Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 87

 

Bab 87

 

"Sekarang belum terlambat. Cepat bawa aku ke sana," pinta Deon dengan sangat cemas.

 

Segera, Deon dan Dylan tiba di Bar Suaka Biru yang terkenal di pusat kota.

 

Bar trendi ini memadukan unsur tradisional dan asing serta mengadopsi banyak gaya artistik. Para pekerjanya pun menawan, baik yang pria maupun wanita.

 

Deon datang ditemani Dylan dan puluhan bawahannya. Setelah menyatakan kedatangannya, seorang pelayan segera membawa mereka ke ruangan VIP terbesar.

 

Ruangan itu dipenuhi pria kekar yang seluruh tubuhnya bertato dan masing-masing Inemegang senjata.

 

Di dalamnya ada Carlos dan Henni yang tangannya diikat. Dia telah ditampar beberapa kali hingga darah mengalir dari sudut mulutnya.

 

Melihat Deon datang, Henni berkata dengan kaget, "Nak, bukankah Ibu sudah bilang jangan datang? Kenapa kamu nggak mendengar perintah Ibu?"

 

"Haha! Kamu datang membawa bawahan? Sepertinya nyawa ibumu nggak penting bagimu, ya?"

 

Dengan tampang angkuh, Carlos mengambil sebuah pisan buah dan menyayat wajah Henni beberapa kali.

 

Deon menggertakkan giginya dengan sangat marah dan berseru, "Aku sudah datang, jadi cepat lepaskan ibuku!"

 

"Apa? Lepaskan ibumu? Memangnya kapan aku bilang akan melepaskannya?"

 

Bob 87

 

Carlos menantangnya sambil tersenyum kejam.

 

"Dari dulu, aku ingin sekali melihat kalian mati bersama di tanganku!"

 

Setelah itu, para pria kekar di sekitarnya langsung mengangkat senjata mereka masing-masing.

 

Dylan berseru.

 

"Lancang sekali! Kalau kalian berani menyerang Tuan Deon, kalian akan menjadi musuhku! Majulah kalau berani!"

 

Para bawahan Dylan juga berancang-ancang di belakangnya dan siap menyerang kapan saja.

 

"Semuanya, hentikan."

 

Tepat di saat pertarungan akan pecah, seorang pria tinggi, kekar dan rambut sedikit beruban berjalan masuk dengan tangan di belakang punggung. Seuntai gelang manik-manik religius menghiasi pergelangan tangannya.

 

"Tuan Lucius!" Melihat Lucius masuk, sikap semua orang di dalam ruangan langsung berubah.

 

Dylan juga memberi salam dengan menangkupkan tinjunya dan menyapanya.

 

"Tuan Lucius! Aku nggak bermaksud menyinggung perasaanmu, tapi salah satu pengikutmu menculik ibu dari temanku. Apa yang kamu lakukan nggak sejalan dengan prinsip moral kita!"

 

Lucius tersenyum tipis dan berkata.

 

"Ternyata dia temanmu. Kalau begitu, ini hal yang nggak perlu diperdebatkan. Carlos, cepat lepaskan ibunya!"

 

Senyuman di wajah Carlos langsung menghilang. Dia memprotes, "Tuan Lucius! Kamu pasti nggak tahu, tapi keluarga ini adalah musuhku!"

 

Lucius mengangkat tangannya dan menampar Carlos dengan kuat, lalu berkata, "Apakah aku harus mengulangi ucapanku?"

 

Carlos menutupi wajahnya, lalu menggertakkan giginya dan berkata, "Baik!"

 

Dia pun terpaksa melepaskan Henni.

 

Deon bergegas memeluk ibunya dan melepaskan ikatannya.

 

"Bu, maafkan aku karena telah membuat Ibu menderita!"

 

Henni tampak pucat dan menggeleng-geleng.

 

"Ibu sudah tua dan nggak berguna lagi. Yang terpenting adalah keselamatanmu sendiri!"

 

"Ayo pulang, Bu!" ucap Deon sambil membantu Henni berdiri dan hendak pergi.

 

Lucius tiba-tiba berbicara.

 

"Semuanya, tunggu dulu! Karena Carlos bilang hubungan kalian nggak baik, bagaimana kalau aku bertindak sebagai perantara untuk menjembatani hubungan kalian berdua? Dengan begitu, dendam di antara kalian akan terselesaikan!"

 

Mendengar ajakan ini, Deon langsung naik pitam dan membatin, 'Orang ini ingin aku berbaikan dengan orang yang memukuli ibuku? Nggak segampang itu!'

 

Namun, Henni memegang tangan Deon erat-erat dan berkata, "Deon, kedamaian adalah hal yang sangat penting dalam masyarakat. Sebaiknya kita lupakan saja...."

 

Deon terpaksa menahan amarahnya dan berkata, " Baiklah...."

 

Lucius berkata dengan girang.

 

"Hahaha! Bagus, bagus! Anak muda, aku kagum sekali melihatmu nggak mementingkan keinginanmu sendiri! Pelayan, cepat bawakan anggur dan Sampanye Emas Hitam kualitas tertinggi paling mahal ke meja ini!"

 

Setelah membawa Henni pulang, Deon kembali ke bar, tetapi dengan ekspresi yang berbeda sama sekali!

 

Cih! Perdamaian? Yang benar saja! Itu hanya sebuah dusta untuk membuai ibunya!

 

Nyatanya, sebentar lagi di sini akan terjadi... pembunuhan massa!

 

Namun, seseorang tiba-tiba datang dan melaporkan sesuatu.

 

"Tuan Lucius, kami mendapatkan laporan bahwa seorang agen rahasia dari Biro Penegakan Hukum datang ke bar! Kami telah membius dan menahannya!"

 

Lucius mengangkat alisnya dan berkata, "Bawa orangnya kemari!"

 

Lalu, beberapa pria kekar menghampiri Lucius sambil menggendong seorang wanita tinggi.

 

Wanita itu cantik, berambut panjang dan mengenakan atasan sutra ketat dan rok yang memperlihatkan pusar.

 

Wajahnya dirias sedemikian rupa dan membuatnya terlihat seperti seorang putri kerajaan.

 

"Wah, cantik sekali!" Melihat wanita itu, mata Carlos dan beberapa bawahannya langsung berbinar dan mereka terlihat tak sabat untuk "mencobanya"!

 

Namun, Deon mengernyit dan membatin, 'Kenapa dia terlihat sangat familier, ya?'

 

Wanita itu... tak lain adalah Mira Zune!

 

Bab Lengkap

Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 87 Setelah Mengetahui Rahasia ~ Bab 87 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on May 06, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.