Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 63

  

BAB 63

 

"Bisakah Bapak membantuku untuk mempromosikan Pil Esensi buatanku yang telah menyembuhkan Pak Arthur?"

 

Lucu. Jackie mengucapkan kata-katanya seraya tersenyum tipis dengan kocak. Arthur menatap dia seperti membuat mimik terkejut. Kepala Keluarga Wijaya itu mendengus sekali, lalu berucap.

 

"Jackie anakku. Jika saja kita sudah saling mengenal baik sebelum aku meminum obatmu itu, aku sudah akan bilang pada semua orang bahwa mereka mesti mendatangimu agar bisa sembuh dari semua penyakit mereka! Aku rasa, aku sudah sinting jika tidak membantumu, Nak!"

 

Arthur berkata dengan riang. Sampai-sampai cucunya, Hendra, Anita dan Sherina juga Samuel sontak tersenyum. Karena bagi mereka, dialog antara Jackie dan Arthur berlangsung jenaka.

 

"Aku juga ingin bilang ini..." Arthur kembali bersuara. "Aku telah berutang nyawa padamu, Dewa Mudaku. Aku tidak mampu membayarnya. Aku akan mengalahkan Keluarga Harianto. Supaya Kota Bunga tahu, seperti apa Kelaurga Wijaya sebenarnya!" pasti dia.

 

Semakinlah Sanuel girang mendengarnya. Kini, ketuanya telah mendapat sokongan dari salah satu keluarga yang namanya bukan hanya harum di Kota Bunga. Tetapi juga, Makara.

 

Sedangkan bagi Jackie, perjanjian yang ia jalin dengan Arthur sama saja dengan sekali tepuk dua lalat. Artinya: dia bisa menundukkan Keluarga Harianto seraya mendapat dukungan dari seseorang yang memiliki pengaruh dan membuat dia menghasilkan uang.

 

"Maaf, Dewa Muda," Elvi angkat bicara. "Dari mana Anda bisa mendapat kemampuan medis seperti ini? Anda begitu hebat. Karena sejauh ini, dokter yang saya tahu sangat mahir di bidang tersebut adalah Dokter Farhan."

 

"Nona Muda Wijaya," Samuel yang menanggapi. "Jika memang Dokter Farhan adalah seorang ahli di bidang medis, bukankah semestinya dia yang dapat menyembuhkan Pak Arthur? Tetapi lihat. Dia sepertinya diam-diam saja meski sudah tahu kliennya tengah sakit keras waktu lalu."

 

"Ya, ya. Anda benar Pak Wanarto. Pantas saja jika Kak Vanessa terkagum-kagum pada Kak Jackie. Karena ternyata, Kak Jackie adalah seseorang yang luar biasa," ujar Elvi. la tersenyum manis penuh hormat ke arah Jackie.

 

Khawatir cucunya menyinggung sesuatu yang dianggap personal oleh Jackie sementara ia dan Sang Dewa Muda telah menjalin kesepakatan demi kesepakatan, Arthur menanggapi.

 

"Cucuku sayang, jangan kamu semacam... bergunjing mengenai kehidupan Tuan Muda Jackie. Tidak sopan itu namanya.

 

"Aku tidak bermaksud demikian, Opa, Aku sudah mendengar mengenai Kak Jackie yang telah membuat wanita tambatan hati seorang Xander Rilley sama sekali tidak melirik dia. Jadi, aku hanya ingin memastikan bahwa Kak Jackie memang orang yang luar biasa," jelas Elvi.

 

"Elvi, aku bilang apa tadi..."

 

"Pak Arthur, tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak merasa tersinggung dengan apa yang Nona Wijaya katakan. Lagi pula, aku rasa semua orang mengetahui tentang hal itu. Pun, aku sama sekali tidak bermaksud untuk... 'merebut' Vanessa dari Xander."

 

Dengan segera, Jackie menengahi pembicaraan kakek dan cucunya itu dengan rendah hati, la tahu. Elvi yang terlihat memiliki usia lebih muda dari Vanessa tersebut hanya bertingkah lugu.

 

Dia tenang-tenang saja dengan apa yang diungkapkan oleh Elvi tersebut. Selain itu, tampak jelas dari sorot mata Elvi, kemungkinan, dia hanya benar-benar dibuat kagum oleh Jackie.

 

"Ah, syukurlah jika kamu merasa baik-baik saja, Jackie. Cucuku ini pasti agak terkejut karena tidak menyangka bahwa Dokter Jackie Sang Dewa Muda ternyata memiliki sosok yang tampan mempesona. Begitu bukan, Elvi?"

 

Perkataan sang kakek membuat Elvi agak terkejut. Sang cucu tersenyum dengan tertahan. la berusaha untuk tidak bereaksi. Tetapi, kulit wajahnya sudah memerah karena gede rasa.

 

"Pak Arthur, mungkin..., aku perlu memperjelas. Bagaimana aku tidak pernah berpikiran macam-macam dengan orang yang telah menjadi kawanku. Tetapi jika ada yang bermaksud menggangguku, keluargaku atau rekanku, aku tidak akan segan-segan turun tangan."

 

Apa yang dikatakan Jackie itu adalah dalam rangka mempererat status aliansinya dengan Arthur. Sekaligus, agar Arthur fidak begitu kaku dalam menghadapinya.

 

Saat itulah Arthur merasa semakin yakin. Jackie bukanlah orang sembarangan. la perlu menjaga huburigan baik dengan Si Dewa Muda dan jangan sampai dia mengecewakan orang yang telah menyelamatkan nyawanya.

 

Rupanya, perkataan kakeknya membuat Elvi semakin membuat dirinya ingin mengenal Jackie lebih jauh. Berpikir pembicaraan bisnis antara Jackie dan Arthur sudah mencapai konklusi yang memuaskan, Elvi berkata pada dokter pribadi Vanessa Halim tersebut.

 

"Kak Jackie adalah seorang dokter dengan keterampilan medis yang luar biasa. Selain memperdalam ilmu kedokteran..., apakah Kak Jackie memiliki hobi yang Kakak tekuni?" tanya Elvi dengan gayanya yang polos dan agak malu-malu.

 

"Menurutmu, apa yang aku tekuni selain mengobati orang?" Jackie balas bertanya dengan gestur jenaka.

 

"Apakah... Kakak tertarik pada dunia otomotif? Modifikasi kendaraan atau balap mobil misalnya? Kebetulan beberapa temanku memiliki hobi sperti itu. Siapa tahu, kapan-kapan Kak Jackie bisa bergabung denganku dan teman-teman," tutur Elvi lagi.

 

Rupanya, Sherina tidak senang dengan kepolosan Elvi. Bagi dia, si Nona Wijaya sedang mencari-cari kesempatan untuk menanam pengaruh pada Jackie. Sehingga, dia langsung menanggapi ucapan Elvi.

 

"Kakakku tidak suka balap mobil," serobot Sherina sebelum Jackie bisa menjawab pertanyaan Elvi. "Lagi pula, Kak Jackie adalah dokter pribadi Kak Vanessa Halim, la harus mendampingi Kak Vanessa dan tidak bisa bepergian sembarangan."

 

Sebenarnya, Sherina hanya berusaha memberi sinyal pada Elvi bagaimana kakaknya sudah memiliki seorang tambatan hati.

 

Selain itu, ia juga agak cemburu karena Elvi yang jelita bagai diam-diam ingin berusaha dekat dengan pemuda yang sebetulnya bukan kakak kandungnya tersebut.

 

"Maaf, Kak Sherina. Aku tidak bermaksud untuk membuat Kak Jackie melupakan tugasnya sebagai dokter pribadi Kak Vanessa. Hanya saja, Kak Jackie adalah klien keluargaku. sekarang. Menurutku, tidak ada salahnya jika Kak Jackie bergaul bersama kami, bukan?" jelas Elvi.

 

Wajah Sherina tampak meredup begitu Elvi mengungkapkan alasannya. Yang Jackie tahu, adiknya hanya berusaha melindungi dia. Lagi pula apa yang dikatakan Elvi itu benar. Tidak ada salahnya jika dia memiliki kedekatan dengan putri dari koleganya.

 

"Nona Wijaya hanya ingin mengajakku bersantai bersama, Sherina, Jackie berkata pada Sherina untuk mencairkan situasi canggung yang terjadi antara adiknya dengan Elvi. Setelahnya, ia berucap pada si putri Wijaya.

 

"Aku rasa jika aku memiliki waktu luang nanti, boleh juga aku bergabung dengan teman-temanmu, Nona Elvi."

 

"Akan menjadi sebuah kehormatan bagiku untuk bisa menemanimu bergaul, Kak Jackie!" sambut Elvi riang.

 

"Kalau begitu, aku juga ingin ikut. Aku penasaran juga ingin melihat dari dekat. Seperti apa orang-orang yang senang beradu kecepatan menggunakan mobil seperti itul" sambar Sherina.

 

"Tentu saja kamu akan ikut bersamaku nanti, Sherina," sambut Jackie.

 

"Tunggu-tunggu, mungkin, aku bisa menghubungi teman-temanku sekarang. Kapan mereka akan balapan," semangat Elvi.

 

"Elvi, sudahlah. Kamu bisa menghubungi teman-temanmu lain kali, sergah Arthur lembut pada cucunya.

 

"Permisi, Ketua, maaf apabila mengganggu."

 

Di saat Elvi sedang membuat semua orang di situ keheranan dengan tingkahnya, Yanto muncul di ambang pintu rumah.

 

"Ada apa Yanto?" balas Jackie. la bisa melihat, bahasa tubuh Yanto seperti merasa tidak nyaman.

 

"Para tentara itu kembali lagi..."

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 63 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 63 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 04, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.