BAB 77
Cklek!
Pintu kamar suite terbuka. Darma
Rilley masuk ke dalam. Langkah dia langsung terhenti. Tatkala, ia melihat jasad
Stella telah tergolek di lantai.
"Xander, apa yang telah kau
lakukan?"
"Aku tidak bisa membiarkan
Stella menggila, Opa," ucap Xander santai.
Darma hanya bisa menghela napas,
memandang ke arah cucunya dengan tidak habis pikir. "Tunggu dulu. Tetapi,
Stella adalah adik seperguruanmu dan dia mengsihimu sebegitunya. Kamu bilang
juga Dian sangat perhatian pada Stella..."
"Ah, guru itu hanya memanjakan
dia karena Stella adalah seorang perempuan, Opa," kilah Xander. la
tersenyum miring.
"Jika sudah begini, apa yang
akan kau katakan pada gurumu nanti, Xander...?! Kamu itu sudah gila... wanita
yang sudah sebegitu baiknya padamu malah kau bungkam!"
Begitu tenang, Xander berjalan menuju
bar dari suite tersebut. la menuangkan minuman keras pada sebuah gelas dan
menenggaknya hingga tandas. Sesudah itu, dia berucap pada Darma.
"Opa, Stella itu memang
mencintaiku. Akan tetapi dia terlalu tergila-gila padaku. Bagaimana kalau
Stella terus membayangi aku? Lalu kalau Vanessa melihatnya, semakinlah si putri
Halim tidak akan menganggap diriku inil" papar Xander penuh percaya diri.
"Apakah kamu sudah memiliki
rencana untuk menutupi kematian Stella? Nanti urusannya bisa rumit!" tanya
Darma kelabakan.
"Santai saja, Opa. Stella baru
saja menemui Jackie, bukan?"
Begitu Xander mengemukakan alasannya,
Darma menjadi terlihat lebih tenang. Rupanya sang cucu telah memikirkan
sesuatu. Memang benar. Dari sebelum Xander mendekap Stella, dia memiliki
rencana.
"Jadi maksudmu, kau akan membuat
gurumu dan orang lain menyangka Stella tewas karena Jackie?" Darma
berusaha memastikan.
"Ya, betul, Opa. Siapa juga yang
bakal terpikir bahwa seorang kakak seperguruan begitu tega membunuh adik satu
perguruannya. Hanya musuh kamilah yang akan tega melakukan hal tersebut.. lya
'kan?"
Kasihan Stella. Sebetulnya, Jackie
menyerang dia dengan tidak menggunakan energi yang sebegitu besar. Hanya saja,
cara pengerahannya yang unik. Namun, serangan Xander memperburuk keadaannya
hingga gadis itu tewas seketika.
Benar. Xander telah menempatkan
Jackie sebagai kambing hitam dalam kasus tewasnya Stella. Dia berpikir,
dampaknya pasti akan luar biasa bagi si dokter.
"Ternyata itu rencanmu,"
ucap Darma.
"Aku akan baik-baik saja, Opa.
Keluarga Karlos juga pasti bakal marah besar karena putri mereka telah tewas.
Kemudian, Keluarga Arwana sekarang ada di pihak Jackie. Bisa saja Keluarga
Karlos berpikir Jackie dan Keluarga Arwana telah bersekongkol untuk membunuh
Stella."
"Keluarga Karlos pasti tidak
akan tinggal diam. Mereka akan membalas dendam terhadap Keluarga Arwana. Akan
terjadi keributan besar nanti," tambah Darma setelah Xander memaparkan
teorinya.
"Tepat sekali, Opa. Apakah Opa
masih ingat bagaiman Athena juga telah menolak aku dulu?"
Sekali lagi, Darma hanya bisa membisu
saat cucunya berkata-kata. Sebelum Xander mengaku bahwa dirinya tergila-gila
pada Vanessa, ia telah berniat untuk mendekati Athena. Akan tetapi, Athena
menolak dia.
Itulah yang menjadi salah satu alasan
mengapa Xander ingin menempa kemampuannya sedemikian rupa. Karena, ia merasa
dirinya pernah dicampakkan. Padahal, dia adalah cucu dari seorang Damar Rilley.
"Ya, aku tahu, Cucuku_"
"Sekarang Athena malah berkencan
diam-diam dengan Jackie... sialan! Dokter itu memang harus mati!" gusar
Xander menimpali perkataan sang kakek. "Dan aku masih ingin menghajar
Keluarga Arwana karena keangkuhan mereka."
"Xander, sudahlah itu hanya
cerita lalu.."
"Sekarang orang lain akan berpikir
Jackie telah membunuh Stella. Aku bisa membalas dendam dengan terang-terangan
tanpa membuat Vanessa membenciku, Opa."
Darma tidak mampu berkata apa-apa.
Bagi dia, kepribadian Xander sekarang sangatlah berbeda, tidak seperti cucunya
yang sangat la kasihi sebelum menempuh didikan Dian Diagano.
Kini, Xander seperti sangat ambisius.
Sekarang, ia bahkan rela membunuh adik sepergurannya sendiri. Padahal, gadis
itu sangat mencintainya.
"Xander, opa mengerti kamu tidak
suka pada orang-orang yang telah semacam bermain di belakang dan ingin
menjatuhkan kita. Tetapi, membunuh Stella yang masih semuda itu.. apakah
perlu?" ujar Darma berhati-hati agar Xander tidak tersinggung.
"Opa pernah mengajarkan padaku.
Aku harus tegas dan berani dalam mengambil tindakan. Stella tidak mampu melawan
Jackie. Tidak berguna sekali, dial la juga bisa mengganggu hubunganku dengan
Vanessa kelak. Intinya, dia tak bisa dibiarkan hidup!"
Melihat perangai Xander, ingin
rasanya Darma lanjut berkata-kata. Namun pada akhirnya, dia memutuskan untuk
diam dan hanya bisa mengambil napas panjang-panjang.
Tiga hari kemudian di sebuah taman
pemakaman. Keluarga Karlos berkumpul di depan pusara Stella. Wajah mereka
tampak bermuram durja karena dikuasai kesedihan yang mendalam
Upacara pelepasan telah selesai
digelar. Akan tetapi, belum ada seorang pun di antara para anggota Keluarga
Karlos yang beranjak. Kemudian, beberapa orang dari anggota Keluarga Karlos
berbicara satu sama lain.
"Dokter dari Kota Bunga itu
harus membayar semuanya. Dia telah membunuh salah satu di antara kita."
"Bukan hanya dia. Akan tetapi,
Keluarga Arwana juga. Karena, mereka telah berkonspirasi untuk menyingkirkan
Stella. Nyawa harus dibayar dengan Nyawa!"
Dari pembicaraan para anggota Kelaurga
Karlos tersebut, dapat diketahui bahwa Xander berhasil menjalan rencana
busuknya.
Kemudian tampak seseorang datang
menghampiri keluarga dari Stella yang tengah berbincang-bincang tersebut. Orang
itu membisikkan sesuatu pada mereka. Lantas tiga dari sekian orang yang
berkerumun di hadapan kuburan Stella memisahkan diri.
Mereka berjalan menjauh dari yang
lain. Ada seseorang berdiri sekian meter dari tempat jenazah Stella dimakamkan.
Kemudian, satu dari tiga anggota Keluarga Karlos itu menghampiri pria tersebut.
"Master, kami memiliki tugas
untuk Anda."
Dua hari setelah pemakaman Stella.
Jackie tampak tengah mengantar Athena dan Siska ke Bandara Utama Kota Bunga.
Keduanya akan kembali ke Kota Lintang. la belum tahu apa yang terjadi setelah
Stella mendatangi dia dan sesumbar ingin menghabisi nyawanya.
"Kak Jackie, ini bukanlah akhir
dari pertemuan kita. Aku ingin berjumpa denganmu lagi. Aku harap, pertemuan
kita nanti akan memulai sesuatu antara dirimu dengan Keluarga Arwana,"
ucap Athena.
"Maafkan aku yang belum dapat
menjalin kerja sama dengan kelaurgamu saat ini, Athena. Akan tetapi, tidak
menutup kemungkinan di lain waktu kita bisa menjalin sebuah kesepakatan,"
bijak Jackie membalas.
"Aku sangat menantikannya,
Kak," pungkas Athena diiringi senyum.
"Dokter, aku sangat senang kita
bisa saling mengenal satu sama lain. Kita pasti akan bertemu kembali,"
giliran Siska berkata pada Jackie.
"Kapan saja Ibu ingin bertemu,
mari kita bersua, Bu Siska. Terima kasih Anda juga selalu menaruh percayaan
terhadapku," Jackie menanggapi perkataan Siska.
Akhirnya, Athena dan Siska memasuki
gerbang keberangkatan. Jackie memandangi keduanya dari ambang jalan masuk
tersebut. Bibirnya bergerak membentuk senyuman tipis nan singkat.
"Baiklah. Sudah saatnya bagiku
untuk mulai berbisnis," batin Jackie,
Keesokan harinya, Arthur telah
merilis sebuah obat bernama Obat 10 Lengkap di Kota Bunga. Sudah barang tentu,
Obat 10 Lengkap amerupakan obat yang dibuat berdasarkan resep pemberian Jackie.
Obat itu kini telah menyebar ke
mana-mana. Keluarga Wijaya telah berhasil mempromosikan dan memasarkannya
dengan baik, melalui apotik-apotik besar terpercaya di kota mereka.
No comments: