Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 91

BAB 91

 

"Kalau begitu, jelaskan padaku yang sebenarnya," ujar Jackie lagi. Dengan santai, ia menerima anggur yang disuguhkan Malvin padanya.

 

Sekarang Robin benar-benar mengarahkan tatapannya pada Shela. Tampak benar dari ekspresinya, dia sudah merasa tidak senang karena istri Dave Harianto itu telah membuat yang mulaianya salah sangka pada dia.

 

"Chuck..., dia memang salah satu orangku. Tetapi, Ibu Harianto ini memaksa aku untuk melepaskan Chuck dan bekerja untuk dia. Bagiku, mudah untukku mencari anak buah lagi. Jadi, aku biarkan Bu Shela memepekerjakan dia," Robin bertutur. Dia melanjutkan.

 

"Seandaikan saja aku tahu Bu Shela memanfaatkan Chuck untuk mengganggu ketentraman keluarga Yang Mulia. Aku sudah membunuhnya duluan!" tegas Robin bernada tinggi. Kali itu dia sudah tidak mampu menahan amarahnya.

 

Pengakuan Robin membuat Shela kehabisan asa. Dia berpikir, Robin yang telah menjalin hubungan bisnis dengannya akan melindungi dia. Termasuk, membalas kematian Charlie.

 

Siapa sangka, seorang Robin Laurenza yang dirinya banggga-banggakan ternyata berpihak pada Jackie. Sekarang, Shela bisa melihat dan merasakan. Robin telah menaruh kebencian terhadap dia.

 

"Tak ku sangka... semuanya bisa berkahir seperti ini..." Shela yang terduduk dengan terikat membatin pasrah.

 

la pikir dirinya sangat berpengaruh, terutama setelah menjalin kerja sama bisnis dengan PT Sejahtera atau Mafia Anggrek Berdarah. Namun, wibawa Jackie yang menurut dia hanyalah sampah mengalahkan dirinya.

 

Malvin, sang pemimpin Geng Ular berbisa bertelut. Samuel si pengusaha kotor yang berkuasa mengayomi Jackie. Sekarang, Robin ketua mafia yang ditakuti, memiliki banyak orang hebat sujud di hadapan sang dokter.

 

Bukan hanya Shela yang dibuat tak habis pikir. Bahkan Hendra dan Anita bak tidak percaya. Putra mereka sekarang telah menghimpun kekuatan yang sulit untuk ditandingi.

 

"Robin," Jackie buka suara.

 

"Ya, Yang Mulia," sambut Robin segera.

 

"Orang tuaku sempat berada dalam bahaya tadi. Anggap saja ini sebagai pertanggungjawabanmu atas kesalah pahaman yang terjadi."

 

"Siap, Yang Mulia. Aku bersedia melakukan apa saja untuk menjernihkan situasi ini. Apapun yang kau minta, pasti aku penuhi."

 

"Baik. Aku hanya ingin..., mulai sekarang kau harus melindungi keluargaku dari mara bahaya."

 

"Yang Mulia, mengapa kamu baru meminta sekarang? Seandaikan saja kau bilang padaku sedari jauh hari, aku sudah akan melakukannya. Karena, merupakan sebuah kehormatan bagiku untuk berbuat demikian."

 

"Bagus. Sekarang berkoordinasilah dengan Samuel untuk mengatur semuanya.”

 

Sesuai titah ketuanya, Samuel segera menghampiri Robin. Karena suasana tadi dinilai genting oleh Robin, baru sekarang keduanya bersalaman lalu berpelukan.

 

Masalah Samuel dengan anggota Mafia Anggrek Berdarah di Penjara Bawah Sembilan sudah diselesaikan oleh Jackie. Sekarang, Samuel dan Robin sudah bersahabat.

 

Keduanya berunding sejenak, sementara Jackie terlihat sedang berpikir. Tidak lama kemudian, ia bersabda.

 

"Kawan-kawan, aku rasa... sudah saatnya bagi kita untuk membawa Bu Shela pergi," ucap Jackie.

 

"Anak-anak, Yang Mulia ingin membawa wanita itu pergi dari sini!" Robin berkata menggunakan bahasa yang dimengerti para bawahannya.

 

"Baik. Pak!"

 

Mengetahui bagaimana pimpinan mereka menaruh hormat pada Jackie, para anak buah Robin langsung melakukan seperti yang diinstruksikan pada mereka.

 

Segera itu, Shela menjadi ketakutan setengah mati. "Ap-apa yang akan kalian lakukan terhadapaku...?!" tanya dia panik.

 

"Aku ingin kamu menyaksikan keluargamu mati satu demi satu," jawab Jackie begitu dingin. Semakinlah Shela merasa kalang kabut.

 

"Tu-tunggu, Yang Mulia Ketua... ak-aku memohon pengampunan padamu ak-aku akui, aku salah. Tolong.. jangan apa-apakan kelaurgaku beri aku kesempatan untuk menebus semuanya...!”

 

Melihat Shela yang memelas, Robin pun berjalan mendekat pada Shela yang telah berada dalam cengkeraman anak buahnya.

 

Plas!

 

"Diam kau, jalang!" bentak Robin gemas. "Sudah terlambat bagimu untuk memohon pengampunan sekarang. Gara-gara Anda, nyawaku dan orang-orangku hampir dibawa ke ujung tanduk! Jadi, kau harus membayarnya!"

 

Plak!

 

Robin kembali medaratkan tamparannya menggunakan punggung tangan, tepat pada rahang Shela. Seketika itu, ibunda Gerald Harianto tersebut jatuh pingsan.

 

"Mari kita berkunjung ke rumah Keluarga Harianto," ucap Jackie seraya beranjak dari tempat ia duduk.

 

"Siap Yang Mulia Ketua!" sahut semua orang yang mendukung si Dewa Muda serempak.

 

Sebenarnya, Dewa Agung pernah memperingatkan Jackie agar muridnya itu tidak memakan banyak korban. Sebab, dikhawatirkan bakal mengganggu perkembangan ilmu spiritualnya. Jackie selalu mengingat setiap petuah gurunya.

 

Akan tetapi sekarang, dia sedang tidak berniat untuk menjadi orang baik-baik. Kedua orang tuanya nyaris menjadi korban Shela Harianto.

 

Merupakan sebuah 'cacat' bagi seorang praktisi spiritual apabila dia memiliki kemampuan yang tinggi, namun tak mampu melindungi orang-orang yang dirinya kasihi.

 

"Aku ingatkan kalian, jangan sampai ada satupun musuh dari Yang Mulia yang lolos, paham kalian?!" ucap Robin pada anak-anak buahnya pada saat mereka memasuki kendaraan masing-masing.

 

"Pasti, Bos!" jawab orang-orang bersetelan necis namun sangar tersebut.

 

Shela tak pernah mengetahui. Seperti yang Robin bilang, dia bisa dengan mudah mendapatkan orang lain yang sama seperti pria yang akrab disapa Chuck tersebut. Contohnya, bawahan-bawahannya yang turut bersama dia sekarang.

 

Semua subordinat Robin yang ikut dengannya memiliki kemampuan setingkat di atas Charlie. Singkatnya: Charlie bukanlah orang paling kuat di Mafia Anggrek Berdarah.

 

Rombongan yang menumpangi mobil-mobil van mewah tersebut tiba di kediaman mewah milik Keluarga Harianto. Para Pengawal mereka bereaksi. Akan tetapi, begitu melihat orang-orang asing turun dari mobil-mobil berwarna hitam mengilat tersebut, mereka menjadi ragu.

 

Kemudian, Robin muncul dengan membawa Shela yang sudah sadar dari pingsannya dan terlihat kepayahan.

 

"Aku melihat satu gerakan saja, nyawa nyonya kalian ini akan melayang, mengerti kalian!" ancam Robin yang menempelkan telapak tangannya pada leher Shela.

 

Terang saja, orang-orang Keluarga Harianto terperangah. Sebelumnya, mereka melihat bagaimana Shela dengan perkasa pergi dari sana. Tetapi sekarang, dia pulang dengan lemas dan luka pada beberapa bagian tubuh.

 

Bab Lengkap

Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 91 Monster Penjara Kembali Ke Kota ~ Bab 91 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 26, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.