Bab 2615
Ketika tsunami dahsyat
menghantam, seluruh dunia menjadi gelap gulita. Kekuatan dahsyatnya memampatkan
udara menjadi badai dahsyat yang menyapu ke segala arah. Pasir dan puing-puing
berhamburan di pelabuhan, sementara awan debu tebal mengepul ke mana-mana.
Dinding air setinggi 900 meter
menghantam pelabuhan dengan kekuatan dahsyat. Kapal-kapal yang berlabuh
langsung hancur berkeping-keping dan lenyap ditelan ombak yang
bergulung-gulung. Bangunan, rumah, dan fasilitas pelabuhan di dekat tepi laut
runtuh bagai kardus saat tsunami menghantam.
Dampak dan daya rusaknya tak
pernah terbayangkan oleh Tristan. Bahkan dari jarak aman sekalipun, pemandangan
itu membuat bulu kuduknya berdiri dan ia diliputi rasa ngeri.
Dalam hitungan detik, seluruh
pelabuhan lenyap diterjang gelombang air. Pasukan zombi yang bergerak maju di
dekatnya pun tersapu oleh kehancuran dan ditelan bulat-bulat.
Tsunami tidak berhenti di
situ. Ia terus menerjang daratan dengan momentum yang tak terhentikan. Segala
yang ada di jalurnya hancur total. Rumah-rumah runtuh, pohon-pohon tumbang, dan
gerombolan zombi yang tersisa tersapu bersih tanpa jejak.
Dinding air itu melonjak lebih
dari 48 kilometer ke daratan hingga semua zombi terakhir terendam. Baru pada
saat itulah laju tanpa hentinya akhirnya terhenti.
Tinggi di langit, Dustin
membentuk segel tangan dan menunjuk ke air laut di bawah.
"Membekukan!"
Ledakan yang memekakkan
telinga membelah udara saat sebuah formasi besar, yang diameternya hampir
setengah mil, muncul di atas lautan yang bergolak.
Seketika, suhu di sekitarnya
anjlok. Panas terik musim panas berganti dengan dinginnya musim dingin yang
menusuk tulang.
Di bawah formasi itu, air laut
yang mengamuk membeku. Segala sesuatu di bawah permukaan terbungkus oleh
ikan-ikan es yang melayang di tengah berenang, bangkai kapal, puing-puing
bangunan, dan zombi.
Efek beku dimulai di satu area
terkonsentrasi. Seiring suhu dingin yang menusuk tulang menyebar ke luar, area
beku terus meluas. Dalam dua menit, seluruh zona banjir telah berubah menjadi
satu lapisan es raksasa.
"Ini benar-benar
mengerikan. Jauh di luar bayangan saya," ujar Tristan.
Dari helikopter, ia menatap
air laut beku di bawahnya. Bulu kuduknya berdiri saat ia menyadari betapa
dahsyatnya peristiwa itu.
Satu ujung jari yang tak
sengaja menyentuh tanah telah mengubah lebih dari 30 mil air laut yang bergolak
menjadi es padat dalam hitungan detik. Tingkat kekuatan ilahi yang luar biasa
itu adalah sesuatu yang belum pernah dilihatnya sebelumnya.
Tingkat kesulitan yang luar
biasa membuat memanggil tsunami setinggi 900 meter pun tampak mudah jika
dibandingkan. Tsunami hanya melibatkan perpindahan air, sementara pembekuan air
laut sepanjang 48 kilometer membutuhkan transformasi menjadi es padat. Upaya
ini membutuhkan energi yang jauh lebih besar.
"Siapa pun yang mencapai
alam abadi terestrial telah melampaui batas kemampuan manusia. Hanya keberadaan
seperti itulah yang dapat dengan mudah menyelesaikan bencana ini," kata
Milton dengan takjub.
Lebih dari 10.000 zombi yang
kebal membeku dalam hitungan detik. Bahkan pesawat dan artileri berat
tercanggih mereka pun tak mampu mencapai hasil seperti itu.
“Ini belum berakhir,” kata
Tristan sambil menatap tajam sosok putih di bawahnya.
Alih-alih pergi setelah laut
membeku, Dustin mengangkat satu tangan tinggi-tinggi dan membuat gerakan
menyerang di udara menuju permukaan es di bawah.
Raungan memekakkan telinga
menggema di langit saat telapak tangan emas raksasa muncul entah dari mana. Ia
jatuh bagai gunung ke tanah beku, menyelimuti tanah di bawahnya dalam bayangan.
Skalanya sungguh luar biasa.
Saat turun, udara melengkung,
dan tanah tampak bergeser. Bahkan dari kejauhan, tekanan yang dihasilkannya
sungguh mengerikan.
Telapak tangan emas menghantam
es dengan suara gemuruh. Benturan itu menggelinding menembus bumi bagai
gelombang kejut, dan puncak-puncak di kejauhan bergeser di bawah tekanan.
Es di bawah pohon palem
raksasa itu meledak menjadi bubuk. Retakan menyebar dengan kecepatan tinggi,
membentuk jaring laba-laba di permukaan yang beku. Dalam hitungan detik,
retakan telah menyebar lebih dari 48 kilometer.
Segala sesuatu yang terkubur
di bawah permukaan hancur berkeping-keping. Pasukan zombi yang sebelumnya
terperangkap kini hancur berkeping-keping. Kekebalan mereka yang katanya tak
berarti apa-apa karena satu serangan telapak tangan Dustin telah menghabisi
mereka sepenuhnya.
Energi kematian dan virus
zombi dalam tubuh mereka lenyap tanpa jejak, dan kebangkitan pun tak lagi
menjadi kemungkinan.
Tristan dan Milton menatap
dalam diam tertegun, tak mampu berkata sepatah kata pun. Satu pukulan itu telah
mengguncang mereka hingga ke tulang belulang.
No comments: