Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2985
Bam!
Udara di pusat tabrakan langsung
meledak. Adriel berdiri di udara, tinggi menjulang, memandang lawannya dari
atas. Sementara itu, Leluhur Keempat Belas berdiri di tanah sambil memegang
tombak. Jiwa-jiwa yang banyak itu segera mundur dan melindunginya.
Dia memandang sosok di udara itu
dengan ekspresi muram dan mulai merasa takut.
Tadi, dia sudah mengeluarkan seluruh
kekuatannya. Namun pada akhirnya, hanya bisa imbang dengan lawannya?
"Tubuh Seribu Jiwa tampaknya
lebih kuat dari Guru Kaisar."
Adriel menatapnya, matanya bersinar
dengan cemerlang, penuh semangat bertarung. Dia sudah tak sabar untuk
melanjutkan pertempuran.
Leluhur Keempat Belas menatap Adriel
sambil menggertakkan giginya, tetapi tak satu pun dari mereka bergerak. Ketenangan
tidak berarti berakhirnya peperangan, melainkan dimulainya pertempuran yang
lebih sengit.
Saat ini, ekspresi Davina dipenuhi
ketakutan.
Dia tahu, bentrokan selanjutnya akan
sangat mengerikan, bahkan dari jarak sejauh ini pun, dia masih bisa merasakan
gelombang kekuatan dari pertarungan mereka.
Tanpa ragu, dia membawa kedua wanita
itu dan mengungsi jauh lagi.
"Kamu sangat pemarah.
Pertarungan para ahli membutuhkan ketenangan agar bisa mengeluarkan kekuatan
puncak. Kuharap kamu tenangkan diri. Aku sudah keluarkan semua kartu AS-ku, aku
nggak ingin menghadapi lawan yang lemah," ucap Adriel dengan santai.
Pada saat ini, Leluhur Keempat Belas
dengan cepat menenangkan amarahnya. Dia menatap Adriel dengan mata berapi-api
dan berkata, "Kamu masih muda, tapi sudah sekuat ini. Ini menunjukkan
betapa hebatnya warisan Tabib Agung. Kalau warisan itu jatuh ke tanganku,
Kaisar Pendiri pun bukan tandinganku. Akulah yang seharusnya jadi leluhur
keluarga kerajaan!"
Saat ini, matanya sudah membara. Dia
perlahan mengepalkan tangannya. "Aku harus memenangkan pertempuran
ini!"
"Memenangkannya dengan
mulutmu?" tanya Adriel.
Leluhur Keempat Belas melangkah maju!
Dalam sekejap, wilayah kekuasaannya
terbuka sepenuhnya, dipenuhi bayangan hantu, amat menyeramkan, serta
memancarkan aura aneh dan mengerikan!
"Ini wilayah kekuasaanku, yang
dinamakan... Neraka Yama!"
Begitu dia selesai berbicara, ratusan
jiwa di sekelilingnya berubah wujud, memegang tongkat duka, tali penarik jiwa,
dan alat-alat menyeramkan lainnya. Leluhur Keempat Belas juga berubah menjadi
jauh lebih muda dan penuh energi. Sorot matanya kini sangat kejam, dia tampak
seperti Raja Yama dalam legenda.
Pada saat ini, Leluhur Keempat Belas
telah berubah menjadi sangat muda dan penuh energi darah, tetapi tatapannya
sangat ganas dan menakutkan.
Davina dan yang lainnya merasa
ketakutan saat menyaksikan adegan ini dari jauh.
Persepsi spiritual Leluhur Keempat
Belas telah mencapai titik ekstrem. Dia tampaknya menyadari sesuatu, lalu
melirik Davina dan yang lainnya.
"Apa itu wanitamu? Kalau kamu
memberitahuku bagaimana kamu mendapatkan warisan Tabib Agung, aku bisa
membiarkanmu mati dengan cepat. Kalau nggak, aku akan mempermalukan mereka di
hadapanmu saat kamu sekarat."
Di wajah mudanya muncul senyum jahat,
seolah -olah sudah menganggap Adriel sebagai mangsanya.
"Dasar binatang! Bajingan
seperti ini ternyata leluhurku?"
Davina terkejut dan marah.
"Bagi orang sepertiku, darah
keturunan itu cuma beban. Aku adalah dewa baru dan dewa nggak punya belas
kasihan!"
Leluhur Keempat Belas tampak pucat.
Tubuhnya diselimuti cahaya keemasan yang berubah menjadi hitam. Ratusan jiwa
berlutut di sekelilingnya, membuatnya benar-benar tampak seperti Raja Neraka.
"Nggak apa-apa menipu orang
lain, tapi jangan menipu diri sendiri. Dewa? Selain sakit jiwa, bagian mana
dari dirimu yang mirip dewa?" sindir Adriel dengan nada tenang.
Setelah berkata demikian, Leluhur
Keempat Belas menoleh ke arahnya dengan ekspresi masam, lalu mengangkat
tangannya dan melambai.
Ratusan jiwa bergerak bersama, siap
menyapu Adriel. Dia tak bisa menunggu lebih lama, dia takut Leluhur Kelima
Belas dan Leluhur Keenam Belas datang membawa bala bantuan. Dia harus segera
membunuh Adriel untuk mengambil alih warisan Tabib Agung!
Namun, Adriel justru bergerak lebih
dulu.
Bum!
Dia menghantam dari atas, sebuah
tendangan menggelegar dari langit.
Dewa? Terlahir untuk diinjak
wajahnya!
Syut!
Ratusan jiwa bergerak pada saat yang
sama dan menerkam ke arah Adriel. Tak lama kemudian, cahaya keemasan meledak
dari tubuh Adriel. Tubuh Elemen Matahari meledak, menyebabkan jiwa-jiwa ini
menjerit. Tubuh mereka diwarnai dengan Api Ilahi keemasan, yang dengan cepat
menghilangkan energi hantu di tubuh mereka.
Tubuh Elemen Matahari sangat kuat dan
dapat menahan semua hal jahat.
Meski jiwa itu hanya mundur beberapa
langkah, luka -luka di tubuhnya sembuh dengan cepat.
Dalam jiwa, Leluhur Keempat Belas
datang dengan tombak panjang di tangannya dan tatapan dingin.
"Kalaupun kamu bisa
mengendalikan jiwa, lalu kenapa? Asalkan aku abadi, seratus jiwaku juga
abadi!"
No comments: