Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2930
Begitu suara itu dilontarkan, sosok
Davina menghilang lagi. Saat muncul kembali, dia sudah menghunus Tombak Perak
Embun Beku dan menusuk ke arah Jevon dengan kuat.
Saat tombak itu datang, raut wajah
Jevon berubah drastis dan dia buru-buru menghindar. Akan tetapi, dia tetap saja
terkena tombak itu. Energi sejati pelindung dalam tubuhnya tiba-tiba hancur dan
dia terlempar mundur ke belakang.
Namun, sebelum tubuhnya sempat
mendarat di tanah...
Tepat di belakangnya, Davina
tiba-tiba muncul, mencibir seraya berkata, "Dengan tingkat kekuatan
bertarungmu ini, kamu bahkan nggak bisa melewatiku, tapi kamu masih berani
bertemu Adriel? 11
Mendengar suara di belakangnya, Jevon
tiba-tiba terkejut dan hendak berbalik.
Suara desis terdengar.
Ujung tombak langsung menusuk jantung
Jevon.
"Ah!"
Jevon menjerit kesakitan saat dia
ditusuk dari depan dan tembus ke belakang.
Davina tidak peduli. Di hadapan semua
orang, dia mengangkat tubuh Jevon dengan tombak dan menunjukkannya kepada semua
orang. Davina mengamati semua orang seraya berteriak, "Siapa lagi?"
Suasana kacau itu seketika menjadi
sunyi.
Semua orang menatap Davina dengan
ekspresi ketakutan.
Ini adalah pemandangan yang sangat
mengejutkan.
Kepala keluarga Elyora di alam
rahasia diangkat dengan tombak, tubuhnya dilumuri dengan darah dan menjerit
dengan keras.
Wanita itu bagaikan seorang Dewi
Perang, mengarahkan tombaknya ke hadapan para master ilahi dengan aura yang
sangat agung.
"Kak Davina ... hebat
sekali!" gumam Sofia.
"Ini cukup mengesankan. Di
antara junior yang melewati penghalang pertama, dia adalah yang kedua setelah
aku..." ujar Dewina juga dengan tatapan terkejut.
"Tolong... tolong ampuni
nyawaku!"
"Aku mengaku kalah. Aku bersedia
berunding. Aku juga bersedia menjadi budak Adriel. Tolong, ampuni aku!"
Di bawah tatapan kaget orang banyak,
Jevon yang tertusuk oleh tombak, memuntahkan darah dari mulutnya seraya
mengerang lemah, memohon belas kasihan.
"Jangan memohon ampun, dasar
pengecut! Aku belum puas bertarung denganmu!"
Davina belum puas sambil berteriak
dengan marah.
Dia mengamati sekeliling seraya
berkata, "
Bukankah kalian semua juga pengecut
karena sudah menikmati sumber daya di alam rahasia? Jangan mundur, ayo serang
bersama-sama!"
Tepat ketika semua orang terkejut.
Pada saat berikutnya, seorang pria
tua muncul.
Dia memakai jubah naga emas. Rambut
putihnya berkibar dan wajah sangat berwibawa.
"Leluhur Ketujuh Belas!"
Ketika melihat pria tua tersebut,
semua orang langsung bereaksi dan bergegas memberi hormat seakan-akan baru saja
melihat seorang juru selamat. Semua orang langsung berlutut di tanah dalam
sekejap.
"Yang Mulia datang!"
Tatapan Dewina penuh amarah saat
melihat sosok ini. Leluhur Ketujuh Belas adalah tujuan dari kedatangannya kali
ini!
"Leluhur Ketujuh Belas, tolong
selamatkan kepala keluarga kami!"
Seorang anggota keluarga Elyora
berteriak dengan tergesa-gesa.
"Sepuluh, tujuh belas ... "
Jevon menatap Leluhur Ketujuh Belas dengan tatapan penuh harap di matanya
seraya memanggil dengan lemah.
Leluhur Ketujuh Belas melirik Jevon
yang sedang ditusuk tombak, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Apa kamu
baru saja memohon belas kasihan darinya?"
Jevon sedikit tertegun.
Srak!
Leluhur Ketujuh Belas menunjuk dengan
santai, lalu aliran energi sejati menyeruak keluar dan langsung menembus dahi
Jevon.
Semua orang tercengang.
Davina menyipitkan matanya seraya
bergumam, " Kamu..."
"Aku baru saja menerima berita
dari Leluhur Kelima Belas kalau ada keturunan keluarga kerajaan yang
memberontak. Ternyata kamu. Siapa namamu dan siapa orang tuamu?" tanya
Leluhur Ketujuh Belas sambil menatap Davina.
"Memang itu urusanmu?"
sahut Davina sambil tersenyum.
Duar!
Ekspresi wajah Leluhur Ketujuh Belas
berubah menjadi dingin, aura mengerikan langsung menyeruak dari tubuhnya. Aura
itu begitu kuat sehingga Davina segera mundur beberapa langkah. Darah dan
energi sejatinya terguncang. Tingkat kultivasinya yang baru saja menerobos juga
ditekan di depannya.
Namun, Davina tetap teguh dan tidak
mundur saat berhadapan dengan Leluhur Ketujuh Belas.
"Menarik, nggak heran kalau
Leluhur Kelima Belas tertarik padamu."
Leluhur Ketujuh Belas menatapnya
dengan penuh minat, lalu melirik semua orang di tempat itu dengan tatapan kejam
sambil berkata, "Tiga jam sudah berlalu dan kalian gagal mencapai tujuan
kalian. Perintah pembunuhan dikerahkan!"
Dalam sekejap, ekspresi semua orang
berubah drastis dan berkata, "Leluhur Ketujuh Belas, tolong selamatkan
nyawa kami. Kami masih bisa bertarung..."
"Bunuh!"seru Leluhur
Ketujuh Belas dengan tenang.
Terdengar ledakan keras dan aura
mengerikan muncul di langit. Ada lebih dari puluhan anggota master ilahi,
semuanya menatap pemandangan itu dengan ekspresi acuh tak acuh. Tanpa
ragu-ragu, mereka langsung menyerbu ke tengah kerumunan dan mulai membantai
dengan sengit.
Dalam sekejap, situasinya dipenuhi
dengan teriakan. Anggota tubuh serta tangan yang terpotong melayang di mana-mana.
Tampak seperti neraka di dunia.
Pada saat ini, Dewina melirik ke arah
master ilahi yang datang untuk membunuhnya dengan santai. Dilihat sekilas,
mereka semua hanya kelas rendah. Dewina menunjukkan ekspresi meremehkan dan
siap mengambil tindakan.
No comments: