Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2942
Adriel yang memang sudah tak terkalahkan
di tingkat yang sama, sekarang dia meluncurkan Segel Pertama Teknik Penerobos
Surgawi Larangan sudah mencapai master ilahi tingkat ketujuh. Saat ini Freya
benar-benar tidak sanggup melawan lagi, diinjak-injak dan dihancurkan dengan
kejam. 3
"Aduh!"
Freya menjerit kesakitan.
Bagaimanapun dada adalah area yang sangat sensitif bagi seorang wanita, dan
kini dia hampir diinjak rata oleh Adriel, benar-benar sangat memalukan!
"Sofia, apa lagi yang kamu
lihat? Cepat tolong dia!"
Suban berteriak dengan ekspresi
ketakutan. 2
"Kak, Kak Adriel, kamu... "
Melihat kejadian itu, Sofia berteriak
dan meminta Adriel untuk mengampuninya.
Namun, pada saat ini Davina justru
menariknya dan menggelengkan kepala sambil berkata, "Orang seperti ini
harus diberi pelajaran, kalau nggak, dengan sifatnya itu, suatu saat nanti
pasti akan terjadi masalah. Ada baiknya Adriel memberinya pelajaran sekarang,
setidaknya dia nggak akan membunuhnya."
Sofia menunjukkan ekspresi tidak
tega, tetapi dia tidak lagi berbicara dan hanya melihat Freya yang merintih
kesakitan.
Pada saat ini, Freya sudah muntah
darah, lalu dia berkata kepada Adriel dengan ekspresi kesakitan, " Aku
menyerah, jangan injak aku lagi. Aku minta maaf, bisakah kamu maafkan
aku..."
Adriel menatapnya dan berkata,
"Kenapa kamu berpikir bahwa dengan meminta maaf, aku akan memaafkanmu
begitu saja?"
Setelah itu, dia menatap Freya dan
berkata, " Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku akan membuatmu nggak
bisa turun dari tempat tidur di sisa hidupmu?"
Freya tertegun, kemudian dia menatap
Adriel dengan rasa tidak percaya dan berkata, "Aku adalah kakaknya Sofia,
aku ... "
Adriel langsung menginjak pusat
energi di tubuhnya.
Duar!
Pusat energi Freya langsung hancur!
"Ahh!"
Freya menjerit kesakitan. Energi
sejati di dalam tubuhnya mengalir keluar dengan cepat dan kekuatan kultivasinya
menghilang dengan cepat.
"Kekuatan kultivasiku, kekuatan
kultivasiku!"
teriak Freya. 1
Muncul rasa kecewa dan ketakutan di
tatapan matanya karena merasakan pusat energi dirinya hancur.
Apa artinya ini?
Ini berarti dia telah benar-benar
menjadi orang yang tidak berguna!
Masa depan, ahli, semuanya hilang
begitu saja!
"Kamu, kamu..."
Freya menatap Adriel dengan putus asa
dan marah, kemudian dia tiba-tiba muntah darah dan langsung pingsan.
Saat ini Adriel mengangkat kakinya
dan berkata dengan tak acuh, "Akibat perbuatan sendiri, nggak boleh
diselamatkan."
Saat ini, Suban masih berlutut dan
menatap Freya dengan keputusasaan. Mulai sekarang, genius terhebat dari
keluarga Janita telah jatuh!
Sedangkan Sofia juga melihatnya
dengan wajah pucat dan dia sangat terkejut hingga tidak bisa berkata apa-apa.
Adriel tiba-tiba menatap Suban dan
berkata, " Kamu, pulanglah."
Mendengar kata-kata itu, tubuh Suban
langsung gemetar. Dia memandang Adriel dengan perasaan takut dan senang.
Awalnya dia mengira bahwa setidaknya dirinya akan dihukum dengan dihilangkan
kultivasinya.
Dia buru-buru berkata, "T-Terima
kasih Majikan telah mengampuniku...".
Setelah itu, dia pun langsung lari.
Dia bahkan tidak berani menanyakan tentang Freya dan Sofia. Selama Sofia masih
berada di samping Adriel, Keluarga Janita masih memiliki secercah harapan.
Saat ini, di lokasi tersebut selain
ada banyak mayat yang berserakan, kini hanya tersisa Adriel, Davina dan Sofia.
"Apa kamu membenciku?"
tanya Adriel kepada Sofia.
Sofia menatapnya, tersenyum pahit,
lalu menggelengkan kepalanya dan berkata, " Bagaimanapun kakak sepupuku
yang salah duluan."
Mendengar perkataannya, ekspresi
wajah Adriel agak berubah, lalu dia menatapnya dan berkata, " Pusat
energinya masih bisa diperbaiki."
"Apa?"
Sofia menatapnya dengan kaget dan
gembira.
"Tergantung apakah dia bisa
berubah atau nggak di kemudian hari," ujar Adriel.
Adriel tersenyum. Dia tidak begitu
percaya bahwa Freya bisa berubah. Adriel bisa memberikan toleransi kepadanya
karena dia menghargai Sofia.
Sofia langsung menampakkan wajah
gembira setelah mendengar kabar tersebut, lalu ia berkata dengan penuh rasa
bersyukur, "Terima kasih banyak Adriel ... Oh bukan, Majikan."
Adriel menggelengkan kepala dan
berkata, "Lebih baik kamu tetap panggil aku Adriel, aku nggak mau menjadi
majikan siapa pun. Di dunia ini juga nggak ada yang bisa menjadi majikan siapa
pun."
No comments: