Bab 58
Perkataan Arthur membuat seluruh
anggota keluarganya yang berada di ruangan itu menatap ke arah dia. Samuel
sudah ingin tersenyum. Rencana dia memperkenalkan Jackie pada Keluarga Wijaya
berhasil. Tetapi, dia berusaha untuk tetap tenang.
"Mengapa Om ingin berjumpa
dengan beliau?" tanya Samuel. la membuat dirinya berpura-pura lugu.
"Tentu saja aku ingin berterima
kasih pada dia. Kemarin, satu kali lagi aku bernapas, aku akan sampai di surga
Samuel..., tapi obat temanmu itu telah menyelamatkan aku," jawab Arthur.
"Bukan teman Om, dia itu
ketuaku," Samuel membetulkan ucapan Arthur.
"Kalau begitu, pertemukan aku
dengan ketuamu," ulang Arthur pasti.
Tentu saja Hansen dan putrinya tidak
berani membantah sabda seorang Arthur Wijaya yang terkenal sangat tegas.
Sebelum menjadi penguasaha seperti
sekarang, Arthur merupakan perwira tinggi Tentara Nasional Makara yang sangat
berpengaruh dan disegani.
Setelah pensiun, ia memanfaatkan
koneksinya untuk merintis berbagai bisnis dan berhasil. Nama besar Keluarga
Wijaya mereka peroleh berkat usaha Arthur tersebut.
Saat ini, Keluarga Wijaya belum
memiliki seseorang yang bisa begitu dihormati seperti dia. Sehingga, Keluarga
Wijaya was-was begitu mengetahui Arthur menderita penyakit yang bisa merenggut
nyawanya.
"Opa, aku akan ikut dengan Opa.
Sebab, aku juga penasaran ingin melihat..., seperti apa sosok dokter yang bisa
mencuri hati wanita yang disukai oleh seorang Xander Rilley," ucap Elvi.
"Boleh, sayang. Kamu ikut
saja," lembut Arthur menerima permintaan cucu perempuannya.
"Bagaimana, Hansen, apa kita berangkat sekarang saja?"
"Boleh, Pa," Hansen
langsung bangkit dari tempat ia duduk. Putrinya juga sudah bersiap-siap. Tapi
kemudian, ia berkata lagi. "Eh.., euh... tunggu-tunggu!"
"Ada apa, Nak?" tanya
Arthur.
"Aku baru teringat. Pak Sukarman
akan datang kemari untuk menjumpai Ayah."
Begitu Hansen menyebut siapa yang
akan datang, raut wajah Samuel agak meredup. Wajah dia memang agak sangar.
Sedari tadi, parasnya kelihatan cerah karena apa yang dia rencanakan berjalan
baik.
Tetapi mendengar nama Sukarman,
hatinya seolah terusik.
"Si orang militer penjilat
berengsek itu! Pasti dia ingin mencari muka pada Arthur," batin dia kesal.
"Hmmmh..!" Arthur menyambut
perkataan putranya dengan dengusan.
Ada sedikit cerita yang tercatat
antara Arthur dan Sukarman. Si wakil pasukan Makara memang tidak pernah lupa
pada Arthur.
Namun lantas, setelah Arthur pensiun
dan karir Sukarman menanjak, Arthur melobi Sukarman dengan maksud ingin menjadi
pemasok obat-obatan untuk angkatan perang negara mereka.
Menganggap Sukarman mengenal dirinya
baik, Arthur menyangka usahanya itu akan berjalan dengan baik. Tapi sebaliknya,
Sukarman malah menolak dia dengan berbagai alasan.
"Ah, Sukarman itu datang kemari
hanya untuk membuat citranya baik di kalangan militer karena mengenalku.
Basa-basi busuk! Aku tidak mau berjumpa dengan dia!" cemberut Arthur
berkata dengan menggerutu.
Sikap yang ditunjukkan oleh Arthur
itu membuat Samuel senang. Dia tersenyum tipis dengan puas karena Sukarman
tidak dipedulikan oleh Arthur. Rencana dia berjalan mulus!
"Kalau begitu, biar aku saja
yang menerima Pak Sukarman. Ayah dan Elvi berangkat saja untuk menemui Sang
Dewa Muda. Aku tidak enak, karena aku sudah kadung membuat janji dengan
dia," papar Hansen.
"Ya, begitu saja. Elvi, Samuel,
ayo kita pergi sekarang!" ajak Artham
Di Komplek Awania. Semalam, Jackie
memikirkan untuk menghubungi Dokter Baron. Dengan maksud, agar sang dokter
membantu dia membeli satu akar Ginseng Gunung Liar yang sama seperti yang dia
dapatkan waktu lalu.
"Kalau bisa, yang usianya lebih
tua lagi. Harganya pasti sangat tinggi tetapi itu bukan masalah," batin
Jackie.
la tahu. Tingkah Baron sewaktu dia
datang untuk menyelamatkan nyawa Hendra membuat dia sangat muak. Akan tetapi,
sebagai direktur dari Rumah Sakit Bunga Asih, Baron memiliki banyak koneksi di
dunia industri obat-obatan.
Jackie ingin mendapatkan ginseng
tersebut agar ia segera memasuki tahap Fondasi. Karena, tahap pengolahan ilmu
kultivasi tersebut mampu membuat dia membangkitkan konsolidasi api sejati dalam
tubuh.
Maksudnya, tahap Fondasi bakal
meningkatkan efisiensi dan keberhasilan sebuah proses alkimia. Termasuk,
pembuatan alat-alat yang dirinya butuhkan.
"Dokter Ilahi.., Anda tidak
perlu repot-repot mencari obat yang Anda perlukan. Jika ada apapun yang Anda
butuhkan, Anda tinggal menghubungiku. Obat apa yang Anda cari? Aku pasti akan
memberikannya untuk Anda!"
Menghubungi Baron, sekarang Jackie
agak geli sendiri mendengar bagaimana dokter senior tersebut bak memuja-muja
dia. Bahkan, hingga menyebut Jackie dengan sebutan: 'Dokter llahi segala.
Mata Jackie sempat berputar dan ia
menghela napas saat Baron menyambut dia dengan berlebihan. Lalu ia berkata
lagi, "Apakah Dokter dapat memperkirakan berapa uang yang mesti aku
persiapkan untuk ginseng seperti itu?"
"Astaga, Dokter Ilahil Apakah
aku sudah menyebutkan harga? Menyinggungnya sedikipun tidak, bukan?! Anda
berbicara dengan Dokter Baron. Anda tidak perlu merogoh kocek sedikitpun!
Sebab, merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk membantu Andal"
"Ya, Baiklah, Dok. Tapi
seandaikan memang saya mesti keluar duit, tolong beritahu saja."
"Ah, lagi-lagi anda menyinggung
hal itu. Sudah, santai saja Dokter Ilahiku, Anda duduk saja bersantai-santai.
Mulai saat ini, apapun yang Anda butuhkan soal obat mengobati, akan saya
selesaikan. Jangan sungkan-sungkan menghubungiku!"
"Ok, Dok. Aku tunggu kabar baik
dari Anda."
"Siap, Dokter Ilahi, Siap!"
Sambungan telepon Jackie dengan Baron
berakhir. Ekspresi wajah Jackie tempak seperti sedang berpikir. la sangat
berharap, Baron dapat memenuhi janjinya.
"Jika dia sampai
mempermainkanku, akan repot juga. Kalau memang begitu, aku bakal mengingatkan
dia bahwa hidupnya berada di tanganku!" seloroh Jackie dalam hati.
"Jackie, Jackie... tolong!"
Tiba-tiba saja terdengar suara Anita
yang memanggil-manggil putranya sembari meminta tolong. Terang saja, Jackie
yang tengah berada di halaman belakang langsung memasuki tempat tinggal
mewahnya dengan mengayun langkah panjang-panjang.
"Ibu, ada apa sampai ibu
kedengaran seperti tengah panik begitu?" tanya Jackie terheran-heran.
Anita mendekat padanya dan berucap,
"Anu.., ada sekian orang tentara bersenjata datang... kini Yanto sedang
menghadapi mereka!"
Yanto merupakan tangan kanan Samuel
yang ditempatkan si pengusaha untuk berjaga-jaga maupun mernbantu Jackie
sekeluarga. Dia bisa menjadi pengemudi, disuruh memasak hingga menjadi pengawal
pribadi.
"Aku takut, akan terjadi sesuatu
dengan Yanto nanti, Nak!"
"Bu, tenang dulu, jangan
panik," Jackie menenangkan Anita.
Gara-raga menyaksikan Anita yang
masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru dan bersuara kencang, Hendra dan
Sherina juga ikut mendatangi Jackie.
"Ada apa, istriku?" tanya
Hendra dengan terbingung-bingung karena melihat tingkah istrinya.
"Ibu bikin kaget saja...! Ada
apa sebenarnya?" tanya Sherina.
"Sudah, sudah. Ibu, Ayah,
Sherina, kalian tetap tinggal di sini. Biar aku yang akan menjumpai Yanto di
depan," ujar Jackie menenangkan keluarganya.
Telah mengetahui seperti apa
kemampuan anaknya, tetap saja Anita mengingatkan putranya itu, "Hati-hati,
Jackie. Jangan sampai kamu terluka apalagi jadi berurusan dengan hukum
lagi," pesannya.
"Baik, Bu."
Sembari mengangguk-angguk pasti,
Jackie pergi dari bagian belakang rumah mewahnya itu. Begitu sampai di halaman depan,
dia bisa melihat apa yang dikatakan oleh sang bunda benar adanya.
No comments: