Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 45

  

BAB 45

 

Kombo dobel sarkastik dari Jackie memakan dua korban sekaligus. Seketika itu napas Gerald tercekat karena Jackie mengungkit kelainan pada organ reproduksinya.

 

Sedangkan Tina serasa ditelanjangi. Secara tidak langsung, Jackie menyebut dia hanya mengincar harta Gerald. Kemungkinan ada benarnya. Wajahnya langsung memerah padam.

 

"Da-dari pada kamu, sok kaya datang ke sebuah acara untuk orang-orang kalangan atas... ternyata, hanya berlindung di balik si putri Halim. Sungguh kamu itu lelaki rendahan, Jackie!" Gerald berusaha membalas.

 

"Kamu sendiri tahu, aku diundang oleh Vanessa. Ada yang salah dari itu? Hanya orang dungu yang menolak ajakan orang seperti Vanessa. Kamu saja mati-matian ingin mendapat kepercayaan Xander tapi... aku dengar, acaranya tidak berakhir dengan mulus, bukan?"

 

Gerald sudah sungguh sangat sebal pada Jackie. Seolah semua kata-kata yang dirinya muntahkan untuk mantan kekasih Tina tersebut berhasil Jackie mentahkan.

 

Tentu saja Jackie tahu apa yang terjadi setelah dirinya hengkang dari Bunga Gala. Wanarto yang memberitahunya.

 

Dongkol setengah mati, rasanya Gerald sudah ingin memberi pelajaran terhadap Jackie. Tetapi, itu sebatas emosinya saja. Nyalinya tidak setinggi itu untuk maju dan menghadapi orang yang telah mempermalukan dia di Bunga Gala.

 

Terutama, dia teringat bagaimana Wanarto telah menebar ancaman juga padanya saat mereka menghadiri pesta untuk Xander Rilley tersebut.

 

"Bagaimana bisa kamu berada di sini, Jackie? Seorang mantan napi tidak bisa berada di tempat orang-orang terhormat seperti ini! Sedang apa kamu, mengintai rumah kosong untuk kamu curi atau merencankan sebuah perampokan, ya?!" tuding Gerald.

 

Sedangkan Tina sudah ingin membela kekasihnya. Akan tetapi, dia juga merasa tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Kebetulan, ia melihat. Ada dua orang petugas keamanan melintas di sana. Tina berpikir cepat. Segera itu, dia memanggil para petugas tersebut.

 

"Bapak-bapak, tolong! Kemari cepat! Kami memergoki ada penyusup berbahaya berkeliaran di sini!" seru Tina.

 

Walau agak kebingungan, dua petugas keamanan itu menurut. Sebab, sudah merupakan tugas mereka untuk menjaga ketertiban di sana.

 

"Ada yang bisa kami bantu, Kak?" tanya salah satu dari anggota penjaga keamanan Komplek Awania.

 

"Pak, usir orang ini sekarang juga. Dia adalah seorang narapidana! Dia keluar dari Penjara Bawah Sembilan sebelum waktunya. Jangan-jangan dia ini adalah seorang buron... tangkap dia cepat!"

 

Kikuk. Para petugas keamanan itu adalah para pria yang melihat Jackie memasuki Tatar Nirwana bersama Aldo dua hari lalu.

 

Belum juga kedua petugas tersebut bisa berkata-kata, kawan-kawannya yang sedang berpatroli muncul. Mereka menggunakan sebuah mobil pick-up yang diperuntukkan mengangkut orang. Tina pun berteriak.

 

"Pak, Pak...! Tolong, ada orang berbahaya di sini. Dia adalah napi Penjara Bawah Sembilan yang katanya kabur dari sana, tolong kami, Pak!"

 

Kontan, kendaraan yang membawa tujuh orang petugas keamanan Komplek Awania itu berhenti. Para penumpangnya turun dari kendaraan mereka.

 

Petugas keamanan di komplek perumahan mewah itu bukanlah penjaga keamanan sembarangan. Mereka semua adalah orang-orang terlatih, karena harus menjaga rumah-rumah milik orang-orang penting baik di Kota Bunga, maupun yang datang dari kota lain juga luar negeri.

 

"Bapak-bapak, cepat bawa orang ini keluar dari Komplek Awania. Dia adalah seorang napi yang berbahaya! Jangan sampai, terjadi apa-apa dengan rumah-rumah di sini. Anda sekalian tahu bukan, siapa-siapa saja orang-orang yang tinggal di sini?!" Gerald kembali melancarkan fitnah.

 

"Apa benar begitu, Pak?" tanya salah satu petugas keamanan yang baru saja tiba.

 

"Menurut Bapak, jika benar saya adalah orang seperti yang ditudingkan oleh cecunguk ini, apa saya bisa masuk kemari?" balas Jackie bertanya kalem.

 

Saat itulah Gerald berpikir, dia tidak dapat mencelakai Jackie dengan mudah. Sehingga, ia buru-buru memikirkan cara yang lain agar bisa menjatuhkan lawan,

 

"Pak, apabila Bapak tidak percaya...." Gerald berucap sembari meraih dompetnya. Kemudian, dia mengeluarkan kartu namanya. Lalu, menunjukkan pada si petugas keamanan. Dia berkata lagi.

 

"Saya adalah Gerald Harianto. Dengarkan saya: apabila Anda semua tidak bisa mengusir pesakitan ini sekarang juga dari sini, saya akan menghubungi atasan kalian dan saya akan memastikan kalian bisa dipecat karena menolak permintaan saya!"

 

Takut karena yang mereka hadapi terbukti merupakan putra dari salah satu keluarga paling dihormati di Kota Bunga, jua khawatir apa yang diucapkan Gerald terwujud, para petugas keamanan itu langsung mengepung Jackie.

 

Yang dua lagi hanya bisa terdiam. Mereka tidak tahu harus berbuat apa karena ancaman dari Gerald barusan.

 

"Sebentar," sergah Jackie tenang. "Apakah bapak-bapak yakin akan membawa saya pergi dari sini? Saya hanya mengingatkan. Apabila kalian mendengarkan manusia tak berotak ini, kalian akan mendapat masalah besar."

 

Para petugas keamanan itu pun terlihat ragu. Mereka juga mulai berpikir: bagaimana apabila lelaki yang mesti mereka hadapi ternyata adalah orang penting yang tinggal di sana?

 

"Hahaha! Kamu takut, ya, Jackie?!" Tina malah menilai Jackie ketakutan karena akan dikerubuti oleh para petugas keamanan Awania.

 

"Jackie, kamu boleh saja bermimpi untuk bisa bersanding dengan Vanessa. Sayangnya, kau bukan siapa-siapa. Xander sudah kembali, dialah orang yang paling pantas untuk menjadi pendamping Vanessa!" ujar Gerald.

 

"Halo, Jackie?! Tidakkah kamu ingat bahwa kau hanyalah seorang mantan napi?" Tina ikut-ikutan merighina mantan pacarnya. "Mungkin sekarang. Vanessa itu sudah bermesraan dengan Xander. Tahu, tidak?!"

 

Perkataan yang dilontarkan oleh Gerald dan Tina disambut dengan senyum tipis disertai dengusan singkat oleh Jackie. Dirinya tahu, Gerald dan Tina hanya membual.

 

"Orang-orang bebal ingin mencoba membodohiku. Semakinlah kalian terlihat dungu. Baru saja Vanessa mengontakku, Gerald, Tina. Dan dia sama sekali tidak menyinggung soal kawan kalian itu," kalem Jackie membalas.

 

Seketika itu Gerald dan Tina benar-benar merasa mereka telah dipermalukan oleh Jackie. Akal-akalan mereka yang sembarangan bisa ditepis begitu saja oleh orang yang mereka anggap sebagai lawan.

 

Merasa malu karena untuk yang kesekian kalinya Jackie bisa membuat dirinya konyol, Gerald berucap pada para petugas keamanan.

 

"Kenapa bapak-bapak diam saja?! Ayo cepat ringkus dia!"

 

Karena Jackie tak menunjukkan siapa dia dan petugas-petugas tersebut lebih segan pada Gerald, mereka lansgung menyergap Jackie.

 

Bugh!

 

Bam!

 

Dhest!

 

Dewa Muda, Dewanya Bawah Sembilan menunjukkan ketangguhannya. Dia langsung membuat tujuh petugas keamanan tidak berdaya. Padahal, dia sama sekali tidak berniat menyakiti pria-pria berbadan kekar itu. Sesudahnya tanpa berkata-kata, Jackie maju ke hadapan Gerald.

 

"Sini kamu!" ucap Jackie singkat, lalu dia meraih kerah busana yang dikenakan Gerald. Lantas menyeret lawan ke arahnya. "Kalau kau ingin mengusriku dari komplek ini, lakukan sendiri. Jangan meminta bantuan orang!"

 

Seketika itu napas Gerald terasa berhenti di kerongkongannya dan menghilang entah ke mana. Dia teringat akan perkataan Wanarto saat Bunga Gala. Sekarang, Jackie nyaris membautnya kencing di celana.

 

Sudah barang tentu Tina terkejut setengah mati karena melihat apa yang Jackie lakukan terhadap kekasihnya. Ia pun panik.

 

"Jackie... lepaskan Gerlad!"

 

Di saat yang bersamaan, sebuah kendaraan operasional milik manajemen Komplek Awania lewat di sana dan berhenti.

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 45 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 45 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.