Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 50

  

Bab 50

"... ayahku sudah menganggapnya seperti saudara kandung. Dua puluh tahun yang lalu, sepertinya... Om Stevie berbuat sesuatu yang... entahlah, papaku bilang mereka mungkin berbuat sesuatu yang... membuat orang lain tersinggung dan marah."

 

Vanessa berhenti sejenak dan Jackie pun bertanya, "Siapa mereka?"

 

"Entahlah. Justru itu, semuanya masih misteri. Yang jelas, keluarga Chandra pun dihabisi dalam semalam."

 

Mendengar penuturan Vanessa, Jackie turut geram rasanya. Siapa orang yang dengan berani melakukan hal seperti itu terhadap satu keluarga? Sementara, Vanessa lanjut berkisah.

 

"Tapi masih ada yang selamat. Anak Om Stevie, yaitu anak yang didapuk sebagai tunanganku di bawa oleh... salah satu asisten Om Stevie. Entah di mana keberadaan dia sekarang."

 

"Tak adakah yang mengenali dia? Mungkin kamu bisa mulai mencari orang itu dulu," Jackie menanggapi apa yang dipaparkan Vanessa.

 

"Itu dia. Om Stevie... ya, Keluarga Chandra sama seperti keluargaku. Mereka memiliki orang-orang yang membantu mereka dan tidak semuanya dikenal orang. Paham bukan maksudku?" sahut Vanessa.

 

"Ya, aku mengerti. Orang-orang besar seperti kalian selalu menyimpan 'senjata rahasia apabila dibutuhkan pada saaat-saat tertentu, lya 'kan?" ucap Jackie dengan agak Jenaka.

 

Keluarga kaya raya di Makara bukan orang kelebihan uang sembarangan. Mereka semua merupakan orang-orang yang tangguh. Lihat saja Wanarto.

 

Sudah menjadi rahasia umum permaianan bisnis Samuel kotor. Bukan berarti yang lain bersih. Penyamaran pajak, kolusi itu sudah biasa. Istilahnya, mungkin orang sudah memaklumi perangai orang-orang kaya tersebut.

 

Bahkan sesekali, mereka juga dapat menjadi seperti Wanarto meski tindakannya tidak sekeras dia. Singkatnya, katakan saja sepuluh hingga lima belas keluarga terkaya di Makara termasuk Keluarga Halim bisa digolongkan sebagai mafia.

 

"Betul sekali," Vanessa mengiyakan. Dia tersenyum. "Orang-orang yang tidak perlu terlihat tetapi perannya penting. Aku berharap, salah satu asisten Om Stevie itu masih hidup. Jadi, dia akan memberi petunjuk, membawa dia pada ayahku dan rasa penasaran papa selama ini bisa tuntas."

 

"Lalu... bagaimana dengan... 'pertunangan'-mu nanti?" Jackie bertanya pensaran.

 

Yang ditanya terdiam. Vanessa kembali memperlihatkan senyumnya yang terkesan malu-malu. "Misiku saat ini hanyalah membantu ayahku untuk menuntaskan misteri yang meliputi keluarga Chandra," ujar Vanessa. Dia meneruskan.

 

"Untuk masalah itu..., aku rasa... bukanlah sesuatu yang penting lagi. Aku sudah dewasa sekarang. Aku berhak menentukan semuanya sendiri."

 

Penjelasan Vanessa seketika itu membuat hati Jackie yang sebelumnya merasa terbebani terasa lebih lega.

 

Baru saja, Vanessa telah memastikan ia hanya ingin membahagiakan orang tuanya dengan mengoak misteri seputar menghilangnya anak dari orang yang sudah dianggap bak saudara sendiri oleh Robert Halim.

 

"Kamu terlalu baik, Vanessa. Kamu rela menyibukkan diri dengan semua ini. Biar aku membantumu menyelesaikannya," ujar Jackie.

 

"Jackie..., kamu tahu mengapa aku yang turun tangan untuk menyelidiki soal ini?"

 

"Kenapa?"

 

"Sebelumnya, papalah yang giat melakukannya disela-sela kesibukan dia dengan usahanya. Tanpa disangka-sangka, ia diserang dan mengalami luka dalam yang cukup serius. Sekarang, beliau tidak bisa memakai tenaga dalamnya di tingkat yang tinggi."

 

Mata Jackie terpicing tipis saat mendengar bagaimana seorang Robert Halim ternyata nyaris kehilangan seluruh kemampuannya gara-gara mendalami misteri Keluarga Chandra. Vanessa terus bertutur.

 

"Kamu sendiri tahu, aku sudah diserang dua kali oleh orang-orang misterius tersebut. Apa kamu yakin mau membantuku?"

 

Jackie menatap kedua netra Vanessa yang indah lekat-lekat. Lalu, ia berucap, "Aku akan melindungimu, Vanessa. Aku berjanji. Aku tidak akan membiarkan ada orang yang melukaimu!"

 

Perkataan yang keluar dari bibir Jackie nyaris membuat mata Vanessa berkaca-kaca. la menanggapi.

 

"Rencanaku, aku harus mampu membalaskan dendam Keluarga Chandra," Vanessa kembali menjelaskan. Berhenti sejenak, dia pun berkata lagi.

 

"Maksudnya, kalau saja putra Om Stevie mengetahui aku telah mengentaskannya dan ia tahu mengenai rencana perjodohan kami, aku akan bilang pada dia, perjodohan itu telah dibatalkan dengan bayaran: aku telah menuntaskan dendam keluarganya."

 

Sempat menjadi kaku sejenak, Jackie menggerakkan tangan kanannya. Lambat-lambat, telapkanya menyentuh punggung tangan Vanessa yang berada di atas meja.

 

"Aku berjanji, akan membantumu menguak misteri yang tengah kamu dalami ini dan membuat orang yang telah melenyapkan keluarga Chandra menebus semua kesalahan mereka," kata Jackie pasti, penuh keyakinan.

 

Perlahan-lahan, ibu jari Vanessa yang tertindih oleh telapak Jackie bergerak untuk menyentuh tangan pasangannya.

 

Disertai wajah bersemu merah dan senyum tertahan yang begitu manis, Vanessa mengangguk-angguk tanda menerima perhatian Jackie.

 

Momen yang tercipta antara keduanya sempat terputus tatkala pelayan mengantar minuman yang keduanya pesan. Setelah menikmati minuman mereka, Jackie kembali bersuara.

 

"Bagaimana kondisi kesehatan Pak Robert sekarang?" tanya Jackie.

 

Wajah Vanessa yang tengah dikuasi perasaan nyaman karena ada seseorang yang mengayomi dia menjadi agak murung.

 

"Luka dalamnya belum kunjung pulih. Padahal, sudah hampir setahun dia mengalaminya."

 

Sejenak, Vanessa menikmati minumannya lalu berkata lagi. "Bahkan, keluarga kami mulai menaruh curiga. Orang-orang yang mengobati dia dengan sengaja tidak menyembuhkan papa karena ingin meredupkan pengaruh seorang Robert Chandra."

 

Untuk sejenak, Jackie terdiam. Ia mengangguk-angguk, lantas kembali bersuara, "Aku memiliki cara untuk menyembuhkan luka dalam ayahmu itu, Vanessa."

 

Sebagaimanapun Vanessa sedang merasa aman berada di dekat Jackie dan telah mengetahui keampuhan metode pengobatan dokter pribadinya tersebut, Vanessa agak dibuat terkaget-kaget oleh ucapan Jackie.

 

"Kau belum melihat kondisi ayahku, Jackie...!" Vanessa bak meratap dengan nada manja. "Bagaimana mungkin kamu bisa menyembuhkan beliau?!"

 

Sang dokter tersenyum, lalu menjawab, "Kamu meragukan kemampuan medisku?"

 

Romansa. Sudah barang tentu Jackie tidak tersinggung, la mengucapkan kalimatnya itu dengan nada jenaka. Vanessa langsung terkekeh-kekeh dengan menutup mulut sehingga dia tampak manis dan menggemaskan.

 

"Baik, maafkan aku, Dokter. Aku percaya padamu!" ujar Vanessa kocak setelah dia tertawa-tawa kecil.

 

Diiringi ekspresi mantap tapi juga agak geli karena ada kelucuan terjadi di antara mereka berdua, Jackie meraih jaketnya dan merogoh ke dalam saku baju hangatnya itu.

 

Dari tempat dirinya duduk, Vanessa memperhatikan. Jackie memegang sebuah kotak yang mirip dengan kota perhiasan. Lalu, dokternya itu membuka tutup dari wadah persegi yang ada di tangannya.

 

"Berikan obat ini pada ayahmu. Aku jamin, beliau pasti akan pulih seperti sedia kala."

 

Percaya akan kemampuan medis Jackie, Vanessa terlihat terkejut. Matanya membesar dan kedua alisnya terangkat sedikit.

 

"Memangnya, ini obat apa, Jackie?" tanya Vanessa.

 

"Aku menyebutnya sebagai: Pil Esensi. Obat ini dapat menyembuhkan penyakit apapun. Setelah mengonsumsi pil ini, Pak Robert pasti akan merasa badannya seperti dilahirkan kembali."

 

Yakin terhadap apa yang dapat Jackie lakukan, Vanessa langsung mengambil kotak berisi Pil Esensi yang Jackie sodorkan padanya. Ia menutup kotak tersebut dan langsung menyimpannya pada saku blazer yang dirinya kenakan.

 

"Aku jadi ingin segera memberikan obat ini pada ayahku," ujar Vanessa penuh semangat. "Oh ya, Jackie. Maaf, aku tidak bisa berlama-lama di Kota Bunga. Aku harus menggantikan peran ayah mengurus perusahaan kami dan baru akan kembali... mungkin, lima hari lagi."

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 50 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 50 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.