Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 56

  

BAB 56

 

Tentu saja Jackie terheran-heran. Hendra mengatakan bahwa keluarganya berutang pada dia. Berutang apa?

 

Yang sebenarnya terjadi adalah, Hendra mulai bersiap-siap untuk mengungkapkan latar belakang Jackie. Karena ia berpikir, mungkin saat itu adalah waktunya bagi sang putra untuk mengetahui. Bahwa, anak pertama mereka tersebut bukanlah anak kandung Hendra dan. Anita.

 

"Jadi Jackie, sebenarnya, aku ingin menyampaikan...."

 

Baru saja Hendra hendak berkata-kata, Sherina menyela dia dengan berucap, "Ayah, sudahlah. Jangan kita jadinya menghitung-hitung siapa yang berutang pada siapa. Kita ini adalah keluarga."

 

"Sherina, bukan itu maksudku..."

 

Hendra hendak menjelaskan, namun Sherina menggerakkan kepalanya sedikit dengan mengangkat alis. Anak satu-satunya Hendra dan Anita itu tahu arah pembicaraan ayahnya. Namun rupanya, ia tidak setuju dengan apa yang hendak diperbuat Hendra.

 

"Hencra, ada-ada saja kamu itu. Sudah, sekarang bukanlah saat yang tepat untuk membahas hal seperti yang ingin kamu sampaikan."

 

Giliran Anita yang menyergah suaminya. Karena, dia tahu apa yang akan diungkapkan oleh Hendra. Namun rupanya, dia dan Sherina sepakat. Itu bukanlah saat yang baik untuk memberitahu Jackie mengenai latar belakang dia.

 

"Ayah, aku rasa ibu dan Sherina benar. Kita sedang menikmati waktu bersama di rumah baru kita ini. Mari kita bersukacita bersama. Tak usahlah Ayah ngomong mengenai hal-hal yang berat," Jackie berkata dengan nada dan eskpresi kocak.

 

Melihat anak perempuan dan istrinya kompak tidak setuju apabila ia mengungkap rahasia Jackie, pada akhirnya Hendra menyerah juga. la hanya mengangguk-angguk seraya tersenyum pada putranya, yang sebenarnya bukanlah anak kandungnya bersama Anita.

 

Usai makan malam, Jackie keluar dari rumahnya melalui pintu belakang tempat tinggal super mewah tersebut. Halaman rumah itu berhadapan langsung dengan Danau Lembang.

 

Memandang genangan danau yang diterangi oleh lampu-lampu pada sepanjang sisinya itu. Mendadak, Jackie mengambil napas menggunakan teknik khusus dengan tidak kentara guna merapal ilmu spiritualnya.

 

"Ini... mengagumkan. Energi spiritual di sini sekarang terasa lebih besar dibandingkan pada saat aku iseng berjalan-jelan kemari waktu lalu!" kaget dia.

 

Itulah salah satu kunci Jackie mengapa ia dapat mengalahkan Clark. Ditempa sedemikian rupa oleh Dewa Agung, Jackie mampu menguasai teknik pernapasan yang unik untuk mengerahkan kekuatan spiritualnya.

 

Sehingga, Clark Harianto tidak menyangka bahwa cangkir kopi yang dirinya sentuh telah mengandung kekuatan kultivasi yang kuat.

 

"Guru bilang..., energi spiritual di dunia ini sudah mulai menipis. Tapi nyatanya, di Danau Lembang ini energi spiritual malah meningkat drastis."

 

Satu lagi faktor yang membawa kemenangan Jackie atas Clark. Dewa Agung berkata bahwa Jackie memiliki faktor genetik istimewa yang tidak dimiliki oleh para praktisi spiritual lain.

 

Bisa dibilang, raga Jackie lebih sensitif terhadap energi spiritual. Oleh karenanya, ia lebih mudah membangkitkan dan menguasai ilmu spiritual. Juga, menakar energi yang berada di sekitarnya.

 

"Mengapa energi di Danau Lembang bisa meningkat seperti ini? Apa faktor yang bisa membuat danau ini mendatangkan kekuatan begitu besar untukku? Mungkin aku tak perlu memikirkannya. Yang jelas, sekarang aku bisa mengatur formasi pengumpul energi spiritual," pikir Jackie.

 

Dengan cara itu, Jackie akan bisa mengumpulkan energi langka untuk ia gunakan. Sehingga, dirinya tidak perlu mencari benda spiritual untuk menunjang peningkatan kekuatannya.

 

"Dengan energi sebesar ini, aku sudah berada pada tingkat sepuluh dari teknik pengolahan energi. Selangkah lagi akan sempurnal" tegas dia.

 

"Kakak...?!"

 

Sherina mendatangi kakaknya. Jackie langsung berpaling dan melihat Sherina melangkah mendekat pada dia.

 

"Kenapa, Sherina?"

 

"Sedang apa Kakak menyendiri di sini?"

 

Pertanyaan Sherina membuat Jackie tersenyum, la belum berencana mengatakan pada keluarganya bahwa dirinya sebetulnya merupakan seorang kultivator.

 

"Aku senang udara di bantaran danau ini. Segar, memberikan ketenangan."

 

"Aku juga senang berolahraga di sini pagi tadi. Memang. Udaranya sangat cocok untuk relaksasi."

 

"Kamu belum mengantuk, Sher?"

 

"Belum, Kak. Mungkin aku memang sedang menikmati rumah baru kita dan suasana di sini. Sehingga, pergi tidur cepat-cepat itu seperti... tidak menyenangkan."

 

"Apalagi jendela kamarmu menghadap ke danau ini, bukan?"

 

Ujaran Jackie membuat Sherina terkikik riang sembari mengangguk-angguk. Keduanya pun berbincang ke sana kemari, bercanda mengenai bagaimana usasan tempat tinggal mereka sebelumnya kurang menyenangkan, hingga membicarakan hal-hal lain.

 

Lantas, Sherina bertanya pada abangnya. "Menurut Kakak, apanila ada seseorang yang selama 20 tahun hidup sebagai orang biasa bersama keluarganya, tiba-tiba mengetahui bahwa ternyata, keluarga orang itu bukanlah keluarga dia yang sebenarnya, bagaimana?"

 

Apa yang dituturkan adiknya membuat Jackie tersenyum jenaka. "Mengapa kau bertanya seperti itu? Pasti kau baru saja menyimak kisah-kisah mengharukan di media sosial, bukan?

 

"I-iya..., iya, Kakak betul!"

 

Lucu. Jackie pastinya tak menyadari. Sherina sebetulnya tengah membicarakan tentang dirinya sendiri. Sherina melanjutkan.

 

"Jadi, setelah orang itu hidup dengan keluarganya yang memiliki banyak keterbatasan, terungkaplah bahwa ia sebetulnya sangat kaya. Kira-kira saja... apa dia akan meninggalkan keluarga yang membesarkan dia?"

 

"Jadi kisah itulah yang beredar di media sosial?"

 

"Sebetulnya, ceritanya itu menggantung. Entah apa yang terjadi selanjutnya."

 

"Hmmm..., menurutku, itu tergantung karakter si orang beruntung itu."

 

Wajah Sherina agak berubah setelah Jackie menjawab pertanyaannya. la penasaran. Kira-kira saja, abangnya akan berkata apa.

 

"Kalau aku menjadi dia, sudah barang tentu aku tidak akan meninggalkan keluargaku yang telah membesarkanku selama puluhan tahun. Dan karena aku sudah kaya raya, aku akan membalas budi terhadap mereka. Bagaimana menurutmu?" Jackie memaparkan lalu bertanya balik.

 

"Wah, sudah pasti aku juga bakal seperti itu! Gila saja jika aku meninggalkan orang tua angkatku yang telah mengasuhku sekian puluh tahun lamanya!" ujar Sherina tegas.

 

"Iya, lah! Jika sampai dia tidak menghargai orang tua angkatnya, itu keterlaluan namanyal" kelakar Jackie, la dan adiknya pun.terkekeh-kekeh.

 

"Kira-kira saja, apa yang akan dilakukan orang itu, ya? Apakah bakal memberi mereka uang...? Lalu, orang tua kandungnya pasti berharap anak mereka bisa tinggal bersama mereka. Jadi, ia akan meninggalkari orang tua angkatnya."

 

Saat itu, Sherina berkata dengan membuat raut berpikir agar Jackie semakin tidak menyadari bahwa ia tengah membicarakan kakaknya.

 

Ekspresi Sherina tersebut membuat dia kelihatan manja lagi imut. Bagi Jackie, adiknya kelihatan mmenggelikan hingga ia kembali tertawa lembut dan berkata lagi.

 

"Kamu bayangkan saja. Jika kamu adalah anak angkat, tapi orang tua angkatmu telah memperlakukanmu dengan baik, kamu tidak mungkin membalas perbuatan mereka yang telah memberimu susu, pakaian sedari kecil dengan perbuatan yang tercela, bukan?" ujar Jackie.

 

"Ya, benar juga."

 

"Mengenai orang tua kandung..., begini. Jika si anak itu meraih kekayaan dengan hasil jerih payah sendirinya, dia mesti mencari tahu, kenapa dahulu ia ditinggalkan orang tua kandungnya itu," Jackie mulai asyik bertutur. Dia terus berkata-kata.

 

"Jika alasannya bisa diterima, Tak mengapa. Kalau orang tua kandungnya muncul karena anaknya sekarang sudah kaya... wah, itu namanya orang tua yang tak bertanggung jawab!"

 

"Taruhlah orang tua kandung dia benar-benar baik. Apakah dia akan meninggalkan orang tua angkatnya begitu saja?"

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 56 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 56 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.