Membakar Langit ~ Bab 2972

Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout

Bab 2972

 

Begitu ucapannya terdengar, aura yang mengerikan meledak dari kedalaman penghalang. Kemudian, terdengar sebuah suara teriakan marah yang berkata, "Siapa yang berani berteriak di sini? Cari

 

Tetua kesembilan langsung menekan dengan tangan belakangnya

 

Bum!

 

Aura yang kuat dan mengerikan itu langsung hancur. Selanjutnya, Tetua kesembilan mengangkat tangannya dan meraih ke dalam penghalang. Dalam satu gerakan, ruang dan waktu tiba-tiba terkoyak, sebuah sosok melayang ke udara, tetapi langsung ditangkap dan dicengkeram.

 

Dia terkejut dan bertanya, "Tetua kesembilan, Valco? Kamu, bagaimana kamu bisa tiba-tiba muncul?"

 

"Leluhur Keempat Belas, setelah tiga tahun nggak bertemu, ternyata kamu masih hanya raja ilahi setengah langkah. Kamu bahkan nggak bisa mengejar keturunanmu, 'kan? Nggak heran. Dulu aku sudah melihat bahwa bakatmu yang paling buruk, pantas saja kamu yang tinggal untuk menjaga penghalang ketiga," ucap Tetua kesembilan sambil menatapnya.

 

Leluhur Keempat Belas membalas dengan suara gemetar, "Kamu, kapan kamu menjadi raja ilahi, kamu..."

 

Syut!

 

Tetua kesembilan memenggal kepalanya dengan sekali tebas.

 

Kemudian, dia kembali melihat ke depan di mana banyak orang berdatangan. Mereka berhenti seketika saat melihat tangan Tetua kesembilan sedang memegang kepala, lalu mereka menatapnya dengan rasa tidak percaya.

 

"Siapa yang bertanggung jawab di sini? Keluar!"

 

seru Tetua kesembilan.

 

Saat ini, semua orang mundur selangkah. Hanya ada seorang pria paruh baya berdiri sendirian yang tidak jauh dari depan Tetua kesembilan.

 

Dia berkata dengan tegar, "Aku adalah pengurus penghalang ketiga..."

 

Tetua kesembilan mengangkat tangan dan menekan.

 

Bum!

 

Ekspresi wajah semua orang berubah drastis. Mereka ingin melawan, tetapi mereka langsung ditekan ke tanah oleh kekuatan pedang yang dahsyat dan dominan.

 

"Aturanku adalah jika kamu berlutut sambil berbicara denganku, aku akan membiarkanmu tetap hidup," kata Tetua kesembilan.

 

Wajah semua orang menjadi muram, tetapi tidak ada yang berani melawan, juga tidak ada yang memiliki kemampuan untuk melawan.

 

Tetua kesembilan adalah raja ilahi!

 

"Di mana gudang harta karun penghalang ketiga?"

 

tanya Tetua kesembilan dengan santai.

 

Pengurus mendongak dan menatapnya. Wajahnya pucat, tetapi dia menunjuk ke suatu arah dengan tangan gemetar.

 

Tetua kesembilan melangkah menuju penghalang ketiga dengan santai.

 

Saat ini, di sisi lain, Andrean dan pria paruh baya berbaju hitam itu sudah terpaku.

 

Setelah Tetua kesembilan keluar dari pelatihan tertutup, dia menjadi lebih arogan dan lebih kuat...

 

Raja ilahi ...

 

Sambil berjalan, Tetua kesembilan memegang liontin batu alam dan bertanya, "Aku masih harus melewati satu penghalang lagi, bagaimana situasi di sana?"

 

"Adriel sudah tunduk kepada kita. Dia bertempur melawan tiga kaisar dengan sukarela. Aku yakin bisa bertahan sampai kamu datang," jawab pria paruh baya berbaju hitam segera.

 

"Adriel? Pemberontak yang baru muncul itu? Aku pernah mendengar namanya," kata Tetua kesembilan.

 

Tetua kesembilan tersenyum, lalu menambahkan, " Dia memang setia dan patut dipuji. Jika dia bisa selamat dari pertempuran ini, aku akan menerimanya sebagai murid."

 

Dia jelas memiliki kesan baik terhadap Adriel.

 

"Itu akan menjadi keberuntungan baginya," sahut pria paruh baya berbaju hitam sambil tersenyum.

 

Menerimanya sebagai murid...

 

Andrean menelan ludah dengan susah payah.

 

Sementara saat ini, pria paruh baya berbaju hitam mendadak mengerutkan kening dan berkata, "Tetua kesembilan, sepanjang jalanmu menerobos penghalang, apa nggak terlalu mencolok? Ini nggak sesuai dengan gaya diam-diam organisasi."

 

Tetua kesembilan membalas dengan tenang, " Organisasi terlalu diam hingga terus mundur. Kita adalah pasukan inti dari Tabib Agung dan ini adalah wilayah Tabib Agung. Bagaimana jadinya jika pewaris Tabib Agung tiba dan melihat kita begitu lemah?"

 

"Jika nggak ada orang yang membersihkan alam rahasia untuk kedatangan pewaris Tabib Agung, aku akan membersihkannya!" lanjut Tetua kesembilan.

 

Setelah selesai bicara, bayangannya perlahan menghilang.

 

"Tetua kesembilan yang sangat dominan. Dia memang masih muda, tekadnya memang berbeda "

 

Pria paruh baya berbaju hitam menarik napas panjang sambil memuji, lalu dia tiba-tiba merasa di sampingnya sangat hening. Dia menoleh dengan penasaran dan melirik Andrean, lalu bertanya, " Kenapa dengan ekspresimu?"

 

Hanya terlihat wajah pucat Andrean yang memaksakan senyum dan menjawab, "Nggak ada apa-apa. Aku hanya bersemangat, akhirnya bisa melihat kemegahan Tetua kesembilan... "

 

Hati Andrean gelisah, tetapi dia tetap tersenyum seperti biasa.

 

"Benar. Tetua kesembilan memang agak tegas, tapi dia sangat murah hati. Jika dia melihat pekerjaan kita bagus, dia pasti akan memberikan hadiah yang besar!" ujar pria paruh baya berbaju hitam sambil menunjukkan senyum penuh harapan.

 

"Ya, benar..." sahut Andrean.

 

Andrean memaksakan senyum, lalu segera menoleh ke arah pertarungan dan hampir menangis.

 

Adriel, kumohon, cepatlah mati sebelum Tetua kesembilan datang.

 

Aku tidak sanggup menerima hadiah dari Tetua kesembilan!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2972 Membakar Langit ~ Bab 2972 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on August 27, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.