Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2920
Dalam keluarga, memang semua diukur
dari senioritas.
Namun, dalam organisasi, kedudukan Freya
jauh lebih tinggi darinya, dan kini dia bahkan memikul misi besar yang
menyangkut masa depan seluruh organisasi!
"Freya, itu... salahku. Aku lengah,
semua gara -gara si Adriel itu!"
Suban buru-buru menceritakan semua
interaksi antara Adriel dan Sofia, tanpa melewatkan satu pun detail.
"Adriel?"
Freya mendengar semuanya, lalu wajah
cantiknya yang memesona berubah dingin. "Awalnya, aku malas peduli hidup
matinya dia," ujarnya.
"Tapi tampaknya, bocah itu cukup
licik. Dia tahu benar cara memanfaatkan kepolosan Sofia sampai membuatnya
begitu setia. Orang seperti itu... layak mati."
"Benar, memang harus
dibunuh!"
Suban cepat-cepat mengangguk, lalu
mencoba menyelidik, "Tapi... kekuatan Sofia tidak tinggi, kenapa
organisasi mau menerimanya?"
Freya menoleh dan menjawab datar,
"Hal yang harus dia lakukan... tak ada hubungannya dengan kekuatan."
Suban tercengang.
Tak ada hubungannya dengan kekuatan?
Lalu, apa yang bisa dibanggakan
Sofia?
Jangan-jangan ...
Ekspresinya berubah, ia buru-buru
berkata, " Freya, jangan dorong Sofia ke jurang api! Orang-orang di
organisasi itu... umurnya sudah setua apa? Kamu ... "
"Kamu kira aku apa? Mana mungkin
aku menyerahkan Sofia ke tangan mereka!" bentak Freya tajam.
"Bukan mereka? Lalu,
siapa?"
Suban bingung. Kalau bukan untuk
melayani para tetua, lalu siapa yang bisa membawa Sofia langsung melesat ke
atas?
Saat itu, Freya memandangnya dengan
serius, suaranya pelan tetapi penuh tekanan, "Tabib Agung. Lebih tepatnya
penerus Tabib Agung."
Hening seketika menyelimuti ruangan.
Suban menatapnya dengan ekspresi tak
percaya, tenggorokannya kering. "Penerus Tabib Agung sudah datang?"
Freya mengangguk perlahan.
"Jangan tanya lebih jauh," peringatnya.
"Aku ... aku mengerti."
Suban langsung sumringah, tetapi
hatinya juga penuh debar. "Tapi... kamu sudah melihat orangnya? Seperti
apa dia? Benarkah dia penerus Tabib Agung? Apa dia benar-benar mampu
menumbangkan keluarga kerajaan?" tanyanya.
Pertanyaan demi pertanyaan keluar
tanpa jeda.
Freya memelototinya. Wajahnya
langsung gelap. Dengan nada dingin dia menahan diri, "Aku hanya bisa
bilang organisasi sudah memastikan identitasnya. Kami tahu dia sedang dalam bahaya,
dan sekarang sedang menuju ke sana untuk menyelamatkannya. Kalau kamu berani
tanya satu kata lagi, kutampar lagi!"
"Baik, baik! Aku tak tanya
lagi!"
Suban buru-buru angguk-angguk, tetapi
di dalam hati, dia hampir pingsan karena terlalu gembira.
Sekarang dia paham, kenapa tadi dia
ditampar!
Pantas ditampar!
Sofia itu calon istri penerus Tabib
Agung, dan dia malah mau bikin dia naksir orang lain? Kalau ditampar sampai
jadi bengkak juga masih kurang!
Begitu sang penerus naik tahta dan menguasai
alam rahasia bersama organisasi, keluarga Janita, yang selama ini menyimpan
kekuatan, jumlah anggota banyak, punya hubungan lama dengan Tabib Agung,
ditambah kedekatan Sofia dengan sang penerus, pasti akan jadi penguasa alam
rahasia ini!
Dan dirinya... akan jadi mertua sang
penerus!
Suban hampir tak bisa menahan
senyumnya.
Sekarang dia akhirnya tahu kenapa
keluarga mereka bermarga Janita, karena bakal jadi anugerah di sisi bantal sang
penerus!
"Oh ya, nanti kalau Sofia sudah
dekat dengan penerus Tabib Agung, kamu juga jangan cuma tahu berkelahi, ya.
Suruh Sofia bimbing kamu juga," katanya dengan semangat.
Ucapan macam apa itu. Orang tua ini
lumayan " murah hati".
Anaknya ditiduri orang, masih sempat
pikir saudaranya sendiri.
Namun, sayangnya, dia tidak tahu.
Untuk keluarga Janita sekarang, ranjang Adriel itu bukan sembarang ranjang, itu
singgasana.
"Aku nggak butuh kamu
atur-atur," kata Freya dengan datang.
Lalu, dia menambahkan,
"Kepulanganku kali ini, selain menjemput Sofia, juga untuk diriku
sendiri."
"Kamu mau ... apa?"
Suban menatapnya bingung.
Freya berdiri dengan tangan di
belakang, menatap jauh ke depan, dan berkata pelan, "Penerus Tabib Agung
akan segera muncul. Aku harus bunuh satu kaisar, dengan prestasi itu, baru dia
mau melirikku."
No comments: