Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2989
Saat itu, Leluhur Kelima Belas
berdiri tak bergerak, menatapnya dengan tenang, lalu mengejek sambil tertawa
dingin, "Masih sebatas raja ilahi setengah langkah, cukup angkuh
rupanya."
"Bunuh!"
Andrean meraung marah, energi murni
dalam tubuhnya meledak seketika. Dia langsung melancarkan pukulan ke arah
Leluhur Kelima Belas. Namun, ketika dia tengah bersukacita, tiba-tiba terdengar
suara ejekan yang menggema, "Hanya segitu saja?"
Dia tertegun, menengadah dan langsung
berhadapan dengan sepasang mata yang penuh ejekan. Leluhur Kelima Belas
ternyata tak bergeming sedikit pun. Dari dalam tubuhnya, muncul sebuah zirah
emas yang memancarkan kilau menyilaukan. Dalam sekejap, zirah itu bergetar
hebat dan memantulkan kekuatan pukulan tersebut, membuat Andrean terpental
sejauh ratusan meter. Organ dalamnya terguncang hebat, dan darah segar langsung
menyembur dari mulutnya.
"Zirah emas...
Andrean menatap dengan ngeri, darah
mengalir dari sudut bibirnya, dan mengingat kembali legenda tentang senjata
tingkat langit itu.
Tiba-tiba, Leluhur Kelima Belas
bergerak. Tubuhnya yang perkasa melesat seperti binatang buas, menerjang
langsung ke wilayah domain Andrean dan menghancurkannya tanpa ampun. Dengan
nada mengejek, dia berkata, "Masih mau bertarung sampai mati? Kamu pikir
kamu Adriel? Konyol."
Seketika itu pula, sorot mata Andrean
dipenuhi keputusasaan. Hanya dengan kekuatan tubuhnya saja, lawan sudah mampu
mengalahkannya...
"Apa yang harus dilakukan
terhadap mereka?" tanya Leluhur Keenam Belas.
"Dua serangga saja. Hancurkan
saja langsung, lalu cabut jiwanya dan siksa siang malam!" jawab Leluhur
Kelima Belas dengan tatapan dingin.
Begitu kata-kata itu diucapkan,
tubuhnya langsung bergerak dan menerjang ke depan.
Bam!
Gerakannya melepaskan tekanan kuat
dari tubuhnya, seolah tak ada yang bisa menandingi di hadapannya. Meski dulu
dia sempat dihajar habis-habisan oleh Adriel, kenyataannya dia memiliki zirah
emas, sebuah senjata tingkat langit. Di antara mereka yang setara, hampir tak
ada yang bisa menandinginya!
Andrean yang melihat pemandangan itu
benar-benar dilanda keputusasaan. Saat dia hendak pasrah menutup mata dan
menerima kematian...
Tiba-tiba, aura kuat turun dari langit.
Seorang pria perlahan berjalan mendekat sambil berkata dengan nada ringan,
"Ada apa ini, ribut sekali?"
Rambut putih, jubah hitam!
Dia adalah Tetua Kesembilan!
Dia melirik Leluhur Keenam Belas dan
Leluhur Kelima Belas, lalu tersenyum tipis, "Kebetulan sekali."
Melihat sosok pria itu, Leluhur
Kelima Belas dan Leluhur Keenam Belas langsung terkejut dan memanggil,
"Valco?"
Tiga tahun lalu dalam sebuah
pertempuran besar, Valco pernah dijadikan buruan yang diperintahkan langsung
oleh Leluhur Kaisar. Gambar dirinya tersebar luas di sembilan penghalang. Tentu
saja mereka mengenalinya.
"T-Tetua Kesembilan!"
Andrean langsung seperti mendapat
anugerah keselamatan. Dengan suara gemetar, dia menunjuk kedua leluhur itu dan
berkata, "M-Mereka... "
"Nggak perlu banyak bicara, kamu
sudah melakukan yang terbaik," ujar Valco dengan senyum tipis.
Valco tersenyum menatap Leluhur
Kelima Belas dan berkata, "Dulu saat kalian mengepungku, aku ingat kamu
juga ikut, bukan?"
Leluhur Kelima Belas terdiam sesaat,
lalu menatap Valco sambil berkata dengan suara garang, "Ingin balas
dendam? Hanya kamu, seekor tikus yang terus bersembunyi? Berani sekali datang
ke sini! Siapa yang menyokongmu?"
Valco menatapnya dengan santai lalu
berkata, " Hanya datang membawa satu tebasan pedang."
"Satu tebasan pedang?"
"Kamu berhasil menembus semua
penghalang dan sampai ke sini?"
Leluhur Kelima Belas menyipitkan
mata, sorot matanya makin buas. Dia berkata, "Kamu mencoba
menakut-nakutiku?"
Seketika itu pula, dia menerjang
Valco dengan kecepatan penuh.
Dalam sekejap, kekuatan yang meledak
dari tubuhnya mencapai puncak. Tekanan dari seorang raja ilahi setengah langkah
terpancar jelas.
Aura dalam tubuhnya melonjak dengan
cepat, dan dalam sekejap dia sudah berada tepat di hadapan Valco. Serangan itu
langsung dikerahkan dengan kekuatan penuh. Bagaimanapun juga, Valco bukanlah
sosok sembarangan, da dikenal sebagai petarung kejam yang telah menciptakan
nama besar di dalam alam rahasia, sehingga tidak bisa dianggap remeh.
Dengan tawa menyeramkan da berkata,
"Kita lihat, berapa jurus yang bisa kamu tahan!"
Namun, pada saat dia menerjang,
tiba-tiba di tangan Valco muncul sebilah pedang panjang yang jernih bak air.
Dengan satu gerakan tangan, pedang
itu melesat menembus langit!
Sesaat kemudian, pedang itu menembus
perlindungan energi Leluhur Kelima Belas tanpa perlawanan dan langsung menusuk
tepat di dadanya.
No comments: