Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2970
Leluhur Keenam Belas pun mengangkat
pandangannya, lalu menatap Adriel dengan marah sekaligus waspada.
Teknik ilusi yang hebat sekali!
Darah tampak menetes dari bilah
pedang setengah jadi yang Adriel pegang. Adriel membersihkan darah dari bilah
pedangnya dengan lembut, lalu melirik ke arah Leluhur Keenam Belas. Leluhur
Keenam Belas refleks memalingkan pandangannya.
"Aku sudah mengizinkanmu
mengangkat kepalamu, jadi aku nggak akan menggunakan trik itu lagi," sahut
Adriel sambil tersenyum kecil.
Amarah Leluhur Keenam Belas makin
tersulut. Masa iya seorang kaisar harus diperbolehkan mengangkat kepalanya dulu
untuk menatap Adriel?
Ucapan Adriel membuat Leluhur Keenam
Belas merasa sangat marah. Akhirnya, dia merobek sepotong kain dan
menggunakannya untuk menutup matanya. Dia memutuskan untuk mengandalkan
kemampuannya dan suara guna menentukan posisi Adriel. Setelah itu, Leluhur
Keenam Belas pun berseru dengan marah, " Kubunuh kamu!"
"Kamu..."
Adriel hanya tertawa menatap Leluhur
Keenam Belas sambil menggelengkan kepalanya.
Padahal dia memang tidak akan
menggunakan teknik ilusi lagi karena teknik ini terlalu menguras kekuatan
matanya. Apalagi tadi dia juga menggunakan teknik ini kepada begitu banyak
orang, lalu sekali lagi kepada seseorang yang sudah mencapai raja ilahi
setengah langkah. Mata Adriel sudah mencapai batas lelahnya, tetapi lawannya
malah tidak percaya.
Benar juga, bukankah Guru Negara bisa
menggunakan teknik ilusi ini dengan sangat mahir? Padahal kekuatan Guru Negara
hanya berada di tingkat raja ilahi. Apa mungkin Guru Negara memiliki dasar yang
sangat kuat?
Di saat Adriel sedang memikirkan hal
ini...
Wus!
Tiba-tiba, Leluhur Keenam Belas sudah
mengayunkan sebuah tombak panjang dengan kuat. Walaupun jarak mereka terpaut
belasan meter, tombak itu berubah menjadi seberkas cahaya putih yang terang dan
melesat ke arah Adriel!
Cahaya putih itu bersinar dengan
terang dan meninggalkan suara mendesis sepanjang melesat. Seperti meteor di
siang hari, lesatan cahaya putih itu meninggalkan jejak cahaya yang panjang di
tengah langit. Sofia dan yang lainnya yang berada cukup jauh saja bisa
merasakan betapa kuatnya serangan ini.
"Tombak Pelangi Putih!"
pekik Sofia, ekspresinya sontak berubah.
Konon, tombak ini adalah senjata
tingkat langit kelas menengah dan berasal dari tingkat ke-550 Gunung Ratuna
serta merupakan senjata kelas menengah langit. Tombak ini bisa menembus apa
pun. Dulu ada seorang jenderal legendaris yang menggunakan tombak ini untuk
membunuh seorang pangeran Prastya sewaktu perang terjadi.
Padahal Leluhur Keenam Belas adalah
yang paling lemah dari semuanya, jadi seberapa kuatkah dua kaisar lainnya?
Sofia bahkan tidak berani membayangkannya.
Adriel mengayunkan pedangnya. Guruh
pun bergema, lalu cahaya pedang yang menggelegar seperti petir itu melesat ke
tengah udara dan beradu dengan tombak yang hebat itu.
Duar!
Petir dan pelangi putih itu
bertabrakan, suara ledakan dahsyat seketika menggema dengan kencang. Cahaya
putih dan petir pun menyebar ke segala penjuru.
Baik Adriel maupun Leluhur Keenam
Belas tetap berdiri diam di tempat, tubuh mereka tampak agak kabur karena tertutupi
oleh sinar yang sangat terang.
Yang terdengar hanyalah seruan
kencang Leluhur Keenam Belas yang berada di pusat medan perang. Dia menyerang
Adriel dengan penuh gairah menggunakan tombaknya. Saat bergerak, tubuh Leluhur
Keenam Belas tampak lebih kabur, seolah-olah dia sudah berubah menjadi pelangi
putih yang berada di tengah-tengah kenyataan dan ilusi.
"Oh, apa ini yang namanya Tubuh
Cahaya?"
Ekspresi Adriel terlihat agak
bingung. Tubuh Cahaya bisa dianggap sebagai fisik yang sangat unik. Tahap awalnya
hanyalah kecepatan yang luar biasa, tetapi apabila terus dilatih hingga
maksimal, maka Tubuh Cahaya bisa berubah menjadi seberkas cahaya yang tidak
mungkin bisa ditangkap.
Karena tubuh lawan belum benar-benar
menjadi tidak kasat mata, itu berarti tekniknya belum sempurna. Meskipun
begitu, Leluhur Keenam Belas tetap jauh lebih kuat daripada Andrean.
"Gen kerajaan boleh juga."
Adriel juga memancarkan sinar
keemasan yang menyilaukan dari dalam tubuhnya dan melesatkannya ke arah lawan!
Tubuh Elemen Matahari dan mata ganda
adalah fisik Sang Mahatinggi yang paling kuat. Tubuh Elemen Matahari Adriel
memang masih belum matang, tetapi mata gandanya begitu kuat. Saking kuatnya,
sampai-sampai Adriel masih merasa baru saja memulai walaupun sudah mencapai
tingkat master ilahi. Mana mungkin dia akan takut dengan Tubuh Cahaya?
Adriel dan Leluhur Keenam Belas
bertarung dengan sengit di atas langit.
Namun, di mata orang lain yang
terlihat hanyalah seberkas cahaya putih dan sinar keemasan yang terus beradu.
Pertarungan kedua orang itu tampak sangat sengit, sepertinya kekuatan mereka
imbang.
Akan tetapi, Sofia justru makin
merasa cemas. Dapat dilihat dengan jelas bahwa Leluhur Keenam Belas bukanlah
raja ilahi setengah langkah biasa. Jika pertarungan ini terus berlangsung,
bisa-bisa dua kaisar lainnya keburu datang...
Davina memperhatikan pertarungan itu
dengan fokus sambil berkata, "Jangan memikirkan yang lain. Jarang sekali
ada kesempatan langka begini. Bisa mendapatkan pemahaman baru akan sangat
bermanfaat buatmu!"
Apa di saat seperti ini Davina masih
terpikir untuk berlatih?
Sofia yang benar-benar kebingungan
pun berkata, " Sekarang masih ada dua kaisar lain yang terus mengintai,
jadi kenapa kamu... "
"Kenapa aku nggak
khawatir?" sahut Davina sambil tersenyum, lalu menjelaskan, "Soalnya
aku tahu Adriel sengaja bertarung dengan Leluhur Keenam Belas supaya dua kaisar
lainnya beranggapan bahwa kemampuannya hanya sebatas ini. Dengan begitu, mereka
akan tertarik untuk ikut bertarung juga. Pada saat itulah Adriel akan langsung
menghabisi mereka. Justru makin bagus kalau makin banyak kaisar yang terpancing
umpan! Itulah gaya bertarung Adriel!"
Setelah menjelaskan, Davina pun
menyadari bahwa Sofia sedang menatapnya seolah-olah dia adalah orang gila.
Davina sontak tertawa kecil, lalu berkata, "Oh ya, aku lupa memberitahumu
kalau kekuatan yang selama ini Adriel tunjukkan di depanmu itu bahkan belum mencapai
setengah dari kekuatan aslinya. Apa boleh buat, dia memang sukanya berpura-pura
lemah biar lawannya lengah."
No comments: