Untuk membaca bab 2801 - bab 2900, silahkan kunjungi http://lynk.id/novelterjemahan/3n0repznepm9/checkout
Bab 2921
Targetnya adalah Leluhur Ketujuh
Belas?
Suban seketika mengerti.
"Kali ini, Adriel dijadikan
sebagai tameng. Setelah Leluhur Ketujuh Belas tewas, akan bisa langsung menjebak
Adriel. Dengan begitu, saat Adriel tewas lagi, nggak akan ada yang mencurigai
kita."
Leluhur Ketujuh Belas adalah master
ilahi tingkat delapan. Dia dikelilingi dengan banyak ahli di sekitarnya,
sementara Freya hanya seorang diri.
Suban menatap Freya seraya berkata
dengan nada lembut dan penuh emosi, "Kekuatan yang baru saja kamu
tunjukkan cuma puncak dari gunung es ...
"Nggak heran kalau kamu memang
orang yang dipilih oleh organisasi."
Sementara itu, Adriel, mereka sudah
lama tidak lagi peduli padanya.
Pada saat ini, di sisi lain.
"Ada ahli keluarga Janita yang
datang di luar. Mereka baru saja berurusan dengan sekelompok orang," ujar
Davina seraya menyesap tehnya.
Adriel memejamkan mata dan melatih
keterampilannya tanpa mengucapkan
sepatah kata pun.
Davina tak kuasa menahan diri untuk
kembali berkata, "Keluarga Janita sudah mengintai selama bertahun-tahun,
kekuatan yang terkumpul nggak sedikit dan bahkan masih bisa digunakan. Selama
kamu mengungkapkan identitasmu, bahkan demi Sofia juga..."
Tiba-tiba, Adriel langsung menyela
ucapannya, " Kesalahan keluarga Janita bukan karena mereka meremehkan aku,
tapi pada pemikiran mereka."
Dia tiba-tiba membuka matanya seraya
berkata dengan tenang, "Pada hari saat Tabib Agung nggak bisa mengendalikan
alam rahasia, mereka bisa mempertahankan kekuatan mereka dan tetap bertahan
hidup. Bisa saja, mereka bahkan bisa menyerah juga. Bagaimanapun, garis
keturunan Tabib Agung nggak bisa menjaga mereka."
"Walaupun mereka berpikir untuk
mempertahankan kekuatan mereka dan
berharap mereka bisa berbagi keuntungan setelah perang ... aku juga cuma merasa
kesal, masih belum membuatku merasa putus asa terhadap mereka."
Saat ini, Adriel kembali berkata
dengan tatapan marah di matanya, "Yang benar-benar membuatku merasa putus
asa terhadap mereka adalah hal-hal yang mereka lakukan, tapi nggak mereka
katakan!"
"Bayangkan kalau tujuan mereka
adalah
mempertahankan kekuatan mereka secara
pasif dan menunggu Tabib Agung datang kembali. Lalu, kalau ada bawahan Tabib
Agung yang berani melawan dalam empat puluh tahun terakhir, bagaimana sikap
yang diambil oleh mereka?"
Davina terdiam.
Keluarga Janita jelas tidak menyukai
orang-orang seperti ini. Mereka tidak hanya tidak menyukainya, tetapi juga akan
menghalangi mereka.
Lagi pula, jika salah satu bawahan
dari Tabib Agung memberontak, bukankah hal itu akan meningkatkan kemungkinan
terbongkarnya identitas mereka?
Ini hanya spekulasi dan tidak ada
bukti. Akan tetapi, kemungkinan dari spekulasi ini hampir benar dengan fakta
yang sebenarnya.
"Nggak ingin berkorban, tapi
berharap akan imbalan. Nggak perlu menghiraukan keluarga seperti ini,"
tandas Adriel seraya menahan amarahnya.
Davina mengangguk pelan dan menyahut,
"Aku mengerti."
Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara
gaduh dari luar. Ternyata ada orang yang terus berdatangan dan turun dari
langit. Dalam waktu singkat, tiga master ilahi sudah memata-matai situasi di
tempat itu dari kejauhan.
"Orang-orang mulai
berdatangan," ujar Davina dengan suara tegas.
Adriel mengangkat tangannya, lalu
melemparkan sebuah botol kaca padanya.
Energi spiritual dari ramuan di dalam
botol itu bagaikan gelombang pasang yang mengamuk dan sangat pekat.
"Ini..."
Ekspresi wajah Davina agak ragu.
"Pil Penembus Batas!"
Adriel menyahut dengan tenang,
"Sudah saatnya kamu untuk menerobos tingkatan. Makin sengit
pertarungannya, akan makin bagus efek dari pilnya.
"Hari ini, kamu harus menerobos
satu tingkat lebih dulu."
Davina tampak bersemangat.
Setelah berkata demikian, wanita itu
mengeluarkan Tombak Perak Embun Beku. Senjata itu meledak dengan suara
berdenting dan aura membunuh yang dingin langsung menyeruak.
Hati Davina dipenuhi dengan semangat
yang membara. Dia menatap Adriel sambil bertanya, "Apa kamu juga menerobos
satu tingkat?"
"Lihat saja apa akan ada musuh
yang cukup kuat untuk menekanku."
Adriel tersenyum.
"Walaupun nggak ada, aku akan
mendatangkannya untukmu!"
Davina tertawa terbahak-bahak, lalu
melompat menjauh.
Di belakangnya, Adriel tersenyum
samar seraya menutup matanya perlahan.
Saat ini, di sekelilingnya terdapat
banyak tumbuh tanaman obat langka yang sulit ditemui di dunia luar. Pada saat
ini, seiring dengan Adriel yang menarik napas, energi spiritual yang pekat itu muncul
dari tanaman obat, berubah menjadi aliran air kecil dan mengelilingi Adriel.
Ketika bahan obat sudah cukup banyak
dan berkualitas tinggi, maka tidak perlu lagi membuat mandi obat. Energi
spiritual yang begitu pekat hingga padat ini saja sudah sangat membawa manfaat.
Setiap kali Adriel menarik napas,
energi spiritualnya bergejolak bagaikan seekor naga. Energi itu terus
membersihkan tubuh Adriel dan membuat tingkatan kultivasinya pun meningkat
dengan pesat.
Saat ini, suara keras dan lantang
Davina terdengar dari luar, "Siapa pun yang bisa bertarung, keluar dan
hadapi aku! Aku ingin melawan sepuluh orang sekaligus!"
No comments: