BAB 96
"Keluarga Harianto dihabisi?!
Ini mengerikan!"
"Keluarga seperti mereka bisa
ditandaskan seperti itu?!"
"Ah, siapa juga yang tidak
menaruh dendam pada para Harianto.
"Aku dengar mereka sering
bermain licik juga dalam berbisnis.
"Orang-orang seperti mereka
pasti banyak musuhnya!"
Itulah komentar orang-orang saat
menghadapi kabar bagaimana Dave dan keluarganya telah dilenyapkan dalam
semalam.
Aparat keamanan sendiri bagai tidak
memberi keterangan yang jelas. Mereka hanya menyebutkan kebakaran yang membuat
seluruh keluarga Harianto tewas disebabkan oleh listrik arus pendek.
"Apa yang terjadi di kediaman
Keluarga Harianto diduga murni kecelakaan. Untuk sementara ini, kami tidak
menemukan bukti-bukti lain selain gangguan pada jaringan listrik."
Masyarakat percaya tidak percaya. Mereka
tidak sepenuhnya yakin terhadap pernyataan dari pihak kepolisian. Apalagi
setelah itu, Keluarga Wirawan mulai menghilang satu demi satu.
"Bukankah Keluarga Wirawan itu
adalah besan dari Dave Harianto?”
"Shela Harianto adalah seorang
Wirawan, bukan?"
"Keluarga Harianto dan Wirawan
sudah habis. Ada apa ini?"
"Pasti bukan kebetulan...,
mereka kemungkinan berurusan dengan orang yang salah..."
Itulah tanggapan orang-orang dari
mulut ke mulut pada saat mengetahui Keluarga Harianto dan Wirawan. Namun
sebagian orang mengembuskan isu yang berbeda.
"Apakah mereka dientaskan akibat
persaingan Obat 10 Lengkap kemarin ini?"
"Kalau begitu, Kelaurga Wijayakah
pelakunya?"
"Rasa-rasanya... Keluarga Wijaya
tak mungkin melakukan hal itu. Terkecuali, ada orang lain yang menyokong
mereka."
"Kemungkinan memang ada
seseorang yang berkuasa dan garang di belakang Keluarga Wijaya, sehingga mereka
berakhir sedemikian rupa!"
Pihak keamanan telah mengeluarkan
pernyataan. Namun, kasak-kusuk orang-orang tak bisa berhenti begitu saja.
Sehingga hari itu, selaku walikota Kota Bunga, Jordan Juwana menjumpai Arthur
untuk mengonfirmasi isu yang menyebar.
"Maaf, Pak Arthur. Saya hanya
sekedar memastikan. Apakah kehebohan mengenai Obat 10 Lengkap kemarin telah
menyulut konflik besar antara keluarga Anda dengan Keluarga Harianto?"
tanya Jordan usai dia dan Arthur membincangkan banyak hal terlebih dahulu.
Arthur terdiam. Dia menghela napas
dengan memasang raut prihatin. Dia menatap Jordan, kemudian menjawab pertanyaan
sang walikota.
"Jujur, Pak Jordan. Jika saya
mau, saya masih memiliki orang-orang di kemiliteran yang siap menerima
instruksi saya. Terutama, mereka yang datang dari pasukan khusus maupun
mantan-mantan anggota gugus tugas anti teror," jawab Arhtur. Gesturnya
begitu rendah hati.
Dia melanjutkan, "Tetapi, saya
bukan seseorang seperti itu. Meski saya kenal dengan Sukarman dan sekarang
Wijaya Pharmaceutical bekerja sama dengan tentara, tidak pernah sekalipun aku
memanfaatkan kenalan-kenalan di kelimiteran dalam perkara urusan bisnis."
"Tapi... maaf-saya sama sekali
tidak bermaksud menuding-apakah Pak Arthur pernah mendengar Keluarga Harianto
berurusan dengan seseorang yang berbahaya?" tanya Jordan dengan ekspresi
agak kocak.
Raut Jordan membuat Arthur tersenyum.
"Pak, saya tak pernah mengetahui seperti apa Keluarga Harianto sebenarnya,
terkecuali kita bersaing dalam bisnis. Tapi kalau pertanyaan Bapak seperti itu,
menurut Bapak sendiri bagaimana?"
Seketika itu, Jordan tersenyum. Semua
orang juga tahu. Keluarga-keluarga besar di Makara selalu memiliki 'cacat'
ketika berbisnis.
Contohnya, Arthur. Memang, dia tidak
pernah memanfaatkan kenalannya di kemiliteran untuk berbisnis kotor. Akan
tetapi, siapa tidak mengenal Jenderal Arthur Wijaya di Kota Bunga.
Sehingga pada saat dia mesti mengurus
izin usaha atau menjalin kerja sama yang membutuhkan pernyataan pihak
berwenang, tak ada yang mampu memperlambat. Sebab, mereka semua segan pada
Arthur.
"Pak Arthur, Anda sendiri
mengerti. Makara merasa bahwa keberadaan para Master itu sebagai budaya yang
perlu dilestarikan. Tapi di satu sisi, keberadaan mereka ini bisa membuat
keluarga-keluarga seperti Bapak menjadi digdaya.
"Ya. Tak ku pungkiri, memang
betul itu."
"Pejabat pemerintahan seperti
saya saja merasa agak repot jika ada yang sudah membawa-bawa Master dalam
sebuah masalah. Bukan rahasia lagi, orang-orang seperti para Harianto hingga
Halim juga Arwana, disokong oleh orang-orang seperti mereka, bukan?"
"Semua orang sudah tahu, Pak
Jordan. Itu sudah layaknya rahasia umum. Tidak perlu dibongkar juga orang sudah
tahu sendiri."
"Mohon maaf jika saya usil.
Sebut saja, kita sama-sama tahu karena seperti yang kita bahas barusan,
keberadaan Master sudah menajdi rahasia umum. Saya jadi ingin bertanya, apakah
ada seseorang semacam itu yang membantu bapak membuat Obat 10 Lengkap?"
Sejujurnya, Arthur agak terkejut
dengan pertanyaan Jordan barusan. Setahu dia, Jordan bukanlah sesesorang yang
mempu berpikir cemerlang. Kadang-kadang, pernyataannya di hadapan publik juga
menuai kontroversi maupun kritik.
Secara tidak langsung, Jordan bukan
hanya ingin memastikan ada seorang Master dibelakang penciptaan Obat 10
Lengkap. Akan tetapi juga, menaruh kecurigaan ada keterlibatan orang dengan
kemampuan istimewa dibalik misteri Keluarga Harianto dan Wirawan.
Selain itu menurut Arthur, Jordan
cukup berani juga membicarakan mengenai hal yang mereka bahas. Sebab biasanya,
orang pemerintahan tidak mau turut campur dalam urusan keluarga-keluarga
berpengaruh Makara.
Pemerintah hanya mau tahu, bahwa
mereka menguntungkan negara. Itu saja. Selebihnya seperti konflik antara
famili-famili tersebut, mereka tidak mau ambil bagian. Khawatirnya, mereka tak
mau lagi membantu pemerintah. Apalagi keluarga-keluarga sekelas Arwana dan
Halim.
"Jordan sepertinya satu dari
sekian ratus orang pemerintah yang mau mencari tahu mengenai konflik
famili-famili besar Makara. Ini tidak biasa," batin Arthur. Kemudian, ia
menjawab pertanyaan Jordan.
"Aku hanya bisa bilang pada
Anda, Pak Jordan. Ya. Ada seseorang yang membantu kami. Kemampuannya pun di
atas rata-rata dan layaknya para Master. Ada baiknya Anda tidak berusaha
mengorek kenalan kami ini."
Sekarang Jordan mengangguk-angguk.
Pemerintah sering kali mengabaikan konflik antar famili maupun Master karena
alasan-alasan tertentu. Akan tetapi jika mereka telah membuat warga sipil
resah, paling tidak pemerintah akan mulai melakukan mediasi.
Mau bagaimana lagi. Banyak hajat
hidup orang-orang termasuk para petinggi pemerintahan bergantung pada famili
macam Keluarga Wijaya hingga famili besar seperti Keluarga Karlos.
Misalnya Farhan. Jika dia tidak rajin
menjilat Darma Rilley, mana bisa ia menduduki posisi penting yang pernah
dirinya emban.
"Jadi Pak Arthur. Setidaknya,
dia juga merupakan pendekar yang sangat hebat. Atau yang biasa dikenal dengan
sebutan Ahli Tak Tertandingi. Begitu, bukan?" Jordan berusaha memastikan.
Ahli Tak Tertandingi merupakan
istilah yang dibuat media bagi orang-orang sekelas para Master. Namun biasanya,
berlaku bagi orang-orang setara Master yang memiliki bakat lain. Misalnya,
Jackie yang merupakan ahli medis.
Gelar 'tak tertandingi bagi para
Master yang demikian bukan hanya sebutan. Itu berarti, bahkan petinggi-petinggi
seperti Sukarman misalnya juga tidak akan dapat menyentuh mereka.
"Saya sudah mengaku sebelumnya.
Memang betul ada seorang Ahli Tak tertandingi yang membantu kami. Sehingga,
industri farmasi kami bisa bangkit kembali. Tapi bukan berarti apa yang terjadi
dengan Keluarga Harianto ada hubunganya dengan beliau," bijak Arthur
menyahut.
"Pak, saya di sini hanya mencari
kepastian saja. Bukankah peraturan tak tertulisnya sudah jelas? Selama para
ahli ini tidak mengganggu warga sipil, pemerintah tak akan mengambil tindakan.
Lagi pula, Keluarga Harianto akhir-akhir ini mulai keterlaluan juga.”
Apa yang dikatakan Jordan belakangan
membuat Arthur bertanya-tanya. Jordan seperti ingin menyelidiki. Namun, dia
baru saja bagai menyampaikan: Keluarga Harianto layak untuk dilenyapkan.
No comments: