Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2916
Namun, Davina tak menghiraukannya
sama sekali, hanya melewatinya begitu saja dan masuk ke dalam paviliun.
Sofia yang khawatir ayahnya akan
marah, buru-buru menarik lengannya dan berkata cemas, "Ayah, aku sudah
janji ikut pulang, jadi tolong ... jangan bikin keributan lagi!"
Namun, Suban tidak tampak marah
sedikit pun. Dia hanya memandang punggung Devina yang menghilang, lalu
mendengus dingin penuh ejekan. " Aku mana sudi memperhitungkan orang yang
sebentar lagi mati?" gumamnya sinis.
"Masa depan? Burung phoenix?
Buktikan dulu kalian bisa selamat dari perintah pembantaian ini!"
Begitu mereka keluar dari paviliun,
tiba-tiba terdengar bentakan keras, "Benar, 'kan! Keluarga Janita memang
bersekongkol dengan Adriel!"
Sekelompok orang muncul di hadapan
mereka.
Di barisan depan, berdiri Morgan dan
Jorkef. Di sisi mereka, tampak banyak pengikut dengan mata merah membara
menatap penuh dendam.
Itulah keluarga Elyora, meski
sebelumnya dibiarkan hidup oleh Adriel, kini dengan keluarnya perintah
pembantaian, mereka tidak punya pilihan lain selain kembali ke medan konflik.
Kalau tidak, mereka sendiri yang akan jadi target selanjutnya.
"Keluarga Elyora? Nggak... hanya
cabang keluarga Elyora rupanya."
Suban menyapu pandangan ke arah
mereka, lalu tersenyum santai dan berkata, "Saudara sekalian salah paham.
Aku hanya datang untuk menjemput putriku. Mulai sekarang, Keluarga Janita nggak
punya hubungan apa pun dengan Adriel. Silakan lanjutkan urusan kalian."
Selesai berkata, dia pun hendak
pergi.
"Berani -beraninya kamu mau
pergi begitu saja!"
Suara serak Jorkef menggelegar. Dia
terbaring di atas tandu, tetapi mata tajamnya menusuk langsung ke arah Suban.
"Memutus hubungan dengan Adriel itu urusanmu! Tapi dosa keluarga Janita
nggak bisa dibersihkan semudah itu!" teriaknya.
Suban melirik tajam, lalu menoleh
pada Sofia dan mengirimkan suara hati, "Kenapa Adriel kerjaannya
setengah-setengah begini? Masih ada yang lolos?"
Sofia hanya menunduk. Wajahnya suram,
tetapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun.
Suban mengerutkan dahi dan bertanya,
"Jadi kalian mau apa sekarang?"
"Putrimu itu... wanita Adriel,
bukan?"
Jorkef mendadak meraung, matanya
merah darah dan berteriak, "Serahkan dia padaku! Seumur hidupnya, dia
harus melayaniku! Dan satu hal lagi, dalam pertempuran ini, keluarga Janita
yang harus turun lebih dulu!"
Wajah Suban langsung mengeras.
"Paman Suban, setujuilah ...
Kalau Sofia jadi bagian dari keluarga Elyora, aku pasti akan menjaganya baik
-baik..."
Morgan berusaha membujuk dengan suara
hati-hati.
"Enyahlah!"
Tiba-tiba, seorang pria paruh baya
dengan wajah berwibawa mendorong Morgan ke samping. Dia menatap tajam ke arah
Suban dan berkata dengan nada berat, "Suban, aku juga nggak ingin
mempersulitmu. Tapi keluarga Janita harus menunjukkan itikad baik. Mulai
sekarang, kalian harus tunduk pada keluarga Elyora."
Pria itu adalah kepala keluarga
cabang Elyora. Kedudukannya sejajar dengan keluarga Janita, dan selama ini
hubungan mereka cukup baik.
Suban menatapnya, lalu berkata dengan
nada datar, "Kamu pikir bisa menekanku?"
Pria itu hanya tersenyum ringan dan
membalas, " Putrimu terbukti bersekongkol dengan musuh.
Jangan paksa aku melapor ke kerajaan.
Kamu tahu sendiri, kerajaan tidak pandang bulu. Meski kamu memutus hubungan
dengan pemberontak, putrimu tetap akan dihukum mati."
Suban menatapnya lama, lalu tertawa
kecil. "Jadi kamu belum melapor rupanya," ujarnya.
"Suban, aku tahu kamu ingin
membunuhku. Tapi ...
Kepala keluarga Elyora melangkah
maju, sembari tersenyum tenang. Saat itu, auranya meledak sedikit.
Master ilahi tingkat enam!
Dan saat itu juga, beberapa orang di
belakangnya ikut melangkah maju. Wajah mereka dingin, dan ... Mereka semua...
juga master ilahi tingkat enam!
No comments: