Membakar Langit ~ Bab 2971

Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout

Bab 2971

 

Saat pertempuran sengit terjadi antara kedua belah pihak, di sisi lain, Andrean telah melarikan diri puluhan meter jauhnya. Melihat ke belakang, dia melihat cahaya terang yang menyala di langit dengan sisa kekuatan yang sesekali masih terasa.

 

"Ternyata dia sangat kuat," gumam Andrean. Matanya berkedut dan dia masih merasa takut. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa kekuatan tempur Adriel bisa sehebat itu. Dia hanya merasa seperti baru selamat dari maut.

 

"Apa yang harus kulakukan selanjutnya? Jika orang-orang dalam organisasi tahu bahwa aku telah mengkhianati pewaris Tabib Agung, maka aku

 

Membayangkan hal itu, keringat dingin langsung mengucur di dahi Andrean. Tiba-tiba, dia menggertakkan gigi dan berkata pada diri sendiri, " Jika tiga kaisar datang bersama, dia pasti nggak akan selamat. Aku nggak perlu menakuti diri sendiri!

 

Namun saat ini, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang bertanya, "Siapa yang menakutimu? Apa yang sedang kamu gumamkan?"

 

Hati Andrean tiba-tiba bergetar. Dia mendongak dan melihat seorang pria paruh baya berbaju hitam sedang melesat ke arahnya, lalu pria itu berhenti di udara dan menatapnya dengan tenang.

 

Orang ini adalah anggota divisi hukuman dalam organisasi. Kali ini, dia dikirim untuk menemaninya menangani tugas.

 

Andrean langsung gemetar. Dia mengendalikan gejolak emosinya, lalu menjawab dengan perlahan, " Nggak, nggak ada. Aku hanya bilang jangan sampai Adriel ketakutan karena Leluhur Keenam Belas."

 

"Kamu sudah berhasil membujuknya?"

 

Pria paruh baya berbaju hitam merasa agak aneh, tetapi dia merasa lega dan menambahkan, "Dia memang setia dan patut dipuji. Kalau dia selamat dari pertempuran ini, aku yakin dia akan mendapat kepercayaan dari organisasi."

 

Andrean ragu sejenak, lalu bertanya, "Menurutmu, kalau ada orang yang mengkhianati pewaris Tabib Agung, tetapi pewaris Tabib Agung nggak membunuhnya, mungkinkah orang-orang dalam organisasi akan membunuh si pengkhianat?"

 

Pria paruh baya tertegun sejenak, lalu tertawa dan membalas, "Siapa yang akan begitu bodoh hingga mengkhianati pewaris Tabib Agung? Kita sudah bekerja keras puluhan tahun, akhirnya dia datang, lalu mengkhianatinya? Apa orang itu nggak waras?"

 

Andrean terdiam sejenak setelah mendengar ucapan pria paruh baya, lalu dia memaksakan senyum dan berkata, "Ya, benar. Aku hanya berumpama."

 

"Berumpama?"

 

Pria paruh baya berbaju hitam berpikir sejenak, lalu melanjutkan, "Pengkhianat yang bahkan diampuni oleh pewaris Tabib Agung, organisasi pasti juga melepaskannya."

 

Namun, sebelum Andrean menarik napas lega, pria paruh baya berbaju hitam tiba-tiba berkata, "Tapi, nggak menutup kemungkinan ada orang yang terlalu setia pada pewaris Tabib Agung yang nggak tahun melihatnya, lalu diam-diam membunuh orang itu. Misalnya, Tetua kesembilan."

 

Hati Andrean langsung berdebar saat mendengar ucapan ini.

 

Tetua kesembilan adalah genius luar biasa generasi baru yang dibina setelah organisasi mengalami perubahan besar.

 

Tiga tahun lalu, dia menjadi master ilahi tingkat sembilan pada usia 27 tahun. Namun, dia langsung menyerang Gunung Ratuna yang dijaga keluarga kerajaan pada hari dia menerobos tingkatan dan membunuh seorang raja ilahi setengah langkah yang menjaga Gunung Ratuna. Dia juga mencapai tingkat ke-700 di Gunung Ratana dan merampas senjata tingkat langit. Selain itu, dia berhasil meloloskan diri dari kejaran seorang raja ilahi dan tiga raja ilahi setengah langkah, lalu dia pergi dengan tenang.

 

Bahkan kaisar pendiri Negara Elang juga merasa heran saat mendengar hal ini. Dia tersenyum dan mengatakan bahwa generasi muda patut dihargai. Kemudian, dia secara pribadi mengeluarkan perintah pengejaran dengan imbalan hingga sepuluh botol Darah Keabadian.

 

Setelah itu, organisasi mempromosikannya sebagai Tetua, peringkat kesembilan. Dia merupakan pemuda pertama dari generasi muda yang dipromosikan menjadi Tetua. Sejak itu, dia terus melakukan pelatihan tertutup demi mencari kesempatan untuk mencapai tingkat raja ilahi.

 

Andrean seketika merasa bingung. Sebenarnya, dia juga merupakan Tetua di organisasi. Namun, semua orang tahu kondisinya, dia hanya mengandalkan hubungannya dengan Tabib Agung. Sangat berbeda dengan genius yang mencapai posisi dengan usaha sendiri.

 

"Bukankah Tetua kesembilan nggak akan keluar dari pelatihan tertutup selama beberapa tahun ini?" tanya Andrean berusaha menghibur diri sendiri.

 

"Nggak. Tetua kesembilan akan datang kali ini," balas pria paruh baya.

 

"Apa?" tanya Andrean.

 

"Tiga tahun lalu, meskipun dia berhasil lolos dari pengejaran, dia bersumpah untuk kembali dan membunuh setidaknya tiga kaisar sebagai balas dendam. Sekarang punya kesempatan seperti ini, dia tentu nggak akan melewatkannya," jelas pria paruh baya berbaju hitam sambil tersenyum.

 

"Kapan dia akan datang?" tanya Andrean lagi.

 

"Ini..." gumam pria paruh baya.

 

Tepat pada saat ini, liontin batu alam dalam pelukannya tiba-tiba berkedip. Dia langsung terkejut dan segera mengambil liontin batu alam itu.

 

Hanya terlihat cahaya yang terang benderang memancar dari liontin dan membentuk sebuah penglihatan.

 

Itu adalah sosok seseorang berambut putih yang memakai jubah hitam!

 

Tetua kesembilan!

 

"Hormat kepada Tetua kesembilan!"

 

Pria paruh baya berbaju hitam segera memberi salam.

 

"Tetua kesembilan... "Andrean juga menatapnya dan segera menyapa dengan penuh hormat.

 

Saat ini, Tetua kesembilan menatap mereka dan bertanya dengan tenang, "Bagaimana tugasnya?"

 

"Tiga kaisar sudah tiba, hanya menunggu kamu," jawab pria paruh baya berbaju hitam yang terlihat sangat bersemangat.

 

Saat ini, Andrean buru-buru berkata, "Tetua kesembilan, kamu nggak perlu terburu-buru datang. Menyelinap pelan-pelan saja, kami bisa menahan di sini."

 

Pria paruh baya berbaju hitam juga tertegun, lalu dia tiba-tiba menimpal, "Ya, kamu nggak perlu terburu -buru... Tunggu, sekarang kamu ada di mana?"

 

Dia melihat dalam gambar itu, Tetua kesembilan sedang berjalan menuju sebuah penghalang. Selain itu, di sekitarnya terdapat banyak jasad dan darah mengalir deras.

 

Itu adalah penghalang kedua?

 

Pada saat berikutnya, wajahnya berubah drastis!

 

Hanya terlihat dalam gambar tersebut, mendadak beberapa master ilahi terbang mendekat dan berteriak marah, "Siapa yang berani menerobos penghalang, sebutkan namamu..."

 

Syut!

 

Tiba-tiba, sebilah pedang melesat dan kepala beberapa master ilahi itu langsung terpenggal, sementara tubuh tanpa kepala masih meluncur jauh secara refleks.

 

Tetua kesembilan menatap langit, lalu tersenyum meremehkan dan bergumam, "Menyuruhku menyebutkan nama? Kalian pikir kalian siapa?"

 

Sambil berbicara, dia mendadak mendongak dan menatap ke arah penghalang, lalu berteriak, "Di mana kaisar yang bertanggung jawab atas penghalang ini?"

 

Bum!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2971 Membakar Langit ~ Bab 2971 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on August 27, 2025 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.