Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 48

  

BAB 48

 

Xander. Kehadiran si Tuan Muda Rilley tidak membersitkan ekspresi berarti di wajah Jackie. Sedangkan Xander tampak berseri-seri karena apa yang dirinya lakukan.

 

"Di mana Vanessa?" tanya Jackie tak mempedulikan apa yang dikatakan Xander.

 

Wajah cerah Xander meredup. Dia melebarkan netra dan senyumnya menjadi sinis. "Kamu itu harus sadar diri sedikit. Kau pikir Vanessa benar-benar peduli terhadapmu? Jangan gede rasa!"

 

Seketika itu sorot mata Jackie berubah menjadi tajam sekaligus memancarkan aura dingin, sama seperti pada waktu Sukiman berbicara dengannya.

 

Bagai ada aura pencabut nyawa terefleksikan dari kedua netranya. Saat itulah Xander menyadari. Orang yang ia hadapi bukanlah orang sembarangan. Kemungkinan, Jackie memiliki kemampuan khusus. Apa yang dirinya dengar saat Bunga Gala kemungkinan benar adanya.

 

"Aku bukan datang kemari untuk bertatap muka denganmu. Jadi tolong, apabila kau tidak bisa mengatakan di mana Vanessa, menyingkirlah dari hadapanku," ucap Jackie.

 

Dihardik oleh Jackie, Xander yang merasa derajatnya berada di atas lawan bicaranya tersinggung, la merasa tak dianggap oleh Jackie dan mulai geram.

 

"Tahukah dirimu, dengan siapa kau berhadapan?" tanya Xander dengan kulit wajah memerah.

 

"Cucunya Tetua Rilley, bukan?" Jackie menjawab singkat lagi ogah-ogahan.

 

"Tsk..! Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang diriku. Aku adalah sang jenius Makara dari keluarga Rilley yang dipuja oleh semua orang, kau tahu itu?! Sedangkan kamu, siapalah kamu. Hanyalah seorang mantan napi, yang sedang panjat sosial!"

 

"Aku rasa, kamu sedang berbicara pada dirimu sendiri. Kamu belajar tinggi-tinggi hanya untuk dipuja oleh semua orang? Menyedihkan sekali. Tidakkah kau memiliki tujuan yang lebih mulia dari itu, Xander?"

 

Semakinlah dada Xander membara rasanya. Ia sudah belajar dengan guru misteriusnya selama bertahun-tahun demi menarik perhatian Vanessa. Akan tetapi, ada seorang pria acak yang bisa bisa begitu dekat dengan Vanessa.

 

Selain itu, Vanessa juga menolak pernyataan cintanya. Xander juga termakan omongan Gerald yang mengatakan Vanessa telah dibuat terlena oleh sosok Jackie. Terang saja, dia tidak terima.

 

"Begini saja. Sebagai laki-laki, mari kita buktikan siapa yang lebih jantan. Aku atau kamu!"

 

Begitu Xander selesai berbicara, ia melayangkan pukulan ke arah lelaki yang berada di hadapannya.

 

Tetapi dari arah belakang, ada telapak tangan yang menahan tinju Xander untuk mendarat pada wajah Jackie. Sampai-sampai, kaki Xander mundur beberapa langkah ke belakang.

 

"Vanessa...?!"

 

Terang saja Xander terkejut setengah mati. Bahkan Jackie sendiri juga terheran-heran tatkala melihat Vanessa bisa menahan hantaman Xander hingga sedemikian rupa. Siapa sangka, Vanessa memiliki kemampuan bela diri yang sangat baik.

 

Singkat cerita. Xander mampir ke Watson Bar untuk bersantai. Ternyata, dia melihat Vanessa juga ada di sana. Belum sempat ia menyapa, Vanessa sudah menghilang entah ke mana. Mungkin ke kamar kecil,

 

Saat dirinya hendak menyusul si putri Halim, Xander melihat kedatangan Jackie. Ia pun berniat untuk mengusir Jackie agar dokter pribadi Vanessa itu tak dapat berjumpa dengan wanita pujaan hatinya.

 

"Xander, sepertinya tingkahmu sudah kelewatan. Sebaiknya kamu pergi saja dari hadapan kami!" tegur Vanessa dengan kedua mata membeliak, menunjukkan bahwa dirinya tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Xander terhadap Jackie.

 

"Vanessa, aku berniat memberi peringatan kepada mantan napi ini agar ia tidak-"

 

"Aku tidak berharap penjelasan darimu dan tolong jangan kau berlagak seperti mengenalku dengan baik!"

 

Serasa terkena sengatan listrik ribuan volt, Xander tercengang ketika Vanessa memotong apa yang akan dia katakan. Malahan, Vanessa enggan dirinya mengklaim mengenal sang putri Halim. Vanessa kembali berkata.

 

"Aku ingatkan kamu: kau berurusan dengan para Halim. Jika kau berani menyakiti Jackie, aku tidak akan segan-segan melenyapkan nyawamu... paham kau?!"

 

Bentakan Vanessa sontak membuat Xander terbengong-

 

bengong. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya, bisa-bisanya

 

seorang Vanessa mengancam dia demi melindungi Jackie.

 

"K-ka-kamu... apa yang terjadi dengan dirimu..., apakah kau telah... kamu jatuh cinta dengan si berengsek ini?" Xander gugup karena panik. Sehingga, dengan terang-terangan ia menilai Vanessa telah jatuh hati pada Jackie.

 

Sejurus, Vanessa menatap Xander ganas lalu berucap, "Kalau memang begitu, kenapa? Apa urusanmu jika aku menjalin hubungan dengan Jackie?"

 

Jackie sendiri bergeming. la sama sekali tidak gede rasa meski Vanessa berkata demikian. Memang kenyataannya begitu. Belum ada hubungan Istimewa apa-apa yang terjalin antara keduanya.

 

Walau, Jackie pernah mengungkapkan bahwa dirinya merasa nyaman dengan kehadiran Vanessa. Tetapi, bukan berarti mereka telah menjadi sepasang kekasih.

 

Tatapan mata Vanessa yang datar menandakan penolakan membuat Xander kehabisan asa. "Ini sama sekali tidak masuk akal! Aku seorang Tuan Muda Rilley yang mencintaimu dengan tulus hati..."

 

Berbicara menggantung, Xander meneruskan kata-katanya, "Kamu akan mati, Jackie, ingat itu! Aku tahu.... sebagai seorang tabib kamu passti telah memberi Vanessa obat yang telah mencuci otak dan dapat mempengaruhi perasaannya!" ujarnya dengan nada tinggi nyaris berteriak.

 

Lucu. Jackie mengangkat kedua alis, agar membuat mimiknya terlihat seperti terkejut karena apa yang diucapkan Xander. Dia membalas.

 

"Kamu itu sedang berhalusinasi atau bagaimana?"

 

"Kamu mau bilang bahwa aku mengkhayal? Sudahlah.... aku berhasil membongkar kebusukanmu, Jackie! Mengaku saja... katanya kamu adalah seorang ahli medis..., kau pasti telah meracuni Vanessa dengan ramuan tertentu!" tuding Xander lagi.

 

Dia lanjut meracau, "Karena jika tidak begitu, bagaima nisa aku... yang jelas-jelas dari segi strata sosial dan kemampuan lebih tinggi darimu ditolak oleh Vanessa!"

 

Melihat tingkah Xander yang seperti anak kecil, Jackie hanya menghela napas. Tetapi, Vanessa malah menanggapi perkataan Xander yang ia ucapkan akibat mengalami patah hati.

 

"Sekalipun aku tidak bertemu, mengenal lalu dekat dengan Jackie, aku pun tidak akan pernah menerima pernyataan cintamu padaku itu, Xander!"

 

Begitu Vanessa berkata-kata padanya, Xander seketika mematung di tempat dirinya berdiri. Mulutnya seperti akan bersuara, tetapi tak ada bunyi apapun keluar dari bibirnya.

 

Hampa. Itulah yang dirasakan oleh Xander saat ini. Kepercayaandirinya yang tinggi sebagai Tuan Muda Rilley sirna sudah, diempas oleh kalimat yang diucapkan Vanessa barusan.

 

Sejak tadi, Yeni sudah datang menyusul junjungannya dan mengamati persitiwa yang terjadi di hadapan dia dari jarak sekian meter.

 

Sebenarnya, Yeni merasa tidak tega melihat Xander yang sekarang tampak kuyu. Sebagai seseorang yang mengenal Vanessa sekian tahun, ia sendiri tak mengerti.

 

"Bagaimana bisa Kak Vanessa tidak menyukai Tuan Muda Rilley? Dia malah memilih untuk dekat dengan Jackie yang tidak punya apa-apa. Jika saja Kak Vanessa bertanya padaku, siapa yang lebih pantas untuk menjadi pendamping hidupnya, jelas-jelas aku akan memilih Xander!"

 

Itulah yang terlintas dalam benak Yeni. Namun tentu saja, ia sama sekali tidak memiliki keberanian untuk menyuarakannya.

 

Namun kemudian, raut wajah Xander yang murung perlahan-lahan berubah. Lalu, ia tertawa. "Hahahaha!"

 

Terang saja baik Jackie, Vanessa juga Yeni terbingung-bingung melihat tingkah Xander yang berucap, "Hei Jackie, apakah kamu sudah mengenal seperti apa Vanessa sebenarnya? Tahukah dirimu bahwa kamu akan berada dalam bahaya jika kamu terus-terusan berada di sisi dia?"

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 48 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 48 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.