Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 87

BAB 87

 

Begitu tiba di hadapan Yanto, Charlie membungkuk, kemudian mengarahkan tangannya pada kepala pengawal keluarga Jackie tersebut. la menjambak rambut Yanto, menariknya lalu...

 

Dhuast!

 

Dhuast!

 

Dhuast!

 

Tanpa ampun, Charlie mendaratkan kepalannya hingga beberapa kali ke wajah musuh. Sampai-sampai, wajah Yanto penuh dengan tetesan darah.

 

"Kamu layak untuk mati, badut!" ujar Charlie menggunakan bahasa asing.

 

Di belakang mereka, Shela menyaksikan perbuatan anak buahnya dengan puas, la tertawa-tawa kemudian berkata pada Charlie menggunakan bahasa yang sama.

 

"Hahahaha ! Bagus, teruskan, Charlie. Kamu akan mendapat banyak uang dari apa yang kamu lakukan hari inil" 1

 

Perkataan majikannya yang menjanjikan dirinya bayaran yang lebih tinggi membuat Charlie semakin bersemangat.

 

Memang, Charlie itu mata duitan, la akan melakukan apa saja demi uang, la sering ikut dalam kompetisi bela diri di luar negeri agar bisa meraup keuntungan lebih lagi.

 

"Bu, apakah Anda ingin manusia tak berguna ini mati sekarang juga?" tanya Charlie dalam bahasanya pada sang atasan

 

"Sejujurnya, Chuck. Orang yang sedang kamu hajar tidak memiliki hubungan apapun denganku. la hanya seekor kerbau yang dicocok hidungnya. Musuh kita yang sebenarnya ada di dalam sana!" balas Shela. la menunjuk ke arah rumah musuh mereka.

 

Bosnya berkata-kata dengan bahasa yang dirinya mengerti.

 

Sehingga, Charlie berhenti memukuli Yanto yang sudah kepayahan. Meski sang pengawal merasa dia tak boleh menyerah demi Jackie dan keluarga, kondisinya sudah tidak memungkinkan untuk bertarung.

 

"Bunuh mereka semua, Chuck!"

 

Akhirnya, Charlie meninggalkan Yanto, mengempaskan tubuh salah satu orang kepercayaan Jackie tersebut.

 

"Ti-tidak...!"

 

Dalam kelemahannya, Yanto ingin menyergah. Apa daya, dia sudah menderita luka yang membuat dirinya sulit untuk bergerak.

 

Dengan berani, para anggota Geng Ular Berbisa berusaha untuk menghadang Charlie. Padahal, mereka sudah terhuyung-huyung karena dihajar oleh Charlie sebelumnya.

 

"Heh.., masih berani menghadangku? Baiklah. Akan ku bunuh kalian semua!" ucap Charlie dengan wajah dingin terkesan kejam.

 

"Tunggu...!"

 

Tiba-tiba saja, terlihat Hendra dan Anita keluar dari pintu kediaman rumah mereka. Mereka kini memiliki asisten rumah tangga yang ditugaskan oleh Samuel, Neneng namanya. Wanita muda itu berlari-lari berusaha mencegah para majikannya. Sedang Dhany menyusul mereka.

 

"Pak, Ibu..., jangan!"

 

"Tuan Hendra, Nyonya Anita, tunggu...!"

 

Baik Hendra maupun Anita terlalu berhati nurani. Mereka tidak tega karena melihat orang-orang yang selama ini mengabdi pada mereka dihajar sedemikian rupa, sementara keduanya tidak bisa berbuat apa-apa.

 

Dua-duanya tak mau membiarkan Yanto dan yang lain terbunuh begitu saja. Karena menurut mereka, bawahan-bawahan Samuel itu sama sekali tidak bersalah.

 

"Pak Hendra... Bu Anita....!" Yanto berucap perlahan sembari berusaha berdiri.

 

"Tu-tunggu. Mengapa kalian datang kemari dan menghajar orang-orang kami?" sergah Hendra. Dia tak menghiraukan Dhany dan Neneng yang ada di belakang.

 

"Tolong, hentikan semua ini. Kasihanilah mereka!" mohon Anita.

 

Sejenak, Shela memandangi dua orang tua yang berada sekian meter di depannya. Kemudian dia bertanya pada Hendra dan Anita.

 

"Apakah kalian adalah orang tua si mantan napi?" Shela berkata sembari memandang Hendra dan Anita dengan gaya yang sangat angkuh, layaknya memandang rendah.

 

"Ya, betul. Aku Hendra dan ini adalah istriku Anita," jawab Hendra.

 

"Kalian itu orang tua yang dungu! Tidak becus dalam membesarkan anak sampai-sampai dia menjadi kriminal macam itu!"

 

Padahal jika dipikir-pikir, bukan demikian adanya. Gerald yang merupakan anak laki-laki Shelalah penyebab Jackie masuk ke dalam Penjara Bawah Sembilan.

 

Itupun, keluarga Harianto berkolusi dengan pihak penegak hukum hingga Jackie yang disalahkan. Gerald yang memulai segalanya, malah Jackie yang terkena getahnya.

 

"Maafkan anak kami apabila memang dia telah membuat Anda tersinggung, Bu Shela," ucap Hendra.

 

"Berisik kau! Sekarang, kalian harus bertekuk lutut di hadapanku!" sambar Shela.

 

Kedua orang tua Jackie hanya ingin, apapun masalah yang sedang terjadi selesai. Sehingga, mereka menuruti keinginan Shela. Terpaksa, Hendra dan Anita bertelut di depan ibunda Gerald Harianto tersebut.

 

"Orang tua tidak tahu malu! Telah melahirkan setan seperti Jackie yang telah membawa masalah bagi keluargaku. Karena kalian telah berusaha menjatuhkan kami, maka hari ini, kami akan menghukum kalian!" ujar Shela tanpa rasa belas kasihan.

 

Namun lantas, Hendra memberianikan diri untuk angkat bicara. "Bu Shela, aku hanya ingin mengingatkan. Apa yang terjadi dengan keluarga Anda sebenarnya bukan kesalahan anak kami. Kelaurga Andalah yang telah menyebabkan Jackie dicebloskan dalam penjara."

 

"Keluarga ibu telah memaksa anak kami untuk menerima hukuman yang tidak selayaknya ia terima, Bu. Tolong Anda juga memahaminya," Anita ikut bersuara.

 

Sambil menghela napas, Shela datang mendekat ke arah Anita. Dia berdiam diri sejurus, lalu tiba-tiba saja menggerakkan tangan kanannya.

 

Plas!

 

Sebuah tamparan keras mendarat pada pipi kiri Anita. Ulahnya itu sampai menyebabkan kepala Anita terlempar ke arah yang berlawanan dari tamparan yang dirinya terima. Bahkan, bagian wajahnya memerah. Juga, membuat bibir Anita menteskan darah.

 

Kepala Anita menoleh ke arah Hendra. Sama seperti sebelumnya, sekonyong-konyong dia menggerakkan kaki dan menyepak suami dari wanita yang baru saja dia gampar tersebut.

 

Bugh!

 

"Ughhh!"

 

Seketika itu juga, Hendra roboh ke tanah pekarangan rumah mewahnya. Melihat kejadian itu, Yanto geram setengah mati.

 

"Tuan..., Nyonya..." rintih Yanto iba. Sayang, dirinya telah dibuat tak berdaya oleh Charlie.

 

Pengawal-pengawal rumah Jackie seolah sudah ingin melompat untuk mengeroyok Shela, termasuk Dhany. Akan tetapi, dua netra Charlie terarah pada mereka dengan penuh kewaspadaaan.

 

Anggota-anggota Geng Ular Berbisa juga menyadari. Sudah terbukti, mereka tidak memiliki kemampuan memadai untuk melawan Charlie yang sangat kuat, bagai robot pembunuh. Lagi pula, mereka sudah menderita luka akibat hantam si pengawal pribadi.

 

Orang asing itu menyeringai tipis dengan miring sebagai tanda, jangan sampai ada yang berusaha untuk menyelamatkan Hendra dan Anita. Karena kalau demikian adanya, ia akan betindak.

 

"Grrr... huehehehe...!" Charlie menggeram dan terkekeh pelan penuh kemenangan.

 

Hening. Shela memandangi pasangan yang ada di depan dia. Selanjutnya, ia berucap, "Tidak. Aku tak akan membunuh kalian. Paling tidak untuk saat ini. Melainkan, aku ingin kalian menyaksikan bagaimana kami membunuh putra kalian si dokter sampah itu!"

 

Dalam penderitaan mereka, perasaan Hendra dan Anita semakin tidak tenang. Mereka hanya bisa berharap, Jackie segera datang. Semoga saja, putra mereka dapat menyelesaikan segala seuatunya.

 

"Chuck, ikat bapak dan ibu dungu ini!" titah Shela.

 

Tidak lama kemudian, Hendra dan Anita telah duduk dengan kaki dan tangan terikat di ruang tamu kediaman mereka. Rekan Charlie berdiri di pintu rumah untuk mengawasi para Ular Berbisa agar mereka tidak macam-macam.

 

"Berengsek kalian, bisa-bisanya kalian melahirkan anak seperti si iblis Jackie itu... dia telah membuat anakku menderita... adik iparku yang disegani semua orang sekarang sudah seperti macan ompong. Sialan... sungguh sialan keluarga kalian itu!"

 

Plak!

 

Selesai dia berucap, Shela kembali menampar Anita. Sama seperti tadi, dia juga mendekati Hendra yang bersanding dengan istrinya lalu menendang ayah angkat Jackie tersebut.

 

Buagh!

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 87 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 87 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.