yang langsung menghampiri Darma mencuri perhatian orang-orang. Karena, dia tampak buru-buru dan sangat bersemangat.

 

Lalu, Rudi mendekat pada majikannya dan berucap dengan suara rendah, "Tuan Muda Rilley sudah datang. Tetua."

 

Mimik Darma sontak berubah, bagaikan seseorang yang mendengar alunan musik yang sangat menyentuh hati. Matanya mulai berkaca-kaca.

 

"Ba-baik, baik... baik!" sahutnya singkat namun diulang-ulang.

 

Tidak sampai satu menit, sosok dengan postur tinggi muncul dari pintu balai riung Bunga Central. Mata semua orang kontan memandang ke arah laki-laki berparas tampan tersebut. Akhirnya, Xander Rilley hadir!

 

"Tuan Muda Rilley..., kulitnya sekarang agak gelap. Meski begitu, dia terlhat semakin tampan saja!" puji Yeni seraya terus melayangkan tatapannya ke arah Xander.

 

Bukan hanya Yeni. Semua wanita di dalam Bunga Central seolah terpesona. Mata mereka mengikuti langkah penuh percaya diri Xander. Mereka mulai berkasak-kusuk.

 

"Mataku tidak salah, bukan? Xander Rilley tampak begitu sempurna!"

 

"Usianya masih muda dan kaya seperti itu..."

 

"Ganteng..., dan sekarang konon dia menjadi sangat hebat..."

 

"Sedari dulu dia sudah begitu sempurna... sekarang semakin menggetarkan hati!".

 

Begitulah celetukan-celetukan yang dibuat para perempuan yang menghadiri Bunga Gala. Penampakan Xander benar-benar membuat mereka mabuk kepayang.

 

"Opa...!" sapa Xander setelah ia tiba di hadapan Darma yang menyambut.

 

"Cucuku!"

 

Adegan yang mengharukan tercipta. Pasangan kakek dan cucunya itu saling berpelukan. Terlihat, netra keduanya berkaca-kaca.

 

Para tamu Bunga Gala berkerumun, sehingga tercipta kumpulan manusia yang berbentuk lingkaran di sekitar Damar dan Xander.

 

Setelah mereka saling melepas rindu, para tamu mulai mendekat dan menyampaikan ucapan selamat pada keduanya.

 

"Selamat Tetua, akhirnya, dinasti Rilley sekarang semakin lengkap."

 

"Selamat telah berhasil meningkatkan kemampuanmu, Xander!"

 

"Semoga para Rilley semakin sukses untuk selamanya...

 

Tentu saja, Darma membalas sanjungan yang ditujukan bagi dia dan cucunya tersebut. "Terima kasih, terima kasih, sahabat-sahabatku. Kalian semua adalah orang baik. Biar yang Maha Kuasa yang membalasnya untuk kalian!"

 

Setelah sempat diekurubuti banyak orang, MC dari acara tersebut menyambut kedatangan Xander. Setelahnya, ia memberi kesempatan pada cucu dari Darma itu untuk menyampaikan sepatah dua patah kata.

 

"Pertama-tama, saya tentunya bersyukur atas semua ini. Dan tentunya, aku berterima kasih pada kakekku yang telah merawat... membesarkanku dengan keringat dan ai mata. Sekarang merupakan waktunya bagiku untuk membalas budi," tutur Xander. Dia meneruskan.

 

"Izinkan aku juga berterima kasih kepada semua orang yang sudah membantu keluarga kami. Jika kalian membutuhkan bantuanku, silahkan datang padaku. Aku mengerti, kalian pasti mencari seseorang sepertiku untuk meningkatkan usaha kalian."

 

Mungkin orang lain terutama para wanita sudah keburu terhipnotis karena terkesima pada sosok Xander dan drama reuninya dengan Damar.

 

Selain itu, mereka mendengar selentingan yang menyebutkan guru Xander yang misterius adalah seseorang yang memiliki predikat master. Mereka yakin, Xander digembleng dengan sangat baik. Omongannya itu mereka anggap masuk di akal.

 

Hanya Jackie yang saat itu memandang tanpa gairah ke arah Xander. Kalimat yang keluar dari mulutnya terkesan sangat angkuh. Vanessa sendiri hanya berdiam diri. la menghela napas sebagai tanda tidak menerima perkataan Xander tersebut.

 

"Hidup Xander Rilley!"

 

"Xander Rilley panutan kita!"

 

"Tak ada yang seperti Xander Rilley di seluruh kota ini!"

 

Sekian tamu berceletuk memuji Xander lalu mengajak bertepuk tangan. Tentu saja ada maksudnya mereka berkata-kata seperti itu. Apa lagi, kalau bukan mereka ingin mendapat perhatian dari cucu Darma Rilley tersebut. Xander kembali angkat suara.

 

"Dalam kesempatan ini juga, aku ingin menyampaikan sesuatu. Selama empat tahun ini aku digembleng oleh guruku tiap hari dari pagi buta hingga matahari tenggelam. Apakah kalian tahu, alasan mengapa aku mau menempuh pendidikan itu?"

 

Hening. Sudah jelas tidak ada satu orang pun yang bisa menjawab pertanyaan Xander. Mereka hanya terus menatap pada dia dengan penuh rasa bangga sekaligus penasaran.

 

"Aku melakukannnya, demi bisa bersanding dengan seseorang yang aku cintai. Dalam kesempatan ini, aku juga berniat untuk mengungkapkan perasaanku pada orang yang telah mencuri hatiku."

 

Sementara Xander bertutur, kedua bola matanya mengarah tepat pada Vanessa…

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 32 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 32 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 03, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.