Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 33

 

Bab 33

 

Melihat mata Xander mengarah padanya, Vanessa segera mengalihkan sorot mata dia ke arah lain. Dia masih berharap dirinya sebatas gede rasa. Tetapi lambat-lambat, Xander terus berjalan ke arah tempat dia berada.

 

"Astaga...! Apakah orang yang dimaksud Xander adalah Vanessa?"

 

"Oh, tidak! Jika memang orang itu Vanessa, harapan kita pupus sudah!"

 

Para perempuan kembali berbisik-bisik. Mereka hanya bisa menanti dengan penasaran, juga pasrah. Siapa juga wanita yang dapat menyaingi Vanessa di ruangan itu?

 

Baik dari penampilan fisik maupun latar belakang keluarga, mereka sudah kalah jauh dari putri keluarga Halim tersebut. Sudah pasti, Xander akan memilih dia.

 

Sambil terus mendekat ke arah Vanessa, Xander yang memegating mirkofon kembali bertutur. "Sejak pertama kali aku melihat Vanessa, aku sudah jatuh cinta dibuatnya. Tapi dulu, aku merasa tidak ada apa-apanya di hadapan dia. Sehingga, aku tidak berani mengungkapkannya."

 

Sementara para tamu wanita terutama mereka yang belum memiliki pasangan tertegun, tamu-tamu Bunga Gala yang lain menganggap apa yang dilakukan oleh Xander itu sangatlah romantis. Begitu Xander berkata-kata, mereka kompak bersuara.

 

"Owwwhhh...!"

 

Setelah belajar darı gurunya, sekarang Xander sangat percaya diri. Kurang dari tiga tahun, ia bisa masuk dalam jajaran para master. Jarang ada orang yang berusia di bawah tiga puluh dapat meraih predikat tersebut.

 

Hanya ada tiga orang yang memiliki gelar Master di Makara. Tiga-tiganya disegani semua orang. Jika Xander benar-benar telah mencapai tingkatan itu di usianya sekarang, bisa-bisa tak ada orang yang mampu menandinginya!

 

"Sekarang Xander adalah seseorang yang luar biasa, Vanessa adalah wanita yang pantas untuknya..."

 

"Aku mendukung Xander. Dengan kemampuannya sekarang, dia memang layak untuk bersanding dengan Vanessa!"

 

Begitu komentar orang-orang dengan suara rendah. Sementara itu, Gerald yang menyaksikan apa yang sedang dilakukan Xander tersenyum puas.

 

"Jackie..., mampus kamu! Kau sepertinya bangga sekali bisa dekat dengan Vanessa. Tapi sekarang, yang akan menjadi sainganmu adalah Xander Rilley, semakinlah kamu bagai seonggok kotoran di depan Xander!" batin Gerald.

 

"Maju terus Xander!"

 

"Lamar Kak Vanessa sekarang juga!"

 

Orang-orang mulai berceletuk seolah menyemangati Xander. Sejak ia datang dan menjadi pusat perhatian orang-orang, Xander merasa senang. Sisi narsisnya menggelora dan membuat dia semakin percaya diri. Tidak ada yang dapat menyaingi dia untuk mendapatkan Vanessa,

 

"Vanessa aku tahu. Saat ini kamu tengah berusaha menyelidiki sesuatu yang membuatmu terancam bahaya. Aku adalah orang yang bisa membantumu dan melindungimu. Aku akan mencintaimu hingga maut memisahkan!" ujar Vander penuh keyakinan.

 

Serta-merta, pernyataan Xander pada Vanessa membuat perempuan-perempuan yang menghadiri Bunga Gala gemas rasanya. Walau tak terungkapkan, mereka sangat berharap bisa menjadi seperti Vanessa.

 

"Vanessa, terima saja pernyataan cinta Xander itu!"

 

"Nikahi Xander, Kak Vanessa... dia sangat cocok untukmu!"

 

Dukungan yang ia terima membuat Xander tersenyum dengan gaya malu-malu. Namun sebaliknya, paras Vanessa bergeming. Seolah, hanya matanyalah yang bergerak saat itu.

 

"Xander, terima kasih kamu telah mengungkapkan perasaanmu terhadapku. Aku merasa tersanjung," ucap Vanessa. "Tapi sayang. Aku pikir... kita tidak akan bisa menjadi pasangan yang serasi."

 

Bunga Central menjadi senyap setelah Vanessa mengungkapkan bahwa dirinya tidak tertarik terhadap pernyataan penuh kasih Xander tersebut.

 

Terang saja, seluruh tamu Bunga Gala tertegun. Tanpa disangka-sangka oleh mereka sebelumnya, ternyata Vanessa sama sekali tidak tertarik pada rayuan maut Xander.

 

"Vanessa, aku tahu Ini terkesan mendadak bagimu. Cinta akan datang karena telah terbiasa. Perasaan bisa dipupuk. Sekarang, kamu mungkin belum memiliki perasan terhadapku. Tetapi jika kita sudah saling mengenal..."

 

"Tidak, Xander, tidak bisa. Bagaimana bisa aku menerimamu sebagai pasanganku, sedangkan diriku ini sama sekali tidak tertarik padamu. Sudahlah, hentikan. Jangan membuang-buang waktumu untukku," tolak Vanessa. Dia menambahkan.

 

"Lagi pula menurutku, alangkah lebih baiknya kamu mendampingi kakekmu terlebih dahulu. Berbaktilah padanya karena telah membesarkanmu sehingga kau bisa menjadi seperti sekarang."

 

Vanessa membuat Xander kehabisan kata-kata. Xander hanya bisa melongo karena sama sekali tidak menyangka Vanessa akan berkata seperti demikian terhadapnya setelah, dia mengungkapkan isi hatinya.

 

"Jackie, avo kita pergi," ajak Vanessa seraya menoleh tipis pada Jackie.

 

Jackie datang ke Bunga Gala demi Vanessa. Tapi pada akhiraya, ia bisa juga mempermalukan Gerald. Tak ada alasan bagi dirinya untuk tetap berdiam diri di sana. Sehingga, ia menuruti keingnan Vanessa.

 

"Vanessa sayang, tunggu dulu!" Darma mencegat Vanessa yang sudah mengambil langkah untuk hengkang dari sana. "Mari bersantai bersamaku sembari menikmati anggur. Tolong bawakan anggur untuk kami!"

 

Menghalang-halangi kepergian Vanessa, Darma pun meminta pelayan untuk membawa anggur yang telah tersedia. Berbaik hati karena ada maunya, Darma mengambil gelas untuk Vanessa dan menyerahkannya pada si putri Halim.

 

"Vanessa, santai dulu sejenak. Aku ingin..."

 

Kini Darma tertegun. Bukan apa-apa. Vanessa mengambil gelas anggur dan menandaskannya dalam sekali teguk.

 

"Om, selamat untuk kepulangan Xander. Tapi lain kali jika ada pesta seperti ini lagi, sebaiknya tujuannya lebih jelas, jangan ada maksud terselubung!" pungkas Vanessa.

 

Perkataan menyindir dari Vanessa mengubah ekspresi wajah Darma. Sang tetua kelihatan pucat. Acara perjaodohan Xander dengan Vanessa kandas begitu saja karena sang wanita ternyata menolak Xander mentah-mentah.

 

Sekarang Darma berpikir: hubungan Keluarga Rilley dengan Keluarga Halim terjalin dengan baik. Tapi kini, Vanessa sudah tidak percaya lagi padanya.

 

"Vanessa, begini. Sungguh aku hanya mengetahui Xander menyukai seorang gadis, tapi aku sama sekali tidak tahu menahu bahwa yang Xander maksud adalah dirimu!" Damar membela diri.

 

"Tsk...!" Vanessa mendecak. la merengut, lalu berucap, "Om adalah satu-satunya kerabat Xander dan Om tidak mengetahui Xander memiliki niatan seperti ini?"

 

Ujaran Vanessa dengan nada yang mulai meninggi membuat Darma terpaku. Si tetua tak mampu berkata-kata sedangkan Vanessa melanjutkan langkahnya diiringi Jackie, lantas Yeni yang menjadi kikuk karena tingkah juniungannya.

 

Semua orang yang dilewati oleh Vanessa bisa mengetahui. Ekspresinya begitu dingin. Sorot matanya tajam. Tak disangka-sangka sebelumnya, seorang Damar Rilley mampu membuat Vanessa naik pitam.

 

Suasana di dalam Bunga Central benar-benar hening tatkala Vanessa beranjak dari sana. Tapi kemudian, terdengar suara pecahan gelas berserakan.

 

Krasssh!

 

Semua tamu Bunga Gala terkejut setengah mati. Ternyata Xander merobohkan puluhan gelas anggur yang menumpuk pada salah satu meja di situ.

 

"Brengsek...! Mengapa semuanya jadi seperti ini?!" amuk Xander.

 

Tamu-tamu yang sebelumnya berkerumun mulai tercera-berai karena kelakuan si Tuan Muda Rilley. Tidak cukup sampai di situ, Xander juga menendang sebuah meja yang berada di dekat dia berada hingga terbalik.

 

Bruak!

 

"Dasar keparat! Semestinya, ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupku. Akan tetapi semuanya menjadi kacau balau!" gerutu Xander penuh emosi. Matanya membeliak. Dadanya naik turun karena memendam amarah.

 

Berusaha untuk tenang, Gerald pun mendekat pada Xander dan berucap, "Aku tahu alasan mengapa Vanessa menolakmu, Xander."

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 33 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 33 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 03, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.