Membakar Langit ~ Bab 2963

Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout

Bab 2963

 

Namun, Adriel menatap Darah Keabadian itu. Setelah berpikir sejenak, dia tetap meletakkannya kembali.

 

Darah Keabadian ini benar-benar terasa terlalu mencurigakan. Bisa memulihkan vitalitas, mempercepat peningkatan kekuatan, dan seolah tak memiliki efek samping sama sekali.

 

Sesuatu yang terlalu bagus seperti ini terasa tidak nyata baginya. Semua manfaat itu datang terlalu mudah, dan Adriel belum bisa melihat apa sebenarnya esensi dari benda itu.

 

Lebih baik diteliti dulu sebelum digunakan.

 

"Hubungan keluargamu, keluarga Janita, dengan Penjaga Pintu itu sebenarnya apa?" tanya Adriel padanya.

 

"Leluhur keluarga Janita kami, Andrean, adalah salah satu tetua di Penjaga Pintu. Dia cukup berpengaruh dalam organisasi itu," jawab Freya sambil menahan rasa tidak nyaman di dadanya.

 

Dia sempat ragu sejenak, lalu melanjutkan, "Tapi strategi mempertahankan kekuatan itu ditetapkan oleh beliau sendiri. Dia nggak akan membantumu."

 

Adriel tersenyum tipis. Dengan kekuatan yang dia miliki sekarang, bahkan dewa sekalipun bisa dia hadapi. Dia tak butuh bantuan Penjaga Pintu. Kalau organisasi itu memang dalam masalah, justru dia yang mungkin bisa menolong mereka.

 

Namun dari yang dia lihat sekarang, bukan cuma Penjaga Pintu yang rumit, bahkan keluarga Janita pun penuh perhitungan. Adriel pun tidak berniat ikut campur. Biarlah mereka menghadapi akibatnya sendiri.

 

Saat itu, suara Freya terdengar lagi, "Kamu bisa lepaskan tanganku sekarang?"

 

"Oh, maaf."

 

Adriel melepaskan tangannya. Suhu hangat masih tertinggal di telapak tangan, dengan aroma samar yang menggantung.

 

Freya memandangnya, lalu ragu sejenak sebelum berkata, "Bisakah kamu melepaskanku? Aku sekarang sudah jadi orang yang nggak berguna, jadi nggak ada gunanya lagi bagimu."

 

"Jangan merendahkan dirimu seperti itu," jawab Adriel sambil menggelengkan kepala.

 

Apa maksudnya dengan kata-kata itu?

 

Freya memandangi Adriel, tiba-tiba merasa tak tenang.

 

Tepat saat itu, tiba-tiba saja, sebuah aura kuat datang dari luar, menembus masuk ke dalam gua dan langsung mengunci posisi mereka.

 

Begitu merasakan aura yang familiar itu, Freya langsung berseru dengan gembira, "Leluhur!"

 

Leluhur? Andrean?

 

Namun, aura ini hanya setingkat master ilahi tingkat sembilan?

 

Adriel berdiri dan berjalan keluar gua. Di luar, dia melihat seorang lelaki tua berdiri di mulut gua dan sedang berbincang sambil tersenyum dengan Sofia.

 

Di samping mereka, Davina memicingkan mata dan memperhatikan pria itu dengan seksama.

 

Saat Adriel melangkah keluar, Sofia buru-buru memperkenalkan, "Leluhur, inilah Adriel. Dia adalah pewaris Tabib Agung... "

 

Namun sebelum Sofia selesai bicara, pria tua itu menoleh ke arah Adriel, tersenyum ramah lalu bertanya, "Jadi kamu Adriel?"

 

Sofia terkejut menatap Andrean dengan bingung. Bagaimana bisa dia bicara pada pewaris Tabib Agung seperti itu, tanpa penghormatan sedikit pun?

 

Adriel pun menatap balik pria itu, lalu menjawab, " Benar, itu aku."

 

Andrean menatap Adriel sekilas, lalu tertawa kecil dan bergumam, "Masih muda, tapi sudah punya kekuatan sehebat ini. Bagus, bagus!"

 

Adriel tersenyum tipis dan berseru, "Memang begitu adanya."

 

Fakta tetaplah fakta. Tak ada gunanya merendah. Lagi pula, Adriel memang tak berniat menjalin hubungan apa pun dengan tetua keluarga Janita yang penuh perhitungan ini.

 

"Senior datang ke sini untuk menjemput Freya dan Sofia, bukan? Silakan saja... "

 

Adriel hendak melanjutkan.

 

Namun, Andrean menggeleng sambil tersenyum, lalu menatap Adriel dan berkata, "Saat ini, tiga Kaisar besar sedang bersiap mengepungmu. Apa pendapatmu soal itu?"

 

Adriel menatapnya lalu bertanya, "Pendapat apa? Ya tentu saja lawan mereka."

 

Mendengar itu, Andrean tersenyum puas dan berkata, "Bagus. Karena ucapanmu barusan, kamu kini bagian dari Penjaga Pintu. Aku adalah atasan langsungmu. Kuharap kamu pegang ucapanmu.

 

Dalam pertempuran ini, kamu nggak boleh mundur.

 

"Begitu pertempuran dimulai, kamu harus bertahan selama satu jam dalam pengejaran mereka. Kalau nggak, sesuai aturan organisasi, aku sendiri yang akan menghabisimu."

 

Mendengar kata-kata itu, Sofia terkejut dan berujar, "Leluhur, apa maksudmu? Dia ini kan... "

 

"Diam! Ini bukan urusanmu!" teriak Adrean langsung dengan penuh wibawa.

 

Adriel memandangi pria tua itu, lalu tiba-tiba tersenyum dan bertanya, "Jadi kamu mau memberiku perintah?"

 

Andrean menatap balik, masih dengan senyum tipis. Dia berkata dengan santai, "Aku tahu kamu punya harga diri. Untuk merekrut orang sepertimu memang perlu penghormatan. Tapi ini saat genting.

 

Aku nggak punya waktu untuk memanjakan egomu.

 

Jadi, langsung saja. Penjaga Pintu butuh kekuatanmu untuk menahan tiga Kaisar itu selama satu jam. Kamu pun butuh perlindungan dari kami. Kalau nggak bergabung dengan Penjaga Pintu, mau bergantung pada siapa? Mau hadapi sembilan

 

penghalang itu sendirian? Hah?"

 

Adriel menatapnya, lalu menunjuk ke arah luar dan berkata, "Pergi."

 

Andrean terdiam sejenak, lalu menghela napas dan berujar dengan nada kecewa, "Anak muda selalu terlalu menjunjung tinggi harga diri. Padahal hanya soal wajah, apa pentingnya?"

 

"Baiklah, aku nggak mau memperpanjang. Selama kamu mau menuruti perintah, aku akan memberimu hadiah ini... "

 

Sambil bicara, dia mengambil sebuah botol giok dari dalam kantong penyimpanan. Di dalamnya, tampak setetes Darah Keabadian.

 

Lalu dia memandang Adriel sambil tersenyum dan bertanya, "Kamu tahu ini apa?"

 

Adriel menatap botol itu, lalu tiba-tiba tertawa.

 

"Apa yang kamu tertawakan?" tanya Andrean sambil mengerutkan kening."

 

"Aku tertawa karena sebelum tiga Kaisar itu datang, tampaknya kita berdua sudah akan bertarung duluan," jawab Adriel.


Note: Bang David..dari awal buat blog ini ya untuk cari duit..makanya pasang iklan..tapi tak seindah bayangan..tapi terus lanjutkan karena hobi saya baca juga.. Kalau bisa beli novel di aplikasi pakai daun, saya pun tak perlu capek.
Abang baca gratisan saja merepet. Sampai bilang bilang bangsat.

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 2963 Membakar Langit ~ Bab 2963 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on August 22, 2025 Rating: 5

2 comments:

  1. Semangat Thor ... comment botol begitu jangan di gubris

    ReplyDelete
  2. Orang tolol yg comen begitu minn..
    Ga usah di ambil hati senyumin aja min..

    ReplyDelete

Powered by Blogger.